Teknik Pengumpulan Data IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46 PUU VIII 2010 TERHADAP EKSISTENSI ANAK HASIL PERKAWINAN SIRRI

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, akan diteliti data sekunder. Dengan demikian ada dua kegiatan utama yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu mengiventarisasi, mempelajari, dan mencatat ke dalam kartu penelitian tentang asas-asas dan norma hukum yang menjadi obyek permasalahan ataupun yang dapat dijadikan alat analisis pada masalah penelitian dan yang kedua dilakukan dengan cara menelusuri literatur- literatur ilmu hukum ataupun hasil-hasil penelitian hukum yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Kepustakaan Menurut Soerjono Soekanto studi kepustakaan adalah studi dokumen yang merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan atas data tertulis dengan mempergunakan “content analysis” atau yang biasa disebut dengan analisis muatan. Dalam hal ini peneliti mencari, membaca, dan mempelajari dari bahan-bahan kepustakaan yang berupa buku-buku, dokumen, dan bahan tulisan lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan Soekanto, 1986:21 Terhadap data primer dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan serta mengkaji peraturan perundang-undangan, rancangan undang-undang, hasil penelitian, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan makalah seminar yang berhubungan dengan implikasi putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46PUU-VIII2010 terhadap eksistensi anak hasil perkawinan sirri. b. Wawancara Dalam penelitian hukum yang menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan paling utama adalah penelitian kepustakaan library research. Sementara wawancara berfungsi sebagai data pendukung, sehingga data yang diperoleh hanya berasal dari narasumber. Wawancara merupakan alat pengumpul data yang tertua karena sering digunakan untuk mendapatkan informasi dalam semua situasi praktis. Wawancara adalah situasi peran antara pribadi bertatap muka ketika seseorang yakin pewawancara mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang responden. soekanto, 2003: 12

1.6 Teknik Analisis Data