Penyelesaiannya Wanprestasi oleh salah satu pihak dan penyelesaiannya

2. Penyelesaiannya

Subekti menyatakan ada 3 tiga alasan yang dapat diajukan untuk pembebasan debitur dari hukuman tuduhan wanprestasi, yaitu : 47 47 R. Subekti. 1982. Loc.cit a. Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa overmacht atau force majeure ; b. Mengajukan bahwa si berpiutang kreditur sendiri juga telah lalai exeptio non adimpleti contractus ; c. Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi. Mengenai keadaan memaksa ditentukan dalam Pasal 1244 dan Pasal 1245 KUH Perdata. Kedua pasal ini dimaksudkan untuk membebaskan debitur dari kewajibannya mengganti kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak disengaja dan tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya sehingga menyebabkan perjanjian itu tidak dapat dilaksanakan. Hal inilah yang jika diteliti lebih tepat menunjukkan keadaan memaksa sebagai pembelaan bagi debitur yang dituduh melakukan wanprestasi. Penyelesaian yang dilakukan oleh para pihak dalam Surat Perjanjian Kerjasama Pengadaan Bus Wisata, yaitu: a. Penyelesaian secara Musyawarah Hal ini terdapat dalam Pasal 14 ayat 1, bahwa “Bilamana terjadi perselisihan atau sengketa yang timbul antara kedua belah pihak sebagai akibat dari pelaksanaan ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat dalam surat perjanjian ini maka penyelesaiaannya diutamakan secara musyawarah. Universitas Sumatera Utara b. Penyelesaian melalui Arbitrase Hal ini tercantum dalam Pasal 14 ayat 2, bahwa “Bilamana secara musyawarah perselisihan tersebut tidak dicapai penyelesaiaan, maka akan dibentuk Panitia Arbitrase yang terdiri dari : • Seorang wakil Pihak Kesatu • Seorang wakil Pihak Kedua • Seorang yang tidak ada hubungannya dengan masing-masing pihak Keputusan yang diambil oleh Panitia Arbitrase tersebut bersifat mengikat kedua belah pihak.” c. Penyelesaian melalui jalur hukum Hal ini tercantum dalam Pasal 14 ayat 3, bahwa Perselisihan akan diteruskan melalui saluran hukum yang berlaku apabila ternyata cara-cara tersebut di atas tidak mencapai kesepakatan. Dalam hal ini tentu melalui gugatan ke Pengadilan bagi Pihak yang merasa dirugikan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Indonesia dan Jepang tentang Joint Crediting Mechanism 2013 untuk Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon

8 193 166

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara Pt. Satria Parang Tritis Dengan Cv. Mitra Niaga Corporation Tentang Rekrutmen Tenaga Kerja Lulusan Sma/Smk

1 60 105

Analisis Yuridis Atas Pembatalan Perjanjian Kerjasama Event Organizer Dengan Pengguna Jasa ( Studi Pada CV. Bintang Mandiri IN7 Wedding Organizer & Decoration Di Medan )

4 133 154

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusat

2 74 90

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

Kedudukan Perjanjian Ekonomi Antara Pemerintah Daerah Dengan Lembaga Internasional Ditinjau Dari Hukum Nasional & Hukum Internasional

1 75 103

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA SPONSORSHIP YANG DISELENGGARAKAN PT. NOJORONO Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Sponsorship Yang Diselenggarakan PT. Nojorono Tobacco Internasional.

0 1 11

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA SPONSORSHIP YANG DISELENGGARAKAN PT. NOJORONO Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Sponsorship Yang Diselenggarakan PT. Nojorono Tobacco Internasional.

0 1 24