Keterampilan ini dapat diperoleh oleh seorang mediator melaui training yang ia jalani pada saat pendidikan dan pelatihan mediator yang diadakan
oleh lembaga tertentu sebagai penyedia jasa. Keterampilan yang harus dimikili oleh seorang mediator antara lain :
54
• Keterampilan mendengar • Keterampilan membangun rasa memiliki bersama
• Keterampilan memecahkan masalah • Keterampilan meredam ketegangan
• Keterampilan merumuskan kesepakatan Keberadaan mediator dalam melaksanakan mediasi ini memang
sangat dibutuhkan. Apalagi para pihak sengketa sangat membutuhkan masukan-masukan yang tidak memaksa, artinya bahwa mediator ini pihak
penengah berarti seorang mediator tidak akan memihak sana sini. Melainkan ia hanya membantu para pihak dalam menyelesaikan
sengketanya.
B. Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Oleh Mediator Dalam Penyelesaian
Sengketa Perdata
Keberadaan mediator sebagai pihak ketiga, sangat tergantung pada kepercayaan yang diberikan para pihak untuk menyelesaikan sengketa
mereka. Kepercayaan ini lahir karena para pihak beranggapan bahwa, seseorang mediator dianggap mampu untuk menyelesaikan sengketa
54
Syahrizal abbas.Op.Cit. hlm. 60
mereka. Oleh karena itu seorang mediator harus mempunyai persyaratan yang harus dipenuhinya untuk membantunya menjalankan kegiatan
mediasi. Peran mediator ini sangat menentukan efektifitas proses
penyelesaian sengketa, maka ia harus memenuhi syarat dan kualifikasi tertentu yang merupakan kemampuan personal seorang mediator. Syarat
dan kualifikasi tertentu tersebut antara lain:
55
Seorang mediator bukanlah seorang hakim, yang dapat memutuskan sengketa berdasarkan fakta-fakta hukum.
Kemampuan membangun kepercayaan para pihak merupakan sikap yang harus ditunjukan mediator kepada para pihak bahwa ia tidak
memiliki kepentingan apa pun terhadap penyelesaian sengketa. Ia semata- mata ingin menunjukan keprihatinan bahwa sengketa yang tidak
diselesaikan akan membawa dampak negatif, tidak hanya kepada individu, tetapi juga kepada masyarakat.
Mediator harus menunjukan sikap empati kepada para pihak, bahwa dirinya memiliki rasa peduli terhadap persengketaan yang mendera
kedua belah pihak. Rasa empati ini ditunjukkan mediator dengan berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencarai jalan keluar, agar para pihak
dapat menyelesaikan sengketa mereka.
56
55
Syahrizal abbas, Op.Cit hl. 64
56
John Michael Haynes, Gretchen L. Haynes dan Larry Sun Fong, Op.Cit, hlm 5
Mediator hanya menengahi, mendorong dan membantu para pihak mencari penyelesaian
terhadap sengketa mereka. Mediator tidak menghakimi para pihak melainkan membantu para pihak dalam menyelesaikan sengketa tersebut.
Memberikan reaksi positif dengan kemampuan personal yaitu memberikan reaksi positif setiap pernyataan para pihak, walaupun
pernyataan tersebut tidak ia setujui. Mediator tidak boleh membantah secara langsung, tetapi ia harus memberikan penghargaan terhadap ide dan
pernyataan apapun dari para pihak, agar para pihak merasa nyaman dalam proses mediasi.
Persyaratan di atas merupakan persyaratan mediator dalam kaitannya dengan kemampuan interpersonal. Persyaratan ini tidak cukup
bagi seseorang untuk menjadi mediator, karena ia harus didukung oleh persyaratan lain yang berkaitan dengan para pihak dan permasalahan yang
dipersengketakan oleh mereka. Persyaratan lain terdiri atas :
57
1. Keberadaan mediator disetujui oleh kedua belah pihak
2. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda
sampai dengan derajat kedua dengan salag satu pihak yang bersengketa
3. Tidak memiliki hubungan kerja dengan salah satu pihak yang
bersengketa 4.
Tidak mempunyai kepentingan finansial, atau kepentingan lain terhadap kesepakatan para pihak
57
Syahrizal abbas, Op.Cit hlm.65
5. Tidak memiliki kepentingan terhadap proses perundingan maupun
hasilnya Dalam beberapa kasus hukum yang ditangani melalui jalur
mediasi, peraturan perundang-undangan di Indonesia membuat syarat mediator begitu ketat seperti dalam PP No.54 Tahun 2000 tentang
Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan. Dalam PP tersebut ditentukan kriteria menjadi
mediator pada lembaga penyedia jasa layanan menyelesaikn sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan, yaitu:
58
1. Cakap melakukan tindakan hukum.
2. Berumur paling rendah 30 tiga puluh tahun.
3. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif bidang
lingkungan hidup paling sedikit 5 lima tahun 4.
Tidak ada keberatan dari masyarakat setelah diumumkan dalam jangka waktu satu bulan
5. Memiliki keterampilan untuk melakukan perundingan atau
penengahan. Persyaratan mediator ditemukan juga dalam Keputusan Badan
Arbitrase Pasar modal Indonesia BAPMI No.Kep-05BAPMI11.2002 tentang Pedoman Benturan Kepentingan dan Hubungan Afiliasi bagi
Arbiter dan Mediator. Persyaratan mediator dalam keputusan BAPMI lebih menekankan pada benturan kepentingan antara calon mediator
58
Peraturan Pemerintah No.54 Tahun 2000 tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
dengan para pihak yang bersengketa, dan bukan persyaratan bagaimana yang tertuang dalam PP No.54 Tahun 2000. Penekanan keputusan BAPMI
pada tidak adanya benturan kepentingan sebagai syarat bagi mediator, karena BAPMI ingin menciptakan indepedensi mediator.
59
Mediator sebagai pihak ketiga yang netral melayani kepentingan dengan para pihak yang bersengketa. Mediator harus membangun interaksi
dan komunikasi positif sehingga ia mampu menyelami kepentingan para pihak dan berusaha menawarkan alternatif dalam pemenuhan kepentingan
tersebut.
C. Peranan Mediator dalam Menyelesaikan Sengketa Perdata