Mediasi dan Mediator di dalam PERMA No.1 Tahun 2008

3. Membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukanlah sebuah pertarungan untuk dimenangkan, tetapi sengketa tersebut harus diselesaikan. 4. Menyusun dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah. 5. Membanttu para pihak menganalisis alternatif pemecahan masalah. 6. Membujuk para pihak untuk menerima usulan tertentu dalam rangka penyelesaian sengketa.. Peran-peran tersebut harus diketahui secara baik oleh seseorang yang akan menjadi mediator dalam penyelesaian sengketa. Mediator harus berupaya melakukan yang terbaik untuk para pihak agar mediasi berjalan secara maksimal, sehingga para pihak tersebut merasa puas dengan keputusan yang mereka buat atas bantuan mediator

D. Mediasi dan Mediator di dalam PERMA No.1 Tahun 2008

Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008 merupakan peraturan tentang prosedur mediasi di pengadilan yang telah direvisi dari Peraturan Mahkamah Agung No.2 Tahun 2003. Direvisinya PERMA No.2 Tahun 2003 karena ditemukannya beberapa permasalahan yang terdapat di dalamnya agar dapat meningkatkan efektifitas mediasi di pengadilan. Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 PERMA No.1 Tahun 2008 mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. 65 65 Pasal 1 ayat 7 PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. 66 Setelah proses mediasi berjalan, terdapat dua kemungkinan hasil dari proses mediasi tersebut, tercapai kata sepakat atau tidak sepakat. Apabila mencapai kesepkatan maka para pihak dengan bantuan mediator wajib merumuskan secara tertulis kesepakatan yang dicapai dan Mediasi ini merupakan salah satu proses penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan keuntungan bagi para pihak sengketa untuk menemukan kepuasan dan keadilan dalam suatu penyelesaian sengketa. Penyelesaian sengketa yang cepat dan murah akan menjadi daya tarik bagi para pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka melalui mediasi. Di dalam PERMA No.1 Tahun 2008 para pihak dibolehkan untuk menggunakan jasa mediator lebih dari satu orang yang terdiri atas hakim dan profesi lainnya yang dianggap memahami masalah pokok sengketa. Jika di dalam PERMA No.2 Tahun 2003, hakim pemeriksa perkara tidak dibolehkan menjadi mediator perkara yang diperiksanya, sebaliknya dalam PERMA No.1 Tahun 2008, hakim pemeriksa perkara dibolehkan menjadi mediator perkara yang diperiksanya jika dikehendaki oleh para pihak atau atas dasar ketentuan Pasal 8 ayat 1 huruf d dan e. 66 Pasal 1 ayat 6 PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Jika dalam proses mediasi para pihak diwakili oleh kesepakatan yang dicapai. Selanjutnya para pihak dapat mengajukan kesepakatan perdamaian kepada hakim untuk dikuatkan dalam bentuk akta perdamaian. Akan tetapi jika para pihak tidak menghendaki kesepakatan perdamaian dikuatkan dalam bentuk akta perdamaian, kesepakatan perdamaian harus memuat klausula pencabutan gugatan dan atau klausula yang menyatakan perkara telah selesai. 67 Apabila mediasi tidak mencapai kata tidak sepakat, maka setelah batas waktu maksimal 40 empat puluh hari kerja para pihak mampu menghasilkan kesepakatan atau karena sebab-sebab yang terkandung dalam Pasal 15, mediator wajib menyatakan secara tertulis bahwa proses mediasi telah gagal dan memberitahukan kegagalan kepada hakim. Kemudian segera setelah menerima pemberitahuan tersebut, hakim melanjutkan pemeriksaan perkara sesuai ketentuan hukum acara yang berlaku. Selanjutnya pada tiap tahapan pemeriksaan perkara, hakim pemeriksa tetap berwenang mendorong atau mengusahakan perdamaian hingga sebelum pengucapan putusan. 68 1. Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati. Tugas-tugas mediator yang sudah ditentukan oleh PERMA No.1 Tahun 2008 dalam Pasal 15, yaitu : 67 Pasal 17 PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan 68 Pasal 18 PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan 2. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam proses mediasi. 3. Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus. 4. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak. Dalam PERMA No.1 Tahun 2008 sudah cukup jelas mengenai tahapan-tahapan prosedur mediasi yang baik. Sehingga untuk melaksanakan mediasi tidak lagi mengalami kesulitan dan para pihak dapat mengerti dengan jelas bagaimana tahapan-tahapan mediasi tersebut dan bagaimana ketentuan kerja seorang mediator. BAB IV EFEKTIFITAS MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI MEDIASI DI DALAM PENGADILAN NEGERI MEDAN

A. Dasar Hukum Pemberdayaan Mediasi di Pengadilan Negeri