pandangan Negara karena belum dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah dan di tuangkan dalam akta nikah, maka secara tidak langsung akan berdampak
kepada kedudukan istri, anak, dan harta kekayaan terlebih lagi jika terjadi putusnya perkawinan, permasalahan yang timbut pasti akan lebih kompleks
lagi. Anak luar kawin hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan
keluarga ibunya dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya Pasal 42 dan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, Pasal 100 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 250 KUH Perdata.. Ketidakjelasan status si anak dengan ayahnya dimuka hukum inilah yang
berdampak tidak baik bagi anak karena jika ayah biologisnya menyangkal bahwa anak tersebut adalah bukan anaknya maka secara tidak langsung si
anak akan kehilangan hak-haknya yang semestinya dia peroleh seperti penafkahan dan sampai masalah pewarisan dan perwalian kelak.
1.3. Batasan Masalah
Agar masalah yang ingin penulis bahas tidak meluas sehingga dapat mengakibatkan ketidakjelasan pembahasan masalah, maka penulis akan
membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah tersebut mengenai :
1. Status hukum anak dari hasil perkawinan sirri kepada orangtua biologis pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-
VIII2010.
2. Prosedur pengakuan anak oleh ayah biologis dari perkawinan sirri pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010.
1.4. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis membatasi masalah dengan mengidentifikasinya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah status hukum anak luar kawin dari hasil perkawinan sirri kepada orangtua biologis pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 46PUU-VIII2010? 2. Bagaimanakah prosedur pengakuan anak luar kawin oleh ayah
biologis dari perkawinan sirri pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana status hukum anak dari hasil
perkawinan sirri kepada orangtua biologis pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010.
2. Untuk mengetahui prosedur pengakuan anak oleh ayah biologis dari perkawinan sirri pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46PUU-VIII2010.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kepustakaan tentang prosedur pengakuan anak dan status hukum anak dari hasil perkawinan
sirri kepada orangtua biologis pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010.
2. Manfaat Praktis Dari segi pragmatis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan masukan input bagi semua pihak, yaitu bagi masyarakat pada umumnya, pemerintah pada khususnya dan pelaksanaan pengangkatan
anak oleh pemohon beragama Islam dalam prakteknya.
1.7. Sistematika Penulisan