komplikasi, khususnya resistensi insulin. Keadaan-keadaan ini dihubungkan dengan respon inflamasi kronik yang dikarakteristikkan oleh produksi sitokin yang abnormal,
peningkatan reaktan fase akut dan aktifasi jalur sinyal inflamasi.
2.8. Proses pembentukan cairan ketuban
Amnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi pada sekitar hari ketujuh atau kedelapan perkembangan mudigah. Pada awalnya sebuah vesikel kecil yaitu amnion
berkembang menjadi sebuah kantung kecil yang menutupi permukaan dorsal mudigah. Karena semakin membesar amnion secara bertahap menekan mudigah yang sedang
tumbuh yang mengalami prolaps ke dalam rongga amnion. Pada awal embriogenesis amnion merupakan perpanjangan dari matriks ekstraseluler dan disana terjadi difusi dua
arah antara janin dan cairan ketuban. Pada usia kehamilan 8 minggu terbentuk uretra dan ginjal janin mulai memproduksi urin. Ekskresi dari urin, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, tali pusat dan permukaan plasenta menjadi sumber cairan ketuban. Pada awal trimester kedua cairan ketuban terdiri dari cairan ekstrasel yang berdifusi melalui kulit
janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin. Pada kehamilan 20 minggu kornifikasi kulit janin menghambat difusi ini sehingga ginjal janin mengambil alih peran
tersebut dalam memproduksi cairan ketuban.
4,9
Volume cairan ketuban pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi, secara umum volume bertambah 10 ml perminggu pada minggu kedelapan usia kehamilan dan
meningkat menjadi 60 ml perminggu pada usia kehamilan 21 minggu. Pada usia kehamilan 10 minggu rata-rata volume cairan ketuban adalah 30 ml, usia kehamilan 20
minggu sebanyak 300 ml dan usia kehamilan 30 minggu sebanyak 600 ml. Pada usia kehamilan aterm jumlah cairan ketuban sekitar 800 ml dalam keadaan normal.
2.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume cairan ketuban
Produksi cairan ketuban Urin janin adalah sumber terbesar cairan ketuban setelah ginjal janin mulai berfungsi
pada kehamilan 10-12 minggu. Penelitian pada manusia menggunakan pengukuran ultrasonografi serial dimensi kandung kemih janin sebesar 1.200 ml perhari.
Universitas Sumatera Utara
Pertimbangan bahwa volume cairan ketuban sekitar 800 ml pada usia kehamilan aterm, ini dimungkinkan bahwa pergantian seluruh volume cairan ketuban janin normal kurang
dari 24 jam. Perubahan kecepatan aliran urin janin dapat disangka mempunyai pengaruh yang besar pada volume cairan ketuban. Bagaimanapun, pada saat ini situasi klinis
dimana volume cairan ketuban dipengaruhi oleh perubahan fungsi ginjal. Evaluasi klinis oligohidramnios atau polihidramnios harus mempertimbangkan anatomi ginjal janin dan
fungsinya sebagai faktor kunci. Cairan paru janin menyumbang sedikit volume cairan ketuban. Cairan paru janin sebagai penyumbang cairan ketuban mungkin kurang
bermakna.
12
Pergerakan cairan ketuban Proses menelan janin adalah jalur yang utama dimana cairan bergerak dari rongga
amnion. Pritchards mengukur proses menelan janin menggunakan eritrosit yang diradiolabel diinjeksikan kedalam rongga amnion, menunjukkan angka menelan janin
sekitar 500 ml perhari. Jalur mekanisme yang lain yang mungkin membantu menyeimbangkan kelebihan cairan yang masuk rongga amnion termasuk pergerakan
transmembran melewati membran kedalam sirkulasi ibu dan pergerakan intra membran kedalam sirkulasi janin melalui pembuluh darah pada plasenta permukaan janin.
13
Gambar 6. Polihidramnios
Universitas Sumatera Utara
2.10. Pengukuran cairan ketuban
Cairan ketuban menyediakan perlindungan bagi janin dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan. Tanpa cairan ketuban, uterus akan berkontraksi dan
menekan janin. Pada dasarnya, volume cairan ketuban adalah jumlah cairan yang masuk dan keluar ke dalam ruang amnion dan mencerminkan keseimbangan cairan janin.
Keadaan cairan ketuban juga mencerminkan hidrasi ibu sebab cairan bergeser secara bebas melewati plasenta, terutama pada respon terhadap gradien osmotik. Penilaian klinis
volume cairan ketuban termasuk palpasi bimanual dan pengukuran tinggi fundus-symfisis tidak dapat diandalkan walaupun kegunaannya lebih besar untuk hidramnios dari pada
oligohidramnios. Ketika hidramnios atau oligohidramnios disangka secara klinis, tidak normalnya volume cairan ketuban biasanya berat. Pengukuran langsung cairan ketuban
melalui larutan zat warna dapat digambarkan tetapi jarang digunakan sebab ini membutuhkan dua amniosentesis dengan risiko yang menyertai dan mengandalkan
asumsi yang meragukan. Pada pemeriksaan yang lain perkiraan ultrasonik volume cairan ketuban berhubungan langsung dengan perubahan volume yang diukur pada prosedur
amnioreduksi dan amnioinfus. Jadi, definisi peningkatan dan penurunan volume cairan ketuban berdasarkan pada kriteria sonografi. Prevalensi hidramnios dan oligohidramnios
bermacam-macam sesuai dengan kriteria diagnostik yang digunakan, jumlah janin, apakah kasus rujukan atau populasi di rumah sakit. Metode semikwantitatif termasuk
perkiraan pool vertikal terdalam DP dan indeks cairan ketuban ICA. Indeks cairan ketuban dimana penjumlahan DP pada setiap empat quadran adalah perkiraan volume
cairan ketuban yang lebih sensitif pada kehamilan.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Pengukuran ICA
Indeks cairan ketuban Amniotic Fluid Index pertama kali dilukiskan oleh Phelan dkk pada tahun 1987, metode ini meliputi jumlah masing-masing kantung vertikal maksimum
dari empat kwadran uterus. Penelitian semula, yang diikuti 197 pasien usia kehamilan 12- 42 minggu menunjukkan bahwa rata-rata indeks cairan ketuban meningkat dari 7 cm – 20
cm sampai usia kehamilan 26 minggu kemudian stabil sekitar 16 cm selama sisa usia kehamilan. Penelitian yang berikutnya menetapkan cut off untuk indeks cairan ketuban.
Oligohidramnios 5 cm, borderline 5,1-8 cm, normal 8,1-18 cm, polihidramnios 18 cm. Walaupun diperoleh dari populasi risiko tinggi, cutoff ICA memberikan manfaat
penentuan cairan ketuban normal ICA 8-18 cm. Pasien dengan nilai ICA 5 cm mempunyai risiko yang lebih tinggi yaitu denyut jantung janin abnormal, pengeluaran
mekonium dan persalinan sesarea. Para peneliti merekomendasikan bahwa induksi persalinan dipertimbangkan pada pasien-pasien dengan oligohidramnios ICA 5 cm
untuk menurunkan risiko kematian janin dan morbiditas.
15
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Cara pengukuran cairan ketuban yang benar
- IMT
- PCOS
-
Riwayat keluarga
DM -
Acanthosis nigricans
- Genetic
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN