Proses Penanaman Modal Asing di Indonesia

Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. 9. Kemandirian Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. 10. Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi antar wilayah di Daerah dalam kesatuan ekonomi nasional.

C. Proses Penanaman Modal Asing di Indonesia

Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967, telah banyak para pakar investor asing yang tertarik untuk menamankan modalnya di Indonesia dan mengajukan permohonan-permohonan kepeda pemerintah Indonesia, untuk memperlancar usaha penampungan dan pertimbangan dalam menghadapi permohonan-permohonan penanaman modal dari investor asing tersebut. Sebelum membahas mengenai bagaimana caranya menanamkan modal asing di Indonesia, perlu diketahui bahwa sejak keluarnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 hingga saat ini telah terdapat banyak peraturan yang berkenaan dengan Penanaman Modal Asing, baik peraturan yang masih berlaku ataupun yang sudah tidak berlaku lagi diganti dengan peraturan berikutnya. Pada awal berlakunya Undang-undang No. 1 Tahun 1967, pemerintah tentu telah memikirkan tentang pengaturan tata cara atau prosedur penanaman modal tersebut sehingga pada saat itu dikeluarkan Keputusan Presidium Kabinet Universitas Sumatera Utara No.104EKKP41967 tanggal 28 April 1967 yang mengatur tentang prosedur yang harus ditempuh dalam melayani permohonan-permohonan untuk diizinkan melaksanakan penanaman modal asing tersebut. Prosedur tersebut adalah sebagai berikut 1. Pada tingkat pertama, semua permohonan tentang penanaman modal asingPada tingkat pertama, semua permohonan tentang penanaman modal asing peranan-peranan Team Teknis Penanaman Modal Asing sangat diperlukan. 2. Setelah selesai diolah dan disetujui ditingkat departemen tersebut, maka setelah mendengar Tema Teknis Menteri yang bersangkutan meneruskan permohonan tersebut kepada Ketua Predisium Kabine dan Badan Pertimbangan Penamanam Modal Asing 3. Apabila permohonan tersebut mendapat persetujuan dair Badan Pertimbangan Penanaman Modal Asing, maka Ketua Predisium Kabinet memberikan persetujuan resmi atas rancangan kontrak tesebut dan selanjutnya Menteri yang bersangkutan diberi wewenang untuk menandatangani Surat Keputusan Kontraknya atas nama pemerintah. 4. Mengenai Letter of Intent, Merrits of Agreement, atau surat-surat persetujuan in pricipe dapat ditanda tangani oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri yang bersangkutan. Dalam konteks diatas telah dinyatakan bahwa pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan yang berkenaan dengan penanaman modal asing. Demikian juga halnya mengenai tata cara penanaman modal asing telah beberapa kali mengalami pergantian pengaturanya. Peraturan terbaru yang mengatur Universitas Sumatera Utara mengenai tata cara penamanam modal asing ini adalah Keputusan Presiden RI Nomor 97 Tahun 1993 yang mencabut Keputusan Presiden RI Nomor 33 Tahun 1992. Pada Kepres No. 97 Tahun 1993, tepatnya pada Pasal 2 yang terdiri dari 11 ayat dapat dilihat secara jelas bagaimana tata cara yang harus ditempuh oleh investor dalam melaksanakan permohonan penamanam modal asing di Indonesia. Calon penanam modal investor yang akan mengadakan usaha dalam rangka penanaman modal asing pertama-tama yang harus dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu Daftar Bidang Usaha yang Tertutup Bagi Penanaman Modal Asing yang berlaku, dan apabila diperlukan suatu penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut diatas dapat menghubungi Badan Koordinasi Penanaman Modal atau Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah. Adapun yang dimaksud dengan Daftar Usaha Yang Tertutup Bagi Penanamam Modal Asing adalah daftar usaha yang tidak boleh diberikan untuk dilaksanakan oleh penanaman modal sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Presiden No. 111 Tahun 2007 yang kemudian diganti dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanamam Modal. Daftar bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal asing ini menunjukkan bahwa pemerintah menggunakan dan memanfaatkan modal asing sesuai dengan kebutuhan dan tetap menjaga bidang usaha yang menguasai hajat orang banyak demi kemakmuran rakyat Indonesia. Setelah mempelajari bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal asing dan penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka yang akan Universitas Sumatera Utara ditanamakan modal asing tersebut, calon penanaman modal mengajukan permohonan penanaman modal kepada MENINVES Menteri Negera Penggerak dan Investasi Ketua BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan tata cara permohonan yang ditetapkan oleh MENINVESKetua BPKM. Mengenai tata cara permohonan yang ditetapkan oleh MENINVESKetua BKPM ini, baru-baru ini MENINVESKetua BPKM telah mengeluarkan Surat Keputusan yang terbaru mengenai tata cara tersebut yaitu Keputusan Menteri Negara Penggerak Dana InvestasiKetua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 21SK1996 tanggal 15 Juli 1996, tentang Tatacara Permohonan Penanaman Modal Asing Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Penanaman Modal Asing, yang mana Keputusan ini mencabut Surat Keputusan MENINVESKetua BPKM Nomor 15SK1993 tanggal 23 Oktober 1993 tentang Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Penanaman Modal Asing. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal telah mengatur tentang proses permohonan penanaman modal, yakni sebagai berikut: Pasal 15 1. Penanam modal dapat mengajukan permohonan perizinan dan nonperizinan penanaman modal secara manual atau melalui SPIPISE, kepada PTSP BKPM, PTSP PDPPM, atau PTSP PDKPM sesuai kewenangannya. Universitas Sumatera Utara 2. Atas perizinan penanaman modal tersebut, permohonan perizinan penanaman modal diajukan kepada masing-masing PTSP-PDPPM atau FTSP PDKPM sesuai lokasi proyeknya. 3. Penanam modal dapat mengajukan permohonan secara paralel untuk berbagai perizinan dan nonperizinan yang tidak berkaitan, dengan hanya menyampaikan satu berkas persyaratan permohonan melalui SPIPISE. 4. Penanam modal yang menyampaikan permohonan melalui SPIPISE sebagaimana wajib menyampaikan formulir permohonan, kesepakatan para pemegang saham yang telah dicatat waarmerking oleh notaris, surat-surat pernyataan dan surat kuasa asli pada saat a. penanam modal mengirimkan permohonan melalui SPIPISE, atau b. penanam modal mengambil perizinan dan nonperizinan yang telah diterbitkan oleh PTSP. 5. Pedoman pengajuan permohonan perizinan dan nonperizinan secara elektronik diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala BKPM Pasal 16 1. Penanam modal asing yang akan melakukan penanaman modal di Indonesia mengajukan permohonan Pendaftaran ke FTSP BKPM, sebelum atau sesudah berstatus badan hukum perseroan terbatas. 2. Pendaftaran yang diajukan sebelum berstatus badan hukum perseroan terbatas, wajib ditindaklanjuti dengan pembuatan akta pendirian perseroan terbatas. Universitas Sumatera Utara 3. Pendaftaran yang tidak ditindaklanjuti sebagaimana dimaksud pada ayat 2 paling lambat dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak tanggal diterbitkannya Pendaftaran, dinyatakan batal demi hukum. 4. Apabila sebelum jangka waktu 6 enam bulan terdapat perubahan ketentuan yang terkait dengan bidang usaha, maka Pendaftaran yang telah diterbitkan dinyatakan batal demi hukum apabila bertentangan dengan ketentuan baru. 5. Pendaftaran yang diajukan setelah akta pendirian perseroan terbatas atau setelah perusahaan berstatus badan hukum perseroan terbatas, berlaku sampai dengan perusahaan memiliki Izin Prinsip atau perusahaan siap beroperasiproduksi komersial. 6. Perusahaan penanaman modal dalam negeri dapat mengajukan Pendaftaran di FTSP BKPM, FTSP PDPPM, atau FTSP PDKPM sesuai kewenangannya, apabila diperlukan dalam pengurusan perizinan pelaksanaan penanaman modalnya Pasal 18 1. Perusahaan penanaman modal asing yang telah berstatus badan hukum perseroan terbatas yang bidang usahanya dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya membutuhkan fasilitas fiskal, wajib memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal. 2. Perusahaan penanaman modal asing yang belum melakukan Pendaftaran, dapat langsung mengajukan permohonan Izin Prinsip. 3. Perusahaan penanaman modal asing yang bidang usahanya tidak memperoleh fasilitas fiskal danatau dalam pelaksanaan penanaman Universitas Sumatera Utara modalnya tidak membutuhkan fasilitas fiskal, tidak diwajibkan memiliki Izin Prinsip. 4. Permohonan Izin Prinsip diajukan kepada PTSP BKPM

D. Bentuk-bentuk Penanaman Modal Asing

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Joint Venture Agreement Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dan Dikaitkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

2 57 158

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

Hukum dan kepentingan: telaah kritis atas undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dalam perspektif UUD 1945 dan hukum Islam

1 10 113

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Undang Undang No. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 0 28

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 0 17