D. Keaslian Penulisan
Penulis membuat tulisan ini dengan melihat perkembangan hukum saat ini dan mengaitkannya dengan dasar-dasar hukum yang bersumber
dari berbagai literatur dan bahan bacaan dari berbagai referensi yang diperoleh dari perpustakaan atau toko buku dan beberapa diantaranya
diperoleh dari internet maupun media masa. Sepanjang yang telah ditelusuri dan penulis ketahui mengenai karya ilmiah skripsi yang terdapat
di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tidak ada judul yang sama dengan apa yang ditulis oleh penulis. Dengan demikian, penulis meyakini
bahwa skripsi ini adalah merupakan murni karya asli dari penulis.
E. Tinjauan Kepustakaan
Semua orang tentu tidak menginginkan terjadi persengketaan dengan orang lain. Namun dalam kehidupan masyarakat yang sangat
kompleks memiliki perbedaan-perbedaan keinginan dari setiap orang. Berawal dari perbedaan-perbedaan inilah sebuah sengketa itu muncul,
dapat terjadi antara dua pihak dan bahkan dapat melibatkan banyak pihak. Sengketa adalah perselisihan atau perbedaan pendapat persepsi
yang terjadi antara dua pihak atau lebih karena adanya pertentangan kepentingan yang berdampak pada terganggunya pencapaian tujuan yang
diinginkan oleh para pihak.
10
10
Candra Irawan, aspek hukum dan mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan di Indonesia, Bandung: CV Mandar Maju hlm.2
Sengketa terjadi karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing para pihak, yaitu bila ada interaksi antara dua
orang atau lebih, di mana salah satu pihak percaya bahwa kepentingannya tidak sama dengan kepentingan yang lain.
11
Menurut Fatahillah AS penyelesaian sengketa dalam prakteknya memiliki dua macam metode, yaitu:
12
1. Proses Peradilanajudikasi
• Litigasi Proses pengadilan • Arbitrase
2. Proses KonsensualNon-Ajudikasi
• Alternative Penyelesaian Sengketa Alternatif Penyelesaian Sengketa ini menjadi pilihan
yang efektif sebab memiliki beberapa bentuk yang memberikan pilihan berbeda bagi para pihak.
Menurut Yahya Harahap, dalam penyelesaian sengketa terdapat beberapa bentuk penyelesaian diluar pengadilan, antara lain:
13
a. Mediasi mediation melalui sistem kompromi diantara para pihak,
sedangkan pihak ketiga yang bertindak sebagai mediator hanya sebagai penolong dan fasilitator.
b. Konsiliasi melalui konsiliator, dimana pihak ketiga yang bertindak
sebagai konsiliator berperan merumuskan perdamaian konsiliasi, tetapi keputusan tetap ditangan para pihak.
11
Sandra Day O’Connor, “Alternative Dispute Resolution ADR ”, http:id.scribd.com
, diakses 20 Agustus 2012
12
Fatahilah A.S. pelatihan mediator, Jakarta: Indonesia Institute For Conflict Transformation, 2004, hlm.14
13
Gatot Sumarsono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2006 hlm 119
c. Expert Determinition, menunjukkan seorang ahli memberi
penyelesaian sengketa yang menentukan oleh karena itu keputusan yang diambilnya mengikat para pihak.
d. Mini trial, para pihak sepakat menunjuk seorang advisor yang akan
bertindak untuk memberikan opini kepada kedua belah pihak, opini tersebut diberikan advisor setelah mendengar permasalahan
sengketa dari kedua belah pihak, opini yang berisi kelemahan masing-masing pihak serta memberi pendapat cara penyelesaian
sengketa yang harus ditempuh para pihak. Mediasi merupakan salah satu pola penyelesaian sengketa perdata
di luar pengadilan yang umum digunakan atas dasar perdamaian atau yang
biasa disebut alternatif penyelesaian sengketa. Penyebutan alternatif
penyelesaian sengketa ini dikarenakan mediasi merupakan salah satu alternatif penyelesaian sengketa disamping pengadilan yang bersifat tidak
memutus, cepat, murah dan memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa memperoleh keadilan atau penyelesaian yang memuaskan.
14
Alternatif penyelesaian sengketa ini terdapat dalam Undang- Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa. Istilah mediasi ini tidak mudah didefenisikan secara lengkap dan menyeluruh, karena cakupannya cukup luas. Mediasi tidak
14
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional. Kencana, 2009. hlm.2
memberikan suatu model yang dapat diuraikan secara terperinci dan dibedakan dari proses pengambilan keputusan lainnya.
15
“A short term structured task oriented, partipatory invention process. Disputing work with a neutral third party, the mediator, to reach
a mutually acceptable agreement”. Beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya tentang makna
daripada mediasi, diantaranya adalah sebagai berikut: Nollan Haley mendefenisikan mediasi sebagai :
16
“faciliiated negotiation. It process by which a neutral third party the mediator, to reach a mutually acceptable agreement”.
suatu istilah singkat yang bertugas mengorientasikan, proses penemuan para pihak. Antara para pihak bekerja dengan pihak ketiga yang netral.
Seorang mediator. Untuk mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan.
Kovach mendefenisikan mediasi sebagai :
17
Ada beberapa unsur mediasi, yaitu : fasilitas untuk bernegosiasi. Yang mana proses nya berjalan dengan pihak
ketiga, seorang mediator, untuk mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan.
18
15
Undang-Undang No.30 Tahun 1999 “Tentang Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa Alternatif”
16
Nollan halley dan m.jaqueline, alternative dispute resolution, dalam skripsi Ririn Bidasari Tahun 2006 Fakultas Hukum USU.hlm.69
17
Kimberlee K. kovach, mediation principle and practice dalam skripsi ririn bidasai. hlm.16
18
Dalyerni, artikel hukum, http:multiply.multiplycotent.com
available on 27 Agustus 2012
- Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan.
- Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang disebut sebagai
mediator penengah terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa di dalam perundingan itu.
- Mediator tersebut bertugas membantu para pihak yang bersengketa
untuk mencari penyelesaian atas masalah-masalah sengketa. -
Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan- keputusan selama proses perundingan berlangsung.
- Mempunyai tujuan mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang
dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa.
Dari uraian di atas maka terlihat jelas bahwa mediasi merupakan salah satu cara penyelesaian sengketa perdata di luar pengadilan.
Penyelesaian sengketa ini ditempuh melalui kesepakatan para pihak yang bersengketa untuk berdamai yang dibantu oleh seorang mediator. Namun
mediator tidak memiliki hak untuk memberikan putusan atas sengketa tersebut. Mediator hanya membantu para pihak untuk saling membuka
pikiran agar menghadapi suatu sengketa itu tidak dengan cara yang tidak efektif bagi kedua karena akan menambah kerugian bagi mereka sendiri.
F. Metode Penelitian