Hasil Pelaksanaan Self and Peer Assessment pada Kelas Eksperimen

pertimbangan mahasiswa dapat memberikan penilaian seobjektif mungkin apabila mereka tidak merasa diburu-buru.

4.2.1 Hasil Pelaksanaan Self and Peer Assessment pada Kelas Eksperimen

Hasil pelaksanaan self and peer assessment adalah berupa nilai praktikum kimia materi titrasi dengan variasi perlakuan teacher assessment dan self and peer assessment. Nilai yang diperoleh dijadikan data untuk analisis uji hipotesis. Hipotesis tentang keefektifan self and peer assessment pada praktikum kimia akan diuji dengan anava satu jalan dan akan dicari mana yang lebih efektif antara kelas eksperimen dengan kontrol dengan uji satu pihak. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji anava satu jalan yang dilanjutkan dengan uji lanjut pasca anava, diperoleh bahwa antara self assessment dan peer assessment apabila dibandingkan dengan teacher assessment, self assessment memiliki keefektifan yang sama secara signifikan dengan teacher assessment. Sedangkan peer assessment dalam kelompok eksperimen ini hanya digunakan sebagai pengontrol supaya pelaksanaan self assessment jauh dari subjektivitas. Self assessment disini meskipun dikatakan sama secara signifikan dengan teacher assessment, akan tetapi belum bisa menggantikan posisi teacher assessment sebagai reliabel accessor. Posisi mahasiswa sebatas pada pengguna instrumen. Hasil penilaian self and peer assessment pun masih dikorelasikan dengan hasil penilaian teacher assessment untuk mengetahui keefektifannya. Hasil pelaksanaan self and peer assessment dapat dilihat dari analisis pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket. Hasil analisis angket yang diisi mahasiswa mengenai pelaksanaan self and peer assessment digunakan sebagai feedback untuk memperbaiki pelaksanaan self and peer assessment selanjutnya baik dari segi tata cara pelaksanaan maupun instrumen yang digunakan. Secara umum, berdasarkan hasil analisis varian satu jalan dan analisis angket diperoleh data bahwa self assessment dapat digunakan untuk menguji kinerja mahasiswa dalam melakukan praktikum titrasi dan diterima mahasiswa sebagai salah satu variasi teknik penilaian. Akan tetapi, apabila dianalisis lebih jauh, kemampuan mahasiswa dalam satu kelas tidak bisa dikategorikan sama. Ada yang termasuk dalam kategori sangat tinggi kinerja praktikumnya, atau hanya sekedar tinggi saja kinerja praktikumnya. Selain itu, ada juga kategori yang tergolong kategori kinerja praktikum rendah atau sangat rendah. Penggolongan klasifikasi ini berdasarkan data awal yang diperoleh dari praktikum stoikiometri sebagai materi awal pelaksanaan praktikum kimia dasar Mardapi, 2012:162. Masing-masing kategori apabila diterapkan teknik penilaian yang berbeda akan memberikan reaksi yang berbeda-beda pula. Gambar 4.2 memperlihatkan data perbedaan nilai rata-rata dari masing-masing kategori setelah diberi perlakuan self assessment, peer assessment, dan teacher assessment. Dari data nilai rata-rata yang tersaji dalam Gambar 4.2, selisih nilai antara self assessment dan teacher assessment menunjukkan angka yang paling kecil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dalam kategori keterampilan praktikum tinggi memberikan penilaian self assessment yang paling objektif dibanding dengan mahasiswa di kategori yang lain. Berdasarkan analisis varian dua jalan dan uji lanjut pasca anava, diketahui bahwa nilai F antara self assessment dan teacher assessment pada kategori keterampilan praktikum tinggi menunjukkan nilai 0,44 jauh lebih kecil daripada daerah kritis apabila dibandingkan dengan perbandingan kategori yang lain. Hal ini dapat memperkuat data yang menjelaskan bahwa mahasiswa dengan kategori kinerja praktikum tinggi lebih objektif dalam melakukan penilaian. Akan tetapi, secara umum pelaksanaan self and peer assessment dapat diterapkan dan diterima untuk seluruh kategori keterampilan praktikum mahasiswa.

4.2.2 Hasil Pelaksanaan Self Assessment pada Kelas Kontrol