LATAR BELAKANG Hubungan Antara Resistensi Insulin Dengan Jumlah Cairan Ketuban Pada Kehamilan 28 – 40 Minggu

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Metabolisme ibu ditujukan langsung untuk persediaan nutrisi yang adekwat bagi janin. Dalam kehamilan normal, resistensi insulin menghasilkan dan membantu dalam penyediaan zat energi untuk janin. Resistensi insulin ini berperan penting terhadap kadar glukosa dan asam lemak bebas yang lebih tinggi, diakibatkan oleh peningkatan sekresi insulin ibu. Pada 2-4 orang, respon insulin pankreas tidak adekwat dan terjadi diabetes gestasional. 1 Kehamilan dihubungkan dengan penurunan fosforilasi substrat reseptor insulin 1, pada diabetes gestasional ditambah dengan kerusakan pada fosforilasi subunit β reseptor insulin. Selama perubahan kerja insulin memberi kesan bahwa penyebab hormonal untuk resistensi insulin. Hormon-hormon yang disangka sebagai penyebab resistensi insulin adalah human plasental laktogen, human plasental growth hormon, progesteron, kortisol dan prolaktin. Tentunya, semua muncul pada kehamilan lanjut menyebabkan resistensi insulin dan menghilang pada waktu post partum. Peningkatan asam lemak bebas dan reseptor aktifasi proliferasi peroxisom yang mengatur hormon-hormon tersebut mungkin juga berperan. Tumor nekrosis faktor α dan leptin telah dilibatkan dalam resistensi insulin pada kehamilan. Resistensi insulin dalam kehamilan menyediakan lebih banyak nutrisi untuk janin dan kemungkinan uji skrining fisiologi dari fungsi sel β sehingga mengenali wanita yang kemungkinan akan menghasilkan diabetes type 2. 1 Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat cairan ketuban likuor amnii. Cairan ketuban merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Pada awal kehamilan cairan ketuban berasal dari ultrafiltrat plasma ibu. Pada awal trimester kedua cairan ketuban terdiri dari cairan ekstrasel yang berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin. Setelah 20 minggu kornifikasi kulit janin menghambat difusi ini sehingga cairan ketuban terutama terdiri dari urin janin. Pada resistensi insulin sebanyak 40 glukosa yang berada di dalam aliran darah ibu tidak Universitas Sumatera Utara dapat digunakan di jaringan otot sehingga glukosa tersebut masuk ke aliran darah janin melalui plasenta. Pasokan glukosa yang berasal dari ibu akan meningkatkan kadar glukosa janin, kadar glukosa janin yang tinggi akan meningkatkan volume urin janin sehingga menyebabkan peningkatan jumlah cairan ketuban. 2 Secara klinik cairan ketuban akan dapat bermanfaat untuk deteksi dini kelainan kromosom dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20 minggu. Jumlah cairan ketuban yang terlalu banyak disebut polihidramnios 2 liter disebut juga hidramnios yang mungkin berkaitan dengan diabetes atau trisomi 18. Pada sebagian besar kasus yang terjadi adalah polihidramnios kronik yaitu peningkatan cairan berlebihan secara bertahap. Pada polihidramnios akut uterus mungkin mengalami peregangan mencolok dalaam beberapa hari. Sebaliknya, jumlah cairan ketuban yang kurang disebut oligohidramnios yang berkaitan dengan kelainan ginjal janin, trisomi 21 atau 13 dan hipoksia janin. 3 Mengetahui kelainan volume cairan ketuban sebelum persalinan dapat menyadarkan klinisi pada situasi yang berpotensi risiko tinggi perinatal. Chamberlain dkk, pada tahun 1984 mengobservasi angka mortalitas perinatal 4,121.000 pada kehamilan dengan polihidramnios dibandingkan dengan angka mortalitas perinatal 1,971.000 pada kehamilan dengan cairan ketuban normal. 4 Komplikasi kehamilan oleh jumlah cairan ketuban yang ekstrim juga mengalami peningkatan morbiditas maternal dan neonatal. Selama kehamilan, polihidramnios dihubungkan dengan letak janin abnormal, persalinan operatif dan solusio plasenta. Varma dkk, pada tahun 1988 meneliti persalinan preterm terjadi dalam 11,1 pada pasien-pasien dengan polihidramnios dibanding dengan 6,7 pada kontrol dengan cairan ketuban normal. Fetal distres, Apgar skor yang rendah, makrosomia dan perawatan intensive care secara bermakna lebih sering pada kelompok polihidramnios. 5,6 Universitas Sumatera Utara

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH