Peranan Mediator dalam Menyelesaikan Sengketa Perdata

dengan para pihak yang bersengketa, dan bukan persyaratan bagaimana yang tertuang dalam PP No.54 Tahun 2000. Penekanan keputusan BAPMI pada tidak adanya benturan kepentingan sebagai syarat bagi mediator, karena BAPMI ingin menciptakan indepedensi mediator. 59 Mediator sebagai pihak ketiga yang netral melayani kepentingan dengan para pihak yang bersengketa. Mediator harus membangun interaksi dan komunikasi positif sehingga ia mampu menyelami kepentingan para pihak dan berusaha menawarkan alternatif dalam pemenuhan kepentingan tersebut.

C. Peranan Mediator dalam Menyelesaikan Sengketa Perdata

Melalui pengertian mediator yang telah diuraikan dapat diketahui secara singkat bagaimana peran mediator tersebut. Mediator memiliki peran menentukan dalam suatu mediasi. Berhasil atau tidaknya suatu mediasi juga sangat dipengaruhi oleh peran mediator. Mediator memiliki peran aktif dalam menjembatani para pihak dalam suatu pertemuan. 60 59 Gatot Soemartono, Arbitrase dan mediasi di Indonesia Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006 hlm.69 60 Ibid.hlm. 79 Komunikasi dan interaksi dapat dilakukan mediator secara terbuka yang dihadiri bersama oleh para pihak. Mediator dapat juga melakukan komunikasi dan interaksi tersebut secara terpisah yang mana mediator bertemu secara individu dengan para pihak. Dalam memimpin suatu pertemuan yang dihadiri para pihak, mediator berperan mendampingi, mengarahkan dan membantu para pihak untuk membuka komunikasi positif dua arah, karena lewat komunikasi yang terbangun akan memudahkan proses mediasi selanjutnya. Pada peran ini mediator harus menggunakan bahasa yang santun, lembut, dan tidak menyinggung para pihak, sehingga para pihak terkesan rileks dalam berkomunikasi satu sama lain. Mediator ikut memperlancar komunikasi tersebut agar para pihak memperoleh pemahaman yang menyeluruh terhadap persoalan yang mereka persengektakan. Dengan bantuan mediator, para pihak dapat membuat penilaian objektif terhadap persoalan mereka, sehingga para pihak dapat bergerak kearah negosiasi guna menemukan kesepakatan- kesepakatan yang dapat menyelesaikan sengketa. Dalam praktik sering ditemukan sejumlah peran mediator yang muncul ketika proses mediasi berjalan. Peran tersebut, antara lain : 61 1. Menumbuhkan dan mempertahankan kepercayaan diri antara para pihak. 2. Menerangkan proses dan mendidik para pihak dalam hal komunikasi dan menguatkan suasana yang baik. 3. Membantu para pihak untuk menghadapi situasi atau kenyataan. 61 Ibid. hlm. 64 4. Mengejar para pihak dalam proses dan keterampilan tawar- menawar. 5. Membantu para pihak mengumpulkan informasi penting dan menciptakan pilihan-pilihan untuk memudahkan penyelesaian problem. Kovach menyebutkan peran mediator mencakup hal-hal beriku : 62 1. Mengarahkan komunikasi di antara para pihak. 2. Memfasilitasi atau memimpin proses perundingan. 3. Mengevaluasi kemajuan proses perundingan. 4. Membantu para pihak untuk mempelajari dan memahami pokok masalah dan berlangsungnya proses perundingan secara baik. 5. Mengajukan usul atau gagasan tentang proses dan penyelesaian sengketa. 6. Mendorong para pihak kearah penyelesaian. 7. Mendorong kemampuan diri dan pemberdayaan para pihak untuk melaksanakan proses perundingan. 8. Mengendalikan jalannya proses perundingan. Leonard L. Riskin mengatakan bahwa mediator mempunyai tujuh fungsi yaitu : sebagai catalyst educator katalis pendidik, translator penterjemah, resource person narasumber, bearer of bad news pemberi info atau berita, agent of reality pembawa realitas, dan 62 Kovach, dalam buku Nurnaningsi. hlm 63 scapegoat korban. Leonard juga menyebutkan peran mediator sebagai berikut : 63 1. Mendesak para juru runding agar setuju atau berkeinginan untuk berbicara. 2. Membantu para peserta perundingan untuk memahami proses mediasi. 3. Membawa pesan para pihak. 4. Membantu para juru runding untuk menyepakati agenda perundingan. 5. Menyusun agenda. 6. Menyediakan suasana yang menyenangkan bagi berlangsugnya proses perundingan. 7. Memelihara ketertiban perundingan. 8. Membantu para juru runding untuk memahami masalah. 9. Melarutkan harapan-harapan yang tidak realistis. 10. Membantu juru runding untuk mengembangkan usulan-usulan mereka. 11. Membantu juru runding untuk melaksanakan perundingan. 12. Membujuk juru runding agar menerima penyelesaian tertentu. Peran mediator ini hanya dapat diwujudkan bila ia memiliki sejumlah keahlian skill. Keahlian ini diperoleh melalui sejumlah pendidikan, pelatihan training dan sejumlah pengalaman dalam 63 Ibid.hlm 62 menyelesaikan sengketa. Pengalaman seorang mediator dalam menyelesaikan suatu sengketa sangat memudahkan dirinya menjalankan proses mediasi. Mediator sebagai pihak yang netral dapat menampilkan peran sesuai dengan kapasitasnya. Mediator dapat menjalankan perannya mulai peran terlemah sampai peran yang terkuat. Berikut di ungkapkan oleh Howard Raiffa mengenai peran mediator yang dikategorikan dalam peran lemah dan peran kuat. 64 1. Menyelenggarakan pertemuan. Mediator menampilkan peran yang lemah, bila dalam proses mediasi ia hanya melakukan hal-hal sebagai berikut: 2. Memimpin diskusi rapat. 3. Memelihara atau menjaga aturan agar proses perundingan berlangsung secara baik. 4. Mengendalikan emosi para pihak. 5. Mendorong pihakperunding yang kurang mampu atau segan mengemukakan pandangannya. Sedangkan mediator menampilkan peran kuat, ketika dalam proses mediasi ia mampu melakukan hal-hal sebgai berikut : 1. Mempersiapkan dan membuat notulensi pertemuan. 2. Merumuskan titik temu atau kesepakatan dari para pihak. 64 “Mediasi sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa”, Artikel : Majelis Pemantau Peradilan Indonesia MaPPI Fakultas Hukum Universitas Indonesia. hlm.1 3. Membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukanlah sebuah pertarungan untuk dimenangkan, tetapi sengketa tersebut harus diselesaikan. 4. Menyusun dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah. 5. Membanttu para pihak menganalisis alternatif pemecahan masalah. 6. Membujuk para pihak untuk menerima usulan tertentu dalam rangka penyelesaian sengketa.. Peran-peran tersebut harus diketahui secara baik oleh seseorang yang akan menjadi mediator dalam penyelesaian sengketa. Mediator harus berupaya melakukan yang terbaik untuk para pihak agar mediasi berjalan secara maksimal, sehingga para pihak tersebut merasa puas dengan keputusan yang mereka buat atas bantuan mediator

D. Mediasi dan Mediator di dalam PERMA No.1 Tahun 2008