Penghitungan Neto Fiskal Data Kewajiban Perpajakan

2. Penghitungan Neto Fiskal

Penghitungan penghasilan neto fiskal yayasan pendidikan sesuai dengan SPT lampiran I nomor 4 adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Penghitungan Neto Fiskal Keterangan Jumlah Rp Penghasilan Neto Komersial 54.190.072.473 Penghasilan yang dikenakan PPh Final 13.152.104.095 dan yang Tidak termasuk Objek Pajak Koreksi Fiskal Positif 4.164.569.867 Koreksi Fiskal Negatif 3.685.785.867 Penghasilan Neto Fiskal 41.516.752.378 Sumber:Yayasan Pangudi Luhur, 2016

3. Data Kewajiban Perpajakan

a. Yayasan Pangudi Luhur telah terdaftar di KPP sebagai Wajib Pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak 01.144.252.2.511.000 b. Yayasan Pangudi Luhur telah menghitung, dan melaporkan Pajak Penghasilan Tahunan Badan untuk tahun pajak 2014. c. Yayasan Pangudi Luhur telah melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan mengisi SPT Tahunan Badan 1771 dan dilaporkan ke Kantor Peleyanan Pajak KPP pada tanggal 25 April 2015. d. Yayasan Pangudi Luhur juga telah melakukan kewajiban pembukuan sesuai dengan tahun pajak untuk mendukung pengisian SPT Tahunan Badan 1771 tahun 2014.

