banyak jaringan tetapi konsentrasi tertinggi ditemukan dalam hati, ginjal dan plasenta. Protease ini sudah berhasil dimurnikan dari otot rangka dan dikenal sebagai enzim yang
tergantung pada gugus sulfhidril serta bekerja aktif dalam suasana pH fisiologik. Mekanisme yang kedua meliputi enzim glutation-insulin transhidrogenase hati, enzim ini
mereduksi ikatan disulfida dan kemudian masing-masing rantai A dan B didegradasi dengan cepat.
7,8
2.2.2. Efek insulin pada transportasi membran.
Konsentrasi glukosa bebas dalam sel sangat rendah dibanding dengan di luar sel. Kecepatan transpor glukosa melintasi membran plasma sel otot dan sel lemak
menentukan kecepatan fosforilasi glukosa dan metabolisme selanjutnya kalau kadar glukosa serta insulinnya normal. Kalau kadar glukosa atau insulin meninggi seperti yang
terjadi sesudah makan, reaksi fosforilasi akan berhenti sendiri. Glukosa memasuki sel dengan difusi yang dipermudah melalui perantaraan pengangkut, proses yang ditambah
dalam banyak sel oleh insulin. Insulin juga menambah masuknya asam amino ke dalam sel, khusus dalam otot dan meningkatkan perpindahan kalium, natrium, nukleosida dan
fosfat anorganik. Efek ini tidak tergantung pada kerja insulin terhadap pemasukan glukosa.
7,8
2.2.3. Efek pada penggunaan glukosa.
Pada orang normal, sekitar separuh dari glukosa yang dimakan akan diubah menjadi energi lewat lintasan glikolisis dan sekitar separuh lagi disimpan sebagai lemak atau
glikogen. Glikolisis akan menurun dalam keadaan tanpa insulin dan proses anabolik glikogenesis serta lipogenesis akan terhalang. Insulin meningkatkan glikolisis hati dengan
meningkatkan aktifitas dan jumlah enzim glukokinase dan piruvat kinase. Bertambahnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan dengan demikian secara tidak
langsung menurunkan pelepasan glukosa ke dalam plasma. Insulin merangsang lipogenesis dalam jaringan lemak dengan menyediakan asetil KoA dan NADPH untuk
sintesis asam lemak dan menyediakan gliserol yang terlibat dalam sintesis triasilgliserol. Pada keadaan defisiensi insulin, semua ini akan menurun; dengan demikian lipogenesis
juga menurun. Sebab lain yang menimbulkan penurunan lipogenesis pada defisiensi
Universitas Sumatera Utara
insulin adalah pelepasan asam lemak dalam jumlah besar akibat pengaruh beberapa hormon yang tidak dilawan oleh insulin; pelepasan asam lemak ini akan menimbulkan
hambatan umpan balik terhadap proses sintesisnya sendiri lewat penghambatan enzim asetil-KoA karboksilase. Dengan demikian efek netto insulin terhadap lemak bersifat
anabolik. Dalam hati dan otot, insulin merangsang konversi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat masing-masing dengan kerja enzim glukokinase dan heksokinase II, yang
kemudian mengalami isomerisasi menjadi glukosa 1-fosfat dan disatukan ke dalam glikogen oleh enzim glikogen sintase yang aktivitasnya dirangsang oleh insulin. Insulin
menurunkan kadar cAMP dengan mengaktifkan fosfodiesterase. Karena fosforilasi yang tergantung pada cAMP meniadakan keaktifan enzim glikogen sintase, kadar nukleotida
yang rendah ini memungkinkan enzim tersebut untuk tetap berada dalam bentuk aktif. Insulin juga mengaktifkan enzim fosfatase yang melaksanakan reaksi defosforilasi
glikogen sintase mengakibatkan aktivasi enzim ini. Akhirnya, insulin menghambat fosforilase dengan suatu mekanisme yang melibatkan cAMP dan fosfatase, hal ini
mengurangi pembebasan glukosa dari glikogen.
7,8
2.2.4. Efek terhadap produksi glukosa glukoneogenesis