37
2.4 Teknik Permainan
Teknik permainan merupakan salah satu teknik pelatihan meningkatkan motivasi belajar siswa. Penjelasan mengenai teknik permainan dimulai dari 1
alasan permainan sebagai teknik meningkatkan motivasi belajar, 2 pengertian permainan, 3 pentingnya bermain bagi anak, 4 pengaruh yang ditimbulkan dari
bermain, 5 rencana permainan untuk meningkatkan motivasi belajar, yang akan di uraikan dibawah ini.
2.4.1 Alasan Permainan sebagai Teknik Meningkatkan Motivasi Belajar
Perilaku manusia terbentuk dari belajar. Dalam teori belajar behavioristik bahwa hasil belajar itu disebabkan oleh kemampuan internal manusia, namun
karena faktor jumlah atau variasi stimulus yang menimbulkan respon. Oleh karena itu apabila menginginkan siswa mencapai hasil belajar optimal, maka stimulus
harus dirancang secara menarik dan spesifik agar mudah direspon oleh siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin kreatif yang guru merancang stimulus yang
menarik maka hasil belajar siswapun akan baik. Menurut Anni dkk 2005:17 “teori belajar dalam behavioristik ada
banyak, diantaranya adalah conditioning, modeling, kognitif dan experience”. Teori belajar conditioning adalah dimana seorang guru mengkondisikan sistuasi
tertentu atau memberi stimulus dan penguatan yang baru dan kreatif sehingga individu atau siswa memperoleh respon yang baru sehingga siswa memperolah
hasil belajar yang baru. Selain teori belajar conditioning ada teori balajar modelling
yakni jenis belajar yang meniru perilaku orang lain dan pengalaman
38
yang dialami oleh orang lain atau meniru keberhasilan atau kegagalan orang lain. Dalam teori belajar ini, menurut Anni dkk 2005:26 “biasanya siswa meniru guru
sebagai model”. Kemudian teori balajar kognitif menurut Anni dkk 2005:27 adalah “individu atau siswa diajarkan untuk memantau dan mengatur perilakunya
sendiri”. Dan yang terakhir adalah teori balajar experience yaitu belajar melalui pengalaman yang dilakukan oleh siswa. Belajar dengan experience biasanya
dilakukan dengan metode permainan. Menurut Cremer 1993:XVI “belajar dari pengalaman adalah satu proses yang dalam kehidupan sehari-hari juga terjadi
secara terus menerus, yang diperlukan yaitu satu proses peristiwa yang dapat membuka mata atau menyadarkan atas pengalaman sendiri, sehingga pengalaman
itu menjadi bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya”. Menurut Salvin dalam Anni dkk, 2005:110 ‘Motivasi adalah proses
internal yang mengaktifkan, memandu, memlihara perilaku seseorang secara terus menerus’. Kemudian motivasi belajar adalah dorongan yang dimiliki individu
untuk melakukan perubahan tingkah laku yang menimbulkan kegiatan dan arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sebagai hasil dari
pengalamannya. Proses perubahan tingkah laku tersebut berlangsung sepanjang proses belajar dilaksanakan. Motivasi belajar di dapat melalui proses internalisasi
dari apa yang ia ketahui dan yang individu pelajari, yang membutuhkan waktu sehingga terbentuklah dorongan untuk melaksanakan belajar. Mengingat bahwa
peningkatan motivasi belajar merupakan proses, maka hal ini dapat diberikan melalui pendidikan formal yang direncanakan dan dirancang secara matang.
Teknik dan kegiatan juga harus direncanakan terlebih dahulu. Kemudian aspek-
39
aspek yang ditawarkan dan ditanamkan pada siswa harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tugas dan kejiwaan siswa.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar pada hakekatnya adalah dorongan yang dimiliki individu untuk melakukan perubahan
tingkah laku yang menimbulkan kegiatan dan arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sebagai hasil dari pengalamannya. Peningkatan motivasi belajar
berlangsung terus menerus dan bertahap dan sangat sulit sehingga perlu pelatihan atau penggunaan teori tertentu untuk dapat mengembangkan motivasi belajar
siswa. Teori belajar experiental learning yang biasanya dilakukan dengan teknik permainan, dianggap efektif untuk mengembangkan motivasi belajar siswa
karena metode ini menyadarkan seseorang atas pengalamannya sendiri sehingga pengalaman itu menjadi bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya.
2.4.2 Pengertian Permainan