meskipun bukan dalam bentuk usaha kerja sama Joint venture dengan modal nasional.
Adanya pengaturan tentang bidang kerja sama usaha patungan joint- venture
, diharapkan penanaman modal dapat lebih bergairah untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kendati demikian dalam praktiknya penanaman modal di
Indonesia masih menemui berbagai hambatan yang bersifat teknis operasional meskipun iklim kerjasama telah diperbarui oleh pemerintah untuk menghilangkan
kekuatan pengusaha nasional dalam melakukan kerjasama usaha patungan joint- venture
dengan modal asing.
3. Bentuk-bentuk Kerjasama joint venture dalam Undang-undang
Penanaman Modal
Penetapan terhadap bentuk kerjasama usaha patungan antara modal asing dengan pihak nasional dimaksudkan oleh pemerintah untuk memberikan
perlindungan serta peranan atau partisipasi pihak swasta nasional dalam pelaksanaan penanaman modal asing di Indonesia. Hal lain adalah memberikan
kesempatan pula kepada perusahaan-perusahaan swasta nasional yang berskala kecil maupun dalam usaha koperasi untuk dapat ikut berpartisipasi di dalamnya
melalui pemilikan saham terhadap penanaman modal asing yang telah melakukan aplikasi usahanya di Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan terjadi
perimbangan modal antarpenanaman modal asing dengan penanaman modal dalam negeri yang dirasakan sampai sekarang ini belum seimbang dalam hal
pelaksanaannya. Oleh Todung Mulya Lubis disebut sebagai tidak adanya suatu domestic countervailing power,
sehingga kerjasama yang dilakukan antara penanaman modal asing dengan modal nasional diibaratkan sebagai istri yang
Universitas Sumatera Utara
kesekian kalinya tidak mempunyai bargaining position untuk bertindak seimbang dalam hal penanaman modal di Indonesia.
92
Pelaksanaan atau aplikasi penanaman modal khususnya Penanaman Modal Asing di Indonesia yang tidak melalui suatu usaha kerjasama dengan modal
nasional baik yang dilakukan oleh perorangan maupun badan hukum secara yuridis telah jelas diatur di dalam ketentuan Undang-undang penanaman modal,
bahwa baik terhadap modal, kekuasaan maupun pengambilan keputusan seluruhnya dilakukan sepenuhnya oleh pihak asing bilamana suatu perusahaan
100 modal sahamnya dimiliki oleh pihak asing. Lain halnya bilamana dilakukan atau dilaksanakan dalam suatu usaha kerjasama dengan pihak nasional, maka
terdapat berbagai bentuk atau corak maupun variasi kerjasama antara modal asing dengan modal nasional baik dalam wujud perimbangan modal, kekuasaan dan
pengambilan keputusan.
93
Ismail Suny dan Rudiono Rochmat, mengemukakan bahwa ada 3 tiga macam bentuk kerjasama joint-venture antara modal asing dengan modal
nasional sesuai dengan Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing PMA, yakni; joint-venture, joint-enterprise, dan kontrak karya.
Meskipun sebenamya istilah joint-enterprise adalah juga merupakan atau termasuk dalam pengertian joint-venture.
94
92
Todung Mulya Lubis, Hukum Ekonomi, Jakarta: Sinar Harapan, 1992, hal. 23
93
Aminuddin Ilmar, Op. cit., hal. 57.
94
Ismail Suny dan Rudiono Rochmat, Tinjauan dan Pembahasan UUPMA dan Kredit Luar Negeri,
Jakarta: Pradnya Paramita, 1967, hal. 108.
Oleh Sunaryati Hartono diuraikan bahwa sebenarnya istilah-istilah joint-venture oleh para ahli yang berbahasa
Universitas Sumatera Utara
Inggris dipergunakan sebagai istilah verzamelnaam untuk berbagai bentuk kerja sama antara penanaman modal nasional dengan penanaman modal asing.
95
Dalam ketentuan umum Bab I Pasal 1 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman modal UUPM mendefinisikan Penanaman Modal adalah
segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
Negara Republik Indonesia.
