15
suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak terhadap keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang. Sedangkan menurut Bishop 1994: 125, stres
adalah suatu respon dari setiap individu terhadap suatu situasi yang menekan. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu belebihan, maka hal ini dinamakan distres.
Untuk lebih jelas lagi memahami stres dapat dilihat dari bebarapa sudut pandang tentang stres dimana menurut Sarafino 1998: 70, yaitu sebagai berikut:
1. Stres sebagai stimulus
Dalam sudut pandang ini lebih baik menitikberatkan pada stres sebagai variabel bebas atau stres sebagai stimulus. Maksudnya bahwa stres disini
posisinya mempengaruhi orang yang mengalaminya sehingga ia menjadi tegang. 2.
Stres sebagai respon Sudut pandang kedua ini menitikberatkan pada reaksi terhadap stresor,
dalam sudut pandang kedua ini mendeskripsikan stres sebagai respon dari stresor yang ada jadi sifatnya sebagai variabel tergantung.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan stres adalah suatu kondisi atau keadaan yang dialami seseorang dimana ada ketidakpastian akan kemampuan
untuk menghadapi perubahan atau tuntutan yang terjadi dan menimbulkan gangguan pada diri individu tersebut.
2.1.2 Gejala-gejala Stres
Gejala-gejala stres menyangkut kesehatan fisik dan mental. Individu yang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis.
Individu tersebut sering menjadi mudah marah dan agresi, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak kooperatif.
16
Menurut Atkitson, Atkitson, dan Hilgrad 2002: 349, stres ditunjukkan dengan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Gejala emosional yaitu marah-marah, cemas, kecewa, suasana hati mudah
berubah-ubah, depresi, agresif terhadap orang lain, mudah tersinggung dan gugup.
2. Gejala kognitif yaitu merasa sulit berkonsentrasi, kacau pikirannya, mudah
lupa, daya ingat menurun, suka melamun berlebihan dan pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.
3. Gejala fisik yaitu sulit tidur, sulit buang air besar, sakit kepala, adanya
gangguan pencernaan, selera makan berubah, tekanan darah menjadi tinggi, jantung berdebar-debar, dan kehilangan energi.
Sedangkan Anoraga 2006: 110 menyatakan bahwa gejala-gejala dari stres adalah:
1. Gejala badan: sakit kepala, sakit maag, mudah kaget, banyak keluar keringat
dingin, gangguan pola tidur, lesu, letih, kaku leher sampai punggung, dada terasa panas atau nyeri, rasa tersumbat pada kerongkongan, gangguan
psikoseksual, nafsu makan menurun, mual, muntah, gejala kulit, bermacam- macam gangguan menstruasi, keputihan, kejang-kejang, pingsan dan sejumlah
gejala lain. 2.
Gejala emosional: pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, was-was, khawatir, mimpi-mimpi buruk, mudah marah atau jengkel,
mudah menangis, pikiran bunuh diri, gelisah dan padangan putus asa.
17
3. Gejala sosial: makin banyak makan, menarik diri dari pergaulan sosial, mudah
bertengkar dan membunuh. Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa gejala-gejala stres
maliputi gejala fisik, gejala kognitif, gejala emosional, dan gejala sosial.
2.1.3 Faktor-faktor Penyebab Stres
Stres dapat disebabkan banyak faktor. Menurut Smet 1994: 133, faktor- faktor yang menyebabkan stres adalah:
1. Variabel dalam kondisi individu: jenis kelamin, tempramen, faktor-faktor
genetik, inteligensi, pendidikan, suku, budaya, status ekonomi, dan kondisi fisik.
2. Karakteristik kepemimpinan:introvert-ekstrovert, stabilitas emosi secara
umum, tipe kepribadian A, ketabahan hardiness, locus of control pusat kendali, kekebalan dan ketahanan.
3. Variabel sosial kognitif: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial dan
kontrol pribadi yang dirasakan. 4.
Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial.
5. Strategi koping : menentukan bagaimana keputusan yang diambil berdasarkan
emosi atau pemikiran yang matang.
2.1.4 Sumber-sumber Stres