Prinsip Dasar Pengadaan Barang Jasa

4. Untuk pekerjaan yang tergantung dengan cuaca reboisasi, pembenihan, maupun layanan yang harus tersedia sepanjang tahun mulai tanggal 1 Januari pelayanan perintis udaralaut, pita cukai, konsumsiobat di Rumah Sakit, konsumsi di Lapas, pembuangan sampah, dan cleaning service diperkenalkan contract multiyears tahun jamak, dan asalkan nilai kontrak tidak lebih dari Rp10 Miliar, persetujuan langsung dilakukan oleh PA masing-masing tidak lagi minta persetujuan Menteri Keuangan; di luar yang diatas, tetap perlu persetujuan Menteri Keuangan. 5. Swakelola untuk Alutsista, Almatsus, dilakukan oleh industri strategis dalam negeri, untuk mencapai kemandirian; 6. Swakelola untuk riset dan rekayasa dilakukan oleh lembaga riset atau perguruan tinggi, agar dapat diwujudkan produk yang inovatif. Disamping itu ekonomi kreatif untuk hal-hal yang inovatif berbasis budaya juga difasilitasi dengan sayembara. 7. Keberpihakan pada usaha kecil ditingkatkan dari Rp1 Miliar menjadi Rp2,5 Miliar. 8. Keberpihakan kepada Industri dalam negeri ditingkatkan; dan 9. Diperkenalkan Jaminan Sanggah Banding sebesar 2 per mil dari nilai kontrak.”

B. Prinsip Dasar Pengadaan Barang Jasa

Berdasarkan pada Keppres No. 80 Tahun 2003, sebagai acuan terhadap pengadaan barang jasa pemerintah yang dilakukan sebelum 2011, atau sebelum diberlakukannya Perpres No. 54 Tahun 2010, ada beberapa prinsip dasar terhadap pengadaan barang jasa, yaitu sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 3, bahwa: “Pengadaan barangjasa wajib menerapkan prinsip-prinsip: a. efisien, berarti pengadaan barangjasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan; b. efektif, berarti pengadaan barangjasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; c. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barangjasa harus terbuka bagi penyedia barangjasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi syaratkriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan; d. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barangjasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barangjasa, sifatnya terbuka bagi Universitas Sumatera Utara peserta penyedia barangjasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya; e. adiltidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barangjasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun; f. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barangjasa.” Panitia pengadaan danatau pejabat yang berwenang dalam mengeluarkan keputusan, ketentuan, prosedur, dan tindakan lainnya, harus didasarkan pada nilai- nilai dasar tersebut. Dengan demikian akan dapat tercipta suasana yang kondusif bagi tercapainya efisiensi, partisipasi dan persaingan yang sehat dan terbuka antara penyedia jasa yang setara dan memenuhi syarat, menjamin rasa keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pengadaan barangjasa, karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik dari segi fisik, keuangan dan manfaatnya bagi kelancaran pelaksanaan tugas institusi pemerintah. Pelaksanaan Pengadaan barang dan Jasa harus sesuai dengan prinsio dasar sebagaimana diatur dalam Pasal 3 tersebut, dan pelaksanaan pengadaan barang jasa pemerintah dilakukan dengan 2 dua cara sesuai dengan Pasal 6, yaitu: a. dengan menggunakan penyedia barangjasa; b. dengan cara swakelola. Pengadaan barangjasa swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh institusi pemerintah penanggungjawab anggaran atau institusi pemerintah penerima kuasa dari penanggungjawab anggaran atau kelompok masyarakat penerima hibah. Universitas Sumatera Utara

C. Penyusunan Harga Pengadaan Barang

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah Indonesia dan Jepang tentang Joint Crediting Mechanism 2013 untuk Kemitraan Pertumbuhan Rendah Karbon

8 193 166

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Antara Pt. Satria Parang Tritis Dengan Cv. Mitra Niaga Corporation Tentang Rekrutmen Tenaga Kerja Lulusan Sma/Smk

1 60 105

Analisis Yuridis Atas Pembatalan Perjanjian Kerjasama Event Organizer Dengan Pengguna Jasa ( Studi Pada CV. Bintang Mandiri IN7 Wedding Organizer & Decoration Di Medan )

4 133 154

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusat

2 74 90

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

Kedudukan Perjanjian Ekonomi Antara Pemerintah Daerah Dengan Lembaga Internasional Ditinjau Dari Hukum Nasional & Hukum Internasional

1 75 103

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA SPONSORSHIP YANG DISELENGGARAKAN PT. NOJORONO Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Sponsorship Yang Diselenggarakan PT. Nojorono Tobacco Internasional.

0 1 11

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA SPONSORSHIP YANG DISELENGGARAKAN PT. NOJORONO Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Sponsorship Yang Diselenggarakan PT. Nojorono Tobacco Internasional.

0 1 24