Pengertian Umum Tentang Mediator

BAB III MEDIATOR SELAKU PENENGAH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA

A. Pengertian Umum Tentang Mediator

Mediasi merupakan penyelesaian sengketa secara negosiasi atau secara mufakat yang dibantu oleh pihak ketiga atau yang biasa disebut dengan mediator. Mediator bukan merupakan peran utama dalam suatu mediasi, melainkan sebagai pihak pengah, penasehat dan pendamping para pihak sengketa yang melakukan mediasi Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Ciri-ciri penting dari mediator adalah: 51 • Netral • Membantu para pihak • Tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian Jadi, peran mediator hanyalah membantu para pihak dengan cara tidak memutus atau pandangan atau penilaiannya atas masalah-masalah selama proses mediasi berlangsung kepada para pihak. 51 Mediator, artikel hukum http:pn-mediator.go.id diakses 2 Oktober 2012 Terlibatnya mediator ke dalam suatu sengketa karena berbagai alasan, misalnya karena dipilih oleh para pihak atau mediator yang ditunjuk oleh hakim. Pada dasarnya seorang mediator merupakan hasil pilihan para pihak sesuai dengan prinsip otonomi para pihak karena salah satu prasyarat agar meditor dpat menjalankan perannya dengan baik sehingga kehadirannya dalam proses mediasi memang diterima dan disetujui oleh para pihak. Penggunaan mediator yang dipilih sangat lazim dalam konteks mediasi sukarela. Akan tetapi, penggunaan mediasi ini telah berkembang dari yang bersifat sukarela dan kemudian ada yang bersifat diwajibkan. Mediator dalam menjalankan proses mediasi memperlihatkan sejumlah sikap yang mencerminkan tipe mediator. sikap mediator dapat dianalisis dari dua sisi di mana mediator melakukan suatu tindakan semata-mata ingin membantu dan mempercepat proses penyelesaian sengketa. Pada sisi lain, tindakan mediator dalam melakukan negosiasi tidak seluruhnya dapat memuaskan para pihak yang bersengketa. Dari sikap mediator tersebut dapat diidentifikasi tipe-tipe mediator antara lain: 52 1. Mediator otoritatif, merupakan tipe mediator di mana dalam proses mediasi dia memiliki kewenangan yang besar dalam mengontrol dan memimpin pertemuan antarpihak. Keberlangsungan pertemuan para pihak sangat tergantung pada 52 Syahrizal abbas, mediasi dalam perspektif hukum syariah, hukum adat hukum nasional. hlm. 74 mediator, sehingga peran para pihak sangat terbatas dalam mencari dan merumuskan penyelesaian sengketa mereka. Mediator dengan tipe ini dapat pula menghentikan pertemuan antar para pihak, jika ia merasakan pertemuan tersebut tidak efektif, tanpa meminta pertimbangan dari para pihak. 2. Mediator social network, merupakan tipe mediator di mana ia memiliki jaringan sosial yang luas untuk mendukung kegiatannya dalam menyelesaiakan sengketa. Mediator ini memiliki hubungan dengan sejumlah kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kelompok sosial dimaksud bertugas membantu masyarakat dalam penyelesaian sengketa. Mediator yang bertipe social network dalam menjalankan proses mediasi lebih menekankan bagaimana para pihak menyelesaikan sengketa melalui jaringan sosial yang ada. Maksudnya, mediator menggunakan jaringan sosial yang ia miliki guna membantu para pihak dalam menyelesaikan sengketa 3. Mediator independen, merupakan tipe mediator di mana ia tidak terikat dengan lembaga sosial dan institusi apapun dalam menyelesaikan sengketa para pihak. mediator jenis ini berasal dari masyarakat yang dipilih oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka. Ia betul-betul bebas dari pengaruh mana pun, sehingga ia sangat leluasa menjalankan tugas mediasi. mediator jenis ini sengaja diminta oleh para pihak, karena memiliki kapasitas dan skill dalam penyelesaian sengketa umumnya tipe mediator ini berasal dari tokoh masyarakat, tokoh masyarakat adat atau ulama yang cukup berpengalaman dalam menyelesaiakan sengketa. Tipologi mediator antara lain : 1. Social network mediator, yaitu mediator yang berperan atas dasar adanya hubungan sosial dengan pihak yang bersengketa. 2. Authoritative mediator, yaitu mediator yang memiliki posisi yang kuat sehingga mereka memiliki potensi atau kapasitas untuk mempengaruhi hasil akhir dari suatu proses mediasi, akan tetapi selama menjalankan perannya ia tidak menggunakan kewenangannya atau pengaruhnya. Ada beberapa perilaku mediator yang dijelaskan oleh para sarjana hukum. Perilaku mediator yaitu taktik dan strategi apa yang akan ia gunakan, ditentukan oleh konteks mediasi, tujuan atau sasaran mediator, dan persepsi mediator. Beberapa pilihan strategis bagi perilaku mediator adalah : 53 1. Problem solving atau integrasi, yaitu usaha menemukan jalan keluar “win- win solutions”. Bahwa mediator akan menerapkan pendekatan ini bila mereka memiliki perhatian yang besar terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa jalan keluar win-win solution sangat mungkin dicapai. 53 Rizal Panggabean, Mediasi, artikel hukum http:www.diahkel.staff.ac.id diakses 7 Otober 2012 2. Kompensasi atau usaha mengajak para pihak –pihak yang bertiakai supaya membuat konsesi atau mencapai kesepakatan dengan menjanjikan mereka imbalan atau keuntungan. Bahwa mediator akan menggunakan strategi ini bila mereka memiliki perhatian yang besar terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa jalan keluar win-win solutions sulit dicapai. 3. Tekanan, yaitu tindakan memaksa pihak-pihak yang bertikai supaya membuat konsesi atau sepakat dengan memberikan hukuman atau ancaman hukuman. Bahwa mediator akan menggunakan startegi ini bila mereka memiliki perhatian yang sedikit terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa kesepakatan yang win-win solution sulit diicapai. 4. Diam atau inaction, yaitu ketika mediator secara sengaja membiarkan pihak-piahk yang bertikai menangani konflik mereka sendiri. Mediator diduga akan menggunakan strategi ini bila mereka memiliki perhatian yang sedikit terhadap aspirasi terhadap pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa kemungkinan mencapai kesepakatan win-win solution tinggi. Unsur yang paling penting menjadi seorang mediator adalah keterampilan skill untuk melakukan mediasi. Skill akan menentukan berhasil tidaknya seorang mediator menyelesaikan sengketa para pihak. pengetahuan yang baik belum tentu menjamin keberhasilan mediator dalam melaksanakan mediasi, tanpa dibarengi sejumlah keterampilan. Keterampilan ini dapat diperoleh oleh seorang mediator melaui training yang ia jalani pada saat pendidikan dan pelatihan mediator yang diadakan oleh lembaga tertentu sebagai penyedia jasa. Keterampilan yang harus dimikili oleh seorang mediator antara lain : 54 • Keterampilan mendengar • Keterampilan membangun rasa memiliki bersama • Keterampilan memecahkan masalah • Keterampilan meredam ketegangan • Keterampilan merumuskan kesepakatan Keberadaan mediator dalam melaksanakan mediasi ini memang sangat dibutuhkan. Apalagi para pihak sengketa sangat membutuhkan masukan-masukan yang tidak memaksa, artinya bahwa mediator ini pihak penengah berarti seorang mediator tidak akan memihak sana sini. Melainkan ia hanya membantu para pihak dalam menyelesaikan sengketanya.

B. Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Oleh Mediator Dalam Penyelesaian