1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara. Pentingnya penerimaan pajak bagi negara, menyadarkan para pelaku
ekonomi dari berbagai sektor untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Dalam pasal 2 ayat 1 UU No.36 tahun 2008 disebutkan yang termasuk
subyek pajak adalah subyek pajak orang pribadi, subyek pajak badan dan bentuk usaha tetap. Salah satu bentuk subyek pajak badan adalah yayasan.
Yayasan sebagai salah satu bentuk organisasi nirlaba non-profit organization merupakan organisasi berbadan hukum yang mempunyai
maksud dan tujuan yang bersifat sosial. Tujuan pendirian yayasan lebih banyak ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dalam
masyarakat, dan bukan untuk mencari laba. Pada umumnya yayasan bergerak dalam sektor pendidikan dan sektor kesehatan, yang berfungsi
sebagai organisasi nirlaba yang memperoleh sumber dana dari masyarakat melalui donasi atau sumbangan.
Sebelum berlakunya Undang-Undang No.16 tahun 2001 tentang yayasan, pendirian yayasan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
ruang lingkup yayasan hanya didasarkan pada “hukum kebiasaan” dan
penghasilan yayasan yang diperoleh dari usaha dan modal yang digunakan dengan tujuan untuk kepentingan umum dikecualikan dari pengenaan pajak
penghasilan. Namun, setelah berlakunya Undang-Undang No.16 tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2001, maka kedudukan yayasan disetarakan dengan organisasi lainnya yang berorientasi pada laba dan pendiriannya harus berdasarkan hukum
formal yang berlaku. Atas dasar tersebut selisih lebih atas pendapatan dan beban yang diperoleh sebuah yayasan akan dikenakan pajak penghasilan.
Bastian, 2007. Sesuai status badan hukum yang dimilikinya, yayasan dapat
menyelenggarakan sendiri kegiatannya dengan kekayaan yang terpisah dan berdiri sendiri, dengan demikian yayasan juga mempunyai kewajiban untuk
menyelenggarakan sendiri dokumen-dokumen kegiatannya termasuk pembukuan, pelaporan keuangan dan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Yayasan pendidikan merupakan salah satu bentuk yayasan yang terdapat di Indonesia. Yayasan pendidikan bergerak dalam bentuk
pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Yayasan pendidikan yang bergerak dalam bentuk pendidikan formal antara lain sekolah-sekolah
mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak TK sampai Sekolah Menengah Atas dan Universitas atau Sekolah Tinggi, sedangkan bentuk pendidikan
non-formal seperti lembaga bimbingan belajar dan kursus-kursus. Yayasan pendidikan formal maupun non-formal merupakan Wajib Pajak yang
memiliki kewajiban untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak terutangnya kepada negara.
Yayasan pendidikan yang bergerak pada pendidikan formal mendapatkan fasilitas khusus dalam perlakuan perpajakan yaitu selisih
lebih yang diperoleh yayasan atas pendapatan dan beban, apabila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan kembali untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana pada yayasan pendidikan tersebut. Sebagaimana ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.80PMK.032009 tentang sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan danatau bidang penelitian dan pengembangan, dikecualikan dari objek pajak penghasilan sepanjang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Mengingat adanya perlakuan khusus dalam perpajakan bagi yayasan pendidikan, maka transparansi
kegiatan yayasan perlu mendapat perhatian. Perlakuan perpajakan untuk yayasan secara umum sama dengan
perlakuan pajak terhadap organisasi komersial, baik dalam hal pelaporan maupun sistem pemungutannya. Salah satu sistem pemungutan perpajakan
yang berlaku di Indonesia adalah self assessment system, suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang dan kepercayaan kepada Wajib
Pajak untuk menghitung dan melaporkan sendiri pajak yang terutang yang harus ditanggungnya. Pemahaman yang memadai dapat membantu Wajib
Pajak menghindari kesalahan dalam pengisian SPT. Yayasan Pangudi Luhur merupakan yayasan pendidikan yang
menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk pendidikan formal, mulai dari Taman Kanak-kanak TK sampai Sekolah Menengah Atas dan Sekolah
Luar Biasa SLB, yang berada di berbagai provinsi di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.16 tahun 2001 tentang yayasan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.28 tahun 2004 pasal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48, Yayasan Pangudi Luhur wajib menyusun laporan keuangan pada akhir periode sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dan
menurut KUP pasal 28, yayasan wajib menyelenggarakan pembukuan serta menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku. Dalam praktik yang terjadi atas pelaksanaan kewajiban perpajakan
oleh Yayasan Pangudi Luhur, perlu dilakukan reviu untuk mengevaluasi kesesuaian pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan oleh yayasan
dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat bahwa peraturan perpajakan selalu mengalami pembaharuan dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui
apakah pemanfaatan fasilitas perpajakan berupa penundaan penghasilan neto untuk investasi di bidang pendidikan sudah dilakukan oleh yayasan
sesuai dengan peraturan perpajakan.
B. Rumusan Masalah