96
Lebih lanjut untuk pengaturan penanaman modal asing yang melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia dalam
pelaksanaannya dapat menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.
97
Istilah Joint Venture Agreement sengaja tidak diterjemahkan menjadi usaha patungan sebagaimana telah dikenal di Indonesia, hal tersebut bertujuan
untuk tidak terjadi salah pengertian, karena usaha patungan sendiri dapat saja berbetuk joint venture, joint enterprise, kontrak karya, production sharing,
penanaman modal dengan DICS-rupiah Debt Investment Conversion Schema, penanaman modal dengan kredit investasi dan portofolio investment. Joint venture
agreement atau biasa disebut perjanjian kerjasama patungan adalah suatu kontrak
yang mengawali kerjasama joint venture, kontrak ini menjadi dasar pembentukan atau pendirian joint venture company.
98
95
Sunaryati Hartono, Op. cit, hal. 127
96
Undang-undang Nomor. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Pasal 1
97
Pasal 1 ayat 3
98
Ridwan Khairandy, “Kompetensi Absolut Dalam Penyelesaian Sengketa Di Perusahaan Joint Venture”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol 26, No. 4, Tahun 2007, hal. 43.
Sedangkan joint enterprise merupakan suatu bentuk kerjasama yang membentuk suatu badan hukum perusahaan, yang
terbentuk dari perjanjian antara pemilik modal asing dan modal nasional yang
Universitas Sumatera Utara
modalnya antara lain teridiri dari modal dalam nilai rupiah dan modal yang dinyatakan daiam valuta asing.
99
Jadi, apa yang disebut oleh Ismail Suny dan Rudiono Rochmat dengan Joint-enterprise
juga merupakan salah satu bentuk daripada joint-venture. Namun pembedaan yang dilakukan oleh Ismail Suny dan Rudiono Rochmat
tersebut secara resmi telah dipergunakan oleh pemerintah, sehingga pemakaian istilah tersebut sudah menjadi lazim adanya. Dalam hal joint-venture diartikan
sebagai para pihak tidak membentuk badan hukum baru, akan tetapi suatu kerjasama yang semata-mata bersifat kontraktuil, sedang dalam hal joint-
enterprise terjadi penggabungan modal nasional ke dalam satu badan hukum
Indonesia. Lalu kemudian kontrak karya diartikan sebagai pihak asing membentuk suatu badan hukum Indonesia dan badan hukum Indonesia itu bekerjasama lagi
dengan badan hukum nasional Indonesia yang lain.
100
99
http:www.researchgate.netpublication42354250_Perjanjian_Kerjasama_Modal_ Asing_Dan_Modal_Nasional_Berdasarkan_Undang-Undang_PMA_No.1_Tahun_1967_jo._
Undang-Undang_No.11_Tahun_1970. diakses tanggal 26 Oktober 2010.
100
Aminuddin Ilham, Op. cit, hal. 60
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada dua perangkat hukum penting yang mengatur mengenai investasi
asing, pertama adalah hukum perjanjian, di Indonesia norma hukum perjanjian yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan mengenai perjanjian
yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata KUHPerdata. Kedua, Norma hukum penanaman modal dan norma hukum perusahaan, di
Indonesia ketentuan tersebut diatur oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal UUPM dan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas UUPT. Ketentuan-ketentuan yang dibuat di dalam Joint Venture Angreement, adalah ketentuan-
ketentuan yang tetap mengikat kedua belah pihak saat badan hukum Joint Venture Company
terbentuk Perseroan Terbatas. Terutama ketentuan- ketentuan yang sejalan dan dapat dimasukan ke dalam Anggaran Dasar,
seperti: identitas para pihak, permodalan, pengaturan tentang saham, pengambilan keputusan perusahaan RUPS, pembagian dan penggunaan
deviden, pembukuan, pengakhiran perjanjian dan atau penutupan perusahaan. Ketentuan yang ada dalam Joint Venture Agreement tetap
memiliki kekuatan mengikat sepanjang tidak dipertentangkan dengan peraturan perundang-undangan berlaku, seperti Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara