insulin adalah pelepasan asam lemak dalam jumlah besar akibat pengaruh beberapa hormon yang tidak dilawan oleh insulin; pelepasan asam lemak ini akan menimbulkan
hambatan umpan balik terhadap proses sintesisnya sendiri lewat penghambatan enzim asetil-KoA karboksilase. Dengan demikian efek netto insulin terhadap lemak bersifat
anabolik. Dalam hati dan otot, insulin merangsang konversi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat masing-masing dengan kerja enzim glukokinase dan heksokinase II, yang
kemudian mengalami isomerisasi menjadi glukosa 1-fosfat dan disatukan ke dalam glikogen oleh enzim glikogen sintase yang aktivitasnya dirangsang oleh insulin. Insulin
menurunkan kadar cAMP dengan mengaktifkan fosfodiesterase. Karena fosforilasi yang tergantung pada cAMP meniadakan keaktifan enzim glikogen sintase, kadar nukleotida
yang rendah ini memungkinkan enzim tersebut untuk tetap berada dalam bentuk aktif. Insulin juga mengaktifkan enzim fosfatase yang melaksanakan reaksi defosforilasi
glikogen sintase mengakibatkan aktivasi enzim ini. Akhirnya, insulin menghambat fosforilase dengan suatu mekanisme yang melibatkan cAMP dan fosfatase, hal ini
mengurangi pembebasan glukosa dari glikogen.
7,8
2.2.4. Efek terhadap produksi glukosa glukoneogenesis
Kerja insulin pada transport glukosa, glikolisis dan glikogenesis terjadi dalam beberapa detik atau menit karena kejadian-kejadian ini terutama meliputi aktivasi dan inaktivasi
enzim dengan fosforilasi atau defosforilasi. Efek yang berlangsung lebih lama terhadap glukosa plasma meliputi inhibisi glukoneogenesis oleh insulin. Pembentukan glukosa dari
prekursor non karbohidrat melibatkan serangkaian tahap enzimatik yang banyak diantaranya dirangsang oleh glukagon bekerja lewat cAMP, hormon glukokortikoid dan
jumlah yang lebih sedikit oleh preparat α serta β adrenergik, yaitu angiotensin II dan
vasopresin. Insulin menghambat tahap yang sama ini. Enzim glukoneogenik yang menjadi kunci yang terdapat di dalam hati adalah fosfoenolpiruvat karboksikinase
PEPCK; phosphoenol pyruvate carboxykinase, yang mengubah oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat. Insulin menurunkan jumlah enzim ini dengan menghambat secara
selektif transkripsi gen yang mengkode mRNA bagi PEPCK.
7,8
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Efek terhadap terhadap metabolisme glukosa, lipid dan protein
Kerja netto semua efek insulin di atas adalah menurunkan kadar glukosa darah. Dalam kerja ini, insulin berdiri sendiri dalam menghadapi sekelompok hormon yang berupaya
untuk melawan pengaruh insulin tersebut. Insulin juga merupakan inhibitor kuat proses lipolisis dalam hati serta jaringan adiposaa dan dengan demikian memiliki efek anabolik
tak langsung. Hal ini sebagian disebabkan oleh kemampuan insulin untuk menurunkan kadar cAMP yang dalam jaringan ini ditingkatkan oleh hormon lipolitik glukagon dan
epinefrin tetapi juga oleh kenyataan bahwa insulin juga menghambat aktivitas enzim lipase yang peka terhadap kerja hormon. Karena itu, insulin menurunkan kadar asam
lemak bebas yang beredar. Pada pasien defisiensi insulin akan terjadi peningkatan aktivitas enzim lipase yang mengakibatkan penggalakan lipolisis dan peningkatan
konsentrasi asam lemak bebas dalam plasma serta hati. Insulin umumnya mempunyai efek anabolik terhadap metabolisme protein, yaitu merangsang sintesis protein dan
menghambat proses penguraian protein. Insulin menstimulasi pengambilan amino netral oleh otot, yaitu suatu efek yang tidak berkaitan dengan pengambilan glukosa atau dengan
penyatuan selanjutnya asam amino ke dalam protein. Efek protein terhadap sintesis protein yang umum di dalam otot rangka serta jantung dan di dalam hati diperkirakan
terjadi pada tingkat translasi mRNA.
7,8
Di dalam plasenta insulin mempunyai efek stimulasi sintesis protein. Janin mampu mensintesis protein dari asam amino yang dipasok lewat plasenta. Asam amino masuk
melalui plasenta dan ternyata kadarnya lebih tinggi daripada kadar di dalam darah ibu.
3,9
2.3. Mekanisme kerja insulin dan patofisiologi