Gas Karbon Monoksida TINJAUAN PUSTAKA

Formatted: Tab stops: Not at 7,62 cm Tabel 1. Baku mutu udara ambien Nasional No. Parameter Waktu Baku Mutu Pengukuran Metode 1. SO 2 Sulfur Dioksida 1 jam 24 jam 1 Thn 900 ugNm 3 365 ugNm 3 60 ugNm 3 Parasanilin 2. CO Karbon monoksida 1 jam 24 jam 1 Thn 30.000 ugNm 3 10.000 ugNm 3 NDIR 3. NO 2 Nitrogen Dioksida 1 jam 24 jam 1 Thn 400 ugNm 3 150 ugNm 3 100 ugNm 3 Salzman 4. O 3 Oksidan 1 jam 1 Thn 235 ugNm 3 50 ugNm 3 Chemiluminescent 5. HC Hidro Karbon 3 jam 160 ugNm 3 Flame Ionization Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Indonesia, 1999 Tabel 2. Baku mutu udara emisi sumber bergerak No. Jenis Kendaraan Bermotor Bahan Bakar Mutu udara emisi CO NO ppm Pb ppm Asap 1. Mobil penumpang Bensinpremix Solar BBM 2 Tak Gas 4,50 - 4,50 3,00 1.200 1.200 1.200 - 1.200 1.200 1.200 - - 50 50 - 2. Mobil Barang Bensinpremix Solar Gas 4,50 - 3,00 1.200 1.200 - 1.200 1.200 - - 50 - 3. Mobil Bus Bensinpremix Solar Gas 4,50 - 3,00 1.200 1.200 - 1.200 1.200 - - 50 - 4. Sepeda motor Bensinpremix BBM 2 Tak 4,50 4,50 2.800 3.600 2.400 3.000 - - Sumber : Fauzi Soelaiman, 1993

2.2. Gas Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini sangat stabil, dan mempunyai waktu tinggal di udara cukup lama, antara 2 – 4 bulan, sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kematian bagi manusia. Secara global dari beberapa sumber emisi gas karbon monoksida, pembakaran Formatted: Tab stops: Not at 7,62 cm bahan bakar fosil merupakan sumber emisi utama yang mencapai lebih dari 60 total emisi karbon monoksida. Karbon monoksida merupakan hasil pembakaran tak sempurna bahan bakar fosil BBF pada kendaraan bermotor dan pemanasan Soelaiman, 1993. Mekanisme berlangsungnya peracunan oleh karbon monoksida secara prinsip adalah terganggunya transpor oksigen dalam darah oleh reaksi antara karbon monoksida dengan hemoglobin dimana gas karbon monoksida mempunyai daya afinitas atau daya ikat dengan hemoglobin 250 kali lebih tinggi dibanding dengan daya ikat oksigen dengan hemoglobin Stern, 1977. Ini berarti orang yang menghirup gas karbon monoksida harus bernafas lebih banyak dan lebih cepat untuk menyediakan kebutuhan oksigen dalam darah. Ikatan antara karbon monoksida dengan hemoglobin membentuk komposisi yang relatif stabil yaitu karboksihemoglobin, menurut reaksi : Hb O 2 + CO Hb CO + O 2 Tingkat keracunan gas karbon monoksida tergantung pada konsentrasi gas dan lamanya menghirup karbon monoksida. Semakin lama menghirup karbon monoksida maka karboksihemoglobin semakin meningkat. Dengan pertambahan konsentrasi karbon monoksida atau semakin banyak karboksihemoglobin dalam darah tanda-tanda atau gejala-gejala keracunan mulai terlihat, antara lain sakit kepala, pusing, lemas, mata berkunang-kunang, telinga berdenging, mual, muntah- muntah, sesak nafas, lemah otot, pingsan, koma, dan mati Soelaiman, 1993. Pengaruh konsentrasi gas CO pada manusia diperlihatkan pada tabel 3. Tabel 3. Pengaruh karbon monoksida pada manusia No. Konsentrasi CO Tanda-tanda 1. 20 ppm 8 jam Baku mutu udara ambien RI 2. 100 ppm Sakit kepala 3. 500 ppm Pingsan 4. 1000 ppm Kematian manusia Sumber : Fauzi Soelaiman, 1993 Formatted: Tab stops: Not at 7,62 cm

2.3. Kondisi Meteorologi