Cara Berakhirnya Perjanjian Kerjasama Pengadaan Bus

C. Cara Berakhirnya Perjanjian Kerjasama Pengadaan Bus

Ketentuan berakhirnya Perjanjian Kerjasama Pengadaan Bus Wisata tidak diatur secara khusus dalam KUH perdata, tetapi secara umum berdasarkan pada Pasal 1320 KUH Perdata, yang mengatur mengenai dibuatnya perjanjian kerjasama berdasarkan kesepakatan para pihak. Oleh karena itu dalam perjanjian kerjasama harus dibuat cara berakhirnya perjanjian kerjasama tersebut. Berakhirnya perjanjan kerjasama pengadaan bus tidak terlepas dari masa pelaksanaan pengadaan bus. Masa perjanjian berlangsung ditetapkan dalam Pasal 8 tentang Jangka Waktu Pelaksanaan, yang menyatakan bahwa : Ayat 1, bahwa “Pihak Kedua harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu 2 dua tahun sejak ditanda-tanganinya Surat Perjanjian ini oleh kedua belah pihak.” Ayat 2, bahwa “waktu penyelesaian tersebut tidak dapat dirubah kecuali dalam keadaan kahar seperti di atur dalam Pasal 10 atau berdasarkan perintah pekerjaan tambahan pengurangan seperti diatur dalam Pasal 9 dan dinyatakan secara tertulis bahwa jangka waktu penyelesaian dirubah. Pasal 10 tentang Keadaan Kahar, meyatakan bahwa Ayat 1, bahwa “Dalam hal terjadi keadaan kahar akan diadakan penyelesaian antara Pihak Kesatu dan Pihak Kedua, selambat-lambatnya dalam waktu 14 empat belas hari kalender terhitung sejak terjadi keadaan kahar” ; Ayat 2, bahwa “Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah antara lain: tindakan peraturan pemerintah dalam bidang moneter atau peraturan- peraturan lainnya yang mengakibatkan secara langsung kenaikan harga, Universitas Sumatera Utara bencana alam, kebakaran dan lain-lain kejadian yang tidak dapat diduga atau diramalkan sebelumnya.” Sedangkan isi Pasal 9 tentang Pekerjaan Tambah Kurang, menyatakan: Ayat 1, bahwa “Jika dalam pelaksanaan terdapat perubahan-perubahan yang memerlukan penambahan atau pengurangan armada, akan dilakukan setelah disetujui oleh kedua belah pihak”; Ayat 2, bahwa “Pekerjaan tambah atah kurang armada yang menyebabkan perubahan atau bertambahnya masa penyelesaian pekerjaan oleh Pihak Kedua, harus disebutkan secara tegas dalam Surat Perintah yang berhubungan dengan penambahan atau pengurangan tersebut.” Dengan perkataan lain bahwa masa perjanjian kerjasama pengadaan bus wisata ini adalah 2 dua tahun dengan dimungkinkannya pengurangan atau penambahan jangka waktu penyelesaian pekerjaan, yang mana berakibat pada penambahan atau pengurangan masa perjanjian kerjasama pengadaan bus. Berdasarkan masa perjanjian tersebut, ditemukan bentuk dari perjanjian kontrak antara PT. LJM dengan P.O Karona, yaitu berdasarkan jangka waktu pelaksanaan yaitu tahun jamak. Dalam Perjanjian kerjasama mengatur mengenai 2 dua cara berakhirnya perjanjian kerjasama tersebut, yaitu: 1. Perjanjian berakhir tepat pada waktu yang diperjanjikan, yaitu selama 2 dua tahun, atau 2. Perjanjian berakhir tidak tepat waktu, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: Universitas Sumatera Utara - Karena keadaan kahar, dalam Pasal 8 ayat 2 menentukan bahwa “waktu penyelesaian tersebut tidak dapat dirubah kecuali dalam keadaan kahat seperti diatur dalam pasal 10 atau berdasarkan perintah pekerjaan tambahan pengurangan seperti diatur dalam pasal 9 dan dinyatakan secara tertulis bahwa jangka waktu penyelesaian berubah”. - Karena pemutusan kontrak secara sepihak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 mengenai Memutuskan Kontrak Sepihak, dalam Ayat 1 dengan alasan bahwa “Apabila Pihak kedua dalam melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengn persyaratan yang telah ditetapkan dan setelah mendapat tegoran tertulis 2 dua kali berturut-turut dari Pihak Kesatu, tetapi Pihak kedua