Joint venture agreement sebagai bentuk persekutuan perdata

Kecakapan di sini artinya para pihak dalam joint venture agreement haruslah orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pada dasarnya semua orang menurut hukum cakap untuk membuat kontrak. Yang tidak cakap adalah orang-orang yang ditentukan hukum, yaitu anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan di bawah pengawasan curatele, dan orang sakit jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur 18 delapan belas tahun. Meskipun belum berumur 18 delapan belas tahun, apabila seseorang telah atau pernah kawin dianggap sudah dewasa, berarti cakap untuk membuat perjanjian. 3. Suatu hal tertentu Hal tertentu maksudnya objek yang diatur dalam joint venture agreement tersebut harus jelas, setidak-tidaknya dapat ditentukan. Jadi tidak boleh samar-samar. Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada pihak-pihak dan mencegah timbulnya joint venture agreement fiktif. 4. Suatu sebab yang halal. Maksudnya isi joint venture agreement tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang sifatnya memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.

2. Joint venture agreement sebagai bentuk persekutuan perdata

Bentuk persekutuan perdata burgelijke maatschap sebagaimana yang diatur dalam Bab VII buku III KUH Perdata adalah persekutuan yang termasuk Universitas Sumatera Utara dalam hukum perdata umum. Batasan yuridis tentang persekutuan dimuat dalam Pasal 1618 KUH Perdata yang dirumuskan sebagai berikut: “Persekutuan adalah suatu persetujuan dua orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya. 85 a. Perjanjian konsensual, yaitu perjanjian yang terjadi karena adanya persetujuan kehendak dari para pihak atau ada kesepakatan Menurut ketentuan Pasal 1618 KUH Perdata, persekutuan perdata itu didirikan atas dasar perjanjian. Menurut sifatnya perjanjian itu ada dua macam golongan, yaitu: b. Perjanjian riil, yaitu perjanjian yang terjadi setelah adanya penyerahan barang objek perjanjian seperti dalam perjanjian pand gadai dan penitipan barang. Sesuai dengan sifat persekutuan perdata yang tidak menghendaki terang- terangan, maka dalam perjanjian mendirikan persekutuan perdata, Pasal 1618 KUH Perdata itu tidak mengharuskan adanya syarat tertulis dimana perjanjian yang dimaksud bersifat konsensual, yakni dianggap cukup dengan adanya persetujuan kehendak atau kesepakatan konsensus. Perjanjian ini mulai berlaku sejak saat perjanjian itu menjadi sempurna atau sejak saat ditentukan dalam perjanjian, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1624 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Menurut Chidir Ali bahwa perjanjian mendirikan persekutuan adalah perjanjian konsensuil, yaitu perjanjian yang terjadi karena adanya persetujuan kehendak dari para pihak atau ada kesepakatan sebelum ada tindakan-tindakan. 85 R. Subekti dan R Tjiptrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita, 1985, hal. 378. Universitas Sumatera Utara Jadi pada persekutuan, jika sudah ada kata sepakat para pihak sekutu untuk mendirikannya, maka persekutuan itu dianggap sudah ada. 86

3. Hak dan kewajiban para pihak dalam joint venture agreement

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Joint Venture Agreement Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dan Dikaitkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

2 57 158

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 33 121

Hukum dan kepentingan: telaah kritis atas undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dalam perspektif UUD 1945 dan hukum Islam

1 10 113

Tinjauan Hukum Perjanjian Nominee Terhadap Pemberian Kuasa Penanam Modal Asing Dalam Kepemilikan Perseroan Terbatas

2 28 0

Tinjauan hukum perjanjian nominee terhadap pemberian kuasa penanam modal asing dalam kepemilikan saham perseroan terbatas

8 75 87

Undang Undang No. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 0 28

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 13

Analisis Yuridis Pemberian Hak Guna Usaha Terhadap Perusahaan Asing Dalam Bentuk Joint Venture Setelah Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Joint Venture Agreement Dalam Tinjauan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

0 0 17