tidak menghiraukan tegoran tersebut sebagaimana mestinya maka Pihak Kesatu berhak secara sepihak memutuskan perjanjian”. Terkait pemutusan kontrak secara sepihak baik oleh Pihak Pertama maupun oleh Pihak kedua, dalam Ayat 2 ditentukan bahwa “Apabila Pihak Kedua atau Pihak pertama secara sepihak memutuskan surat perjanjian ini tanpa alasan yang dapat diterima oleh masing-masing pihak maka penyelesaiannya akan diatur dalam perjanjian khusus.” Terhadap pemutusan kontrak secara sepihak sebagaimana dimaksud atas dasar wanprestasi, dimana dalam Surat Perjanjian Kerjasama Pengadaan Bus tidak dicantumkan pengecualian terhadap Pasal 1266 KUH Perdata, dengan ini dapat dimintakan pembatalan atas pemutusan hubungan perjanjian kepada hakim, atas dasar sekalipun debitur sudah wanprestasi hakim masih berwenang untuk memberi kesempatan kepadanya untuk memenuhi perjanjian. Dimana tidak Universitas Sumatera Utara diperbolehkan pemutusan hubungan perjanjian secara sepihak sebagaimana dimaksud di atas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M. L. P. Sigalingging, S.E. dari P.O. Karona selaku kepala divisi, 16 Juli 2010 mengenai resiko pada saat perjanjian pengadaan bus dilaksanakan yaitu: mmm Pemutusan kontrak secara sepihak termasuk dalam negosiasi sebelumnya pada tanggal 16 April 2008, mengingat keselamatan penumpang merupakan yang terutama, jadi para pihak harus tetap sesuai dengan tugas tersebut dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. nnn Tegoran secara tertulis belum pernah dikirimkan kepada P.O. Karona atau pun dari P.O. Karona kepada PT. LJM. ooo Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan jangka waktu yang sewajarnya, tidak terlalu mendesak, bahkan justru jangka waktu tersebut termasuk dalam kategori cukup lama, tetapi berdasarkan negosiasi yang dilakukan sebelumnya, dengan menetapkan bersama jangka waktu tersebut karena didasarkan pada kemungkinan terburuk apabila kondisi bus sudah tidak layak lagi untuk di operasikan sehingga membutuhkan waktu untuk memperbaiki ataupun menyediakan unit sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Hal ini mempertegas bahwa cara berakhirnya perjanjian masih lebih dominan pada berakhirnya perjanjian sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, karena sifat konsensual terkandung dalam negosiasi para pihak dan dalam perjanjian yang disepakati bersama. Universitas Sumatera Utara

D. Wanprestasi oleh salah satu pihak dan penyelesaiannya

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Indonesia dan Jepang tentang Joint Crediting Mechanism 2013 untuk Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon

8 193 166

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara Pt. Satria Parang Tritis Dengan Cv. Mitra Niaga Corporation Tentang Rekrutmen Tenaga Kerja Lulusan Sma/Smk

1 60 105

Analisis Yuridis Atas Pembatalan Perjanjian Kerjasama Event Organizer Dengan Pengguna Jasa ( Studi Pada CV. Bintang Mandiri IN7 Wedding Organizer & Decoration Di Medan )

4 133 154

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusat

2 74 90

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

Kedudukan Perjanjian Ekonomi Antara Pemerintah Daerah Dengan Lembaga Internasional Ditinjau Dari Hukum Nasional & Hukum Internasional

1 75 103

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA SPONSORSHIP YANG DISELENGGARAKAN PT. NOJORONO Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Sponsorship Yang Diselenggarakan PT. Nojorono Tobacco Internasional.

0 1 11

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA SPONSORSHIP YANG DISELENGGARAKAN PT. NOJORONO Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Sponsorship Yang Diselenggarakan PT. Nojorono Tobacco Internasional.

0 1 24