B. Analisis Data

Tahapan analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis penghitungan dan pengisian SPT Tahunan formulir 1771 beserta lampiran-lampiranya. komponen analisis meliputi: 1. Menyusun Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Aktivitas Komersial Yayasan Dalam penyusunan laporan aktivitas fiskal sebagai syarat pemenuhan kewajiban perpajakan, diperlukan analisis terhadap akun pendapatan dan beban pada laporan aktivitas komersial yayasan yang bersumber dari rincian pendapatan dan belanja tahun 2014. Analisis pada laporan ini dipandang perlu untuk menghindari kesalahan pada saat dilakukannya koreksi fiskal. Analisis akun pendapatan atas laporan aktivitas komersial yayasan berdasarkan peraturan perpajakan adalah sebagai berikut: a. Pendapatan Yayasan Penghasilan berupa pendapatan yayasan sebesar Rp.117.138.392.697,00 merupakan pembayaran siswa yang mengikuti kegiatan belajar di Yayasan Pangudi Luhur. Pembayaran ini berupa uang persiapan pendidikan, uang sekolah, uang komputer, uang kegiatan, uang praktek, dana pembangunan uang asrama, uang antar jemput dan uang seragam. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34PJ.41995 poin 3.2, komponen pendapatan yayasan ini merupakan objek pajak sehingga boleh diakui sebagai penghasilan yayasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Pendapatan Lembaga Penghasilan berupa pendapatan lembaga sebesar Rp.1.390.526.500,00 diperoleh dari penyelenggaraan ILP International Language Program. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 34PJ.41995 poin 3.2 huruf f penghasilan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikanpengajaran dalam bentuk apapun termasuk dalam objek pajak sehingga boleh diakui sebagai penghasilan yayasan. c. Pendapatan Sumbangan Bantuan Subsidi Penghasilan berupa pendapatan sumbangan bantuan subsidi sebesar Rp.2759.705.233,00 diperoleh dari bantuan pemerintah, sumbangan pihak ketiga dan Gaji DPNK. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34PJ.41995 poin 2 huruf a angka 1 dan 2, bantuan dan sumbangan dan harta hibahan bukan merupakan Objek Pajak sehingga tidak boleh diakui sebagai penghasilan pada yayasan tersebut. Gaji DNPK sebesar Rp.2.536.856.983,00 merupakan dana yang diterima oleh yayasan dari pemerintah berkenaan dengan pekerjaan atau jasa pegawai negeri yang dipekerjakan di sekolah swasta. Berdasarkan Undang-undang PPh pasal 4 ayat 1, gaji merupakan Objek Pajak sehingga boleh diakui sebagai penghasilan yayasan. d. Pendapatan Lain-lain Penghasilan berupa pendapatan lain-lain sebesar Rp.40.943.338.736,00 diperoleh dari bunga bank, hasil penjualan inventaris dan bunga piutang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a Bunga Bank Berdasarkan Undang-Undang PPh pasal 4, ayat 2, penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya termasuk dalam penghasilan yang bersifat final dan bukan merupakan Objek Pajak. b Penjulan Inventaris Hasil penjualan inventaris sebesar Rp.39.106.292.118,00 merupakan pendapatan yang diterima dari hasil penjualan inventaris yayasan. Penghasilan ini termasuk dalam pengalihan hak atas tanah dan bangunan. Berdasarkan Undang-Undang PPh, Wajib Pajak Orang Pribadi, yayasan atau organisasi sejenis dan Wajib Pajak Badan baik merupakan usaha pokok maupun diluar usaha pokok yang mengalihkan hak atas tanah dan atau bangunan membayar PPh Final 5 lima persen dari jumlah bruto nilai pengalihan. c Bunga Piutang Bunga piutang sebesar Rp.55.503.954,00 merupakan penghasilan yang diterima dari bunga atas piutang. Berdasarkan Undang-Undang PPh pasal 4 huruf f penghasilan ini merupakan objek pajak. Analisis Akun biaya-biaya atas laporan aktivitas komersial yayasan berdasarkan peraturan perpajakan adalah sebagi berikut: 1 Beban Rutin Operasional Beban rutin operasional sebesar Rp.62.590.305.855,00 merupakan biaya gaji yang dibayarkan yayasan setiap bulan kepada tenaga pengajar dan karyawan, rincian atas beban rutin operasional berupa gaji pegawai yayasan, gaji pegawai tidak tetap, gaji NDPK pegawai negeri yang dipekerjakan di sekolah swasta, biaya pensiun dan biaya honor tidak rutin. Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34PJ.41995 poin 4 huruf a komponen biaya ini termasuk biaya fiskal sehingga biaya tersebut diperkenankan dikurangkan dari penghasilan bruto yayasan. 2 Beban Program Pendidikan Beban program pendidikan sebesar Rp.23.770.338.386,00 merupakan pengeluaran yang digunakan yayasan untuk pengembangan program pendidikan berupa kegiatan sekolah, Promosi Sekolah, Pemeliharaan Gedung, Biaya Bahan Praktik, Buku Perpustakaan, Biaya Rapat dan Pengembangan, Beban Kantor, Biaya ILP, dan Biaya Laborat Komputer. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 39PJ.41995, komponen biaya program pendidikan ini dapat diakui sebagai biaya fiskal sehingga diperkenankan menjadi pengurang penghasilan bruto yayasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Beban Yayasan Beban yayasan sebesar Rp.19.073.063.184,00 merupakan pengeluaran yang digunakan untuk membiayai keperluan yayasan. Komponen beban yayasan ini meliputi inventaris yang dibiayakan, renovasi bangunan, biaya upah tukang, biaya jasa, biaya Yadapen, biaya retret, biaya IDS, biaya IDP, biaya LKS, biaya rekening listrik, telepon dan air, biaya penyusutan aktiva dan biaya penyusutan Dapem. a Biaya Penyusutan Aktiva Biaya penyusutan depresiasi merupakan alokasi secara sistematik dari suatu aktiva tetap sepanjang masa manfaat. Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Yayasan Pangudi Luhur dalam menyusutkan aktivanya adalah menggunakan metode garis lurus. Rincian daftar penyusutan aktiva tetap dari Yayasan Pangudi Luhur dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut: Tabel 5.2 Penghitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Yayasan Pangudi Luhur Jenis Aktiva Tetap Masa Manfaat Nilai Perolehan Penyusutan Tahun Tanah 15.597.669.639 Bangunan 30 13.062.123.004 435.404.100 Kendaraan Armada 10 6.034.105.353 603.410.535 Kendaraan Mobil 10 2.352.014.611 235.201.461 Sepeda Motor 6 970.580.600 161.763.433 Peralatan Inventaris 8 4.200.304.300 525.038.038 Komputer 5 604.124.100 120.824.820 AC 8 845.151.000 105.643.875 Jumlah 43.666.072.607 2.187.286.262 Sumber : Data Diolah, 2016 Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 39PJ.41995 poin 2, komponen beban yayasan ini dapat dibiayakan menjadi pengurang penghasilan neto yayasan, kecuali untuk penyusutan Dapem. b Biaya Penyusutan Dana Pembangunan Dapem Biaya penyusutan Dapem yang terdapat dalam laporan keuangan yayasan sebesar Rp.7.141.734.178,00 . Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44PJ2009 tentang pelaksanaan pengakuan sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan danatau bidang penelitian dan pengembangan pasal 4 ayat 1, bahwa atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana dari sisa lebih yang diterima yayasan, tidak boleh dilakukan penyusutan. Maka penyusutan Dapem tidak boleh diakui sebagai biaya dan harus dikoreksi fiskal. 4 Beban Administrasi Beban administrasi sebesar Rp.2.608.183.268,00 merupakan pengeluaran yang digunakan yayasan untuk kepentingan administrasi dan biaya lain-lain dalam rangka jasa penyelenggaraan pendidikan atau pengajaran yayasan yang meliputi biaya administrasi, biaya majalah Bianglala, biaya bunga, biaya pajak, biaya sumbangan, biaya beasiswa, dan biaya Wayang Wahyu. a Biaya administrasi yayasan sebesar Rp.8.449.850,00 merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan umum yayasan seperti membeli alat tulis kantor. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39PJ.41995, poin 2.a angka 2, biaya administrasi dapat dibiayakan dan diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan neto yayasan. b Biaya Majalah Bianglala dalam beban administrasi yayasan sebesar Rp.90.326.100,00 merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai majalah yang diterbitkan Yayasan Pangudi Luhur secara berkala. Biaya Majalah Bianglala dapat dibiayakan sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39PJ.41995. c Biaya Wayang Wahyu sebesar Rp.42.099.325,00 biaya yang dikeluarkan yayasan untuk kegiatan guru-guru dan karyawan. Biaya ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikoreksi positif karena digunakan untuk kepentingan internal yayasan dan tidak berkaitan langsung dengan kegiatan operasional yayasan. d Biaya Sumbangan sebesar Rp.155.725.017,00 merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan dan non pendidikan. Berdasarkan undang-undang PPh pasal 9 huruf g, bantuan atau sumbangan kecuali yang dimaksud dalam pasal 6, tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga akan mengalami koreksi positif. e Biaya Bunga sebesar Rp.98.982.250,00 merupakan biaya yang dibayarkan yayasan kepada pihak Bank atas pinjaman yang dilakukan oleh yayasan. Berdasarkan Undang-undang PPh pasal 6 huruf a dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39PJ.41995, biaya bunga diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan bruto karena merupakan pengeluaran yang berkaitan dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. f Biaya Beasiswa sebesar Rp.29.538.000,00 diberikan kepada siswa- siswi yang kurang mampu secara finansial. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34PJ.41999 poin 4 huruf c, subsidibeasiswa bagi siswa yang kurang mampu yang ditanggung oleh yayasan dapat dibiayakan dan dikurangkan dari penghasilan bruto yayasan. g Biaya Pajak sebesar Rp.2.083.062.726,00 merupakan sanksi administrasi berupa denda pajak yayasan. Berdasarkan UU PPh pasal 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI huruf k, denda yang berkaitan dengan pelaksanaan perundang- undangan dibidang perpajakan tidak boleh dibiayakan, maka biaya sanksi perpajakan dikoreksi positif. Sebelum dilakukan koreksi fiskal, terlebih dahulu akan disajikan uraian penghitungan besarnya biaya penyusutan atas aktiva tetap yayasan berdasarkan Undang-Undang PPh dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.032009. Besarnya biaya penyusutan menurut Undang-undang PPh Nomor 36 tahun 2008, dapat diketahui melalui penghitungan di bawah ini: a Bangunan Gedung Permanen Besarnya penyusutan bangunan gedung menurut Undang-Undang PPh pasal 11 adalah: Rp.13.062.123.004 x 5 = Rp.653.106.150,00 Jadi besarnya biaya penyusutan bangunan gedung permanen tahun 2014 adalah sebesar Rp.653.106.150,00 b Kendaraan Armada Besarnya penyusutan kendaraan Armada menurut Undang-Undang PPh pasal 11 adalah: Rp.6.034.105.353 x 12,50 = Rp.754.263.169,00 Jadi besarnya biaya penyusutan Kendaraan Armada tahun 2014 adalah sebesar Rp.754.263.169,00 c Kendaraan Mobil Besarnya penyusutan Kendaraan Mobil menurut Undang-Undang PPh pasal 11 adalah sebesar Rp.2.352.014.611 x 12,50 = Rp.294.001.826,00 Jadi besarnya biaya penyusutan kendaraan Mobil tahun 2014 adalah sebesar Rp.294.001.826,00 d Sepeda Motor Besarnya penyusutan menurut Undang-Undang PPh pasal 11 adalah sebesar Rp.970.580.600 x 25 = Rp. 242.645.150,00 Jadi besarnya biaya penyusutan Sepeda Motor untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp.242.645.150,00 e Peralatan Inventaris Besarnya penyusutan menurut undang-undang PPh pasal 11 adalah sebesar Rp.4.200.304.300 x 25 = Rp.1.050.076.075,00 Jadi besarnya biasa penyusutan Peralatan Inventaris untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp.1.050.076.075,00 f Komputer Besarnya penyusutan menurut Undang-Undang PPh pasal 11 adalah sebesar Rp.604.124.100 x 25 = Rp.151.031.015,00 Jadi besarnya biaya penyusutan Komputer untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp.151.031.015,00 g AC Besarnya penyusutan menurut Undang-Undang PPh pasal 11 adalah sebesar Rp.845.151.000 x 12,50 = Rp.105.643.875,00. Jadi besarnya biaya penyusutan AC tahun 2014 adalah Rp.845.151.000,00. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan penyusutan aktiva tetap menurut undang-undang PPh nomor 36 Tahun 2008 dan 96PMK.032009, dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut: Sumber: Data Diolah, 2016 Perbandingan biaya penyusutan menurut yayasan dan berdasarkan Undang- Undang PPh pasal 11, disajikan dalam tabel 5.4 sebagai berikut: Tabel 5.3 Penghitungan Penyusutan Aktiva Tetap Sesuai dengan UU PPh dan PMK No 96PMK.032009 No Jenis Aktiva Tetap Kelompok Masa Manfaat Tarif Penyusutan Nilai Perolahan Penyusutan Fiskal Tahun Rp 1 Tanah - - 15.597.669.639 - 2 Bangunan Permane n Kelompok 2 20 5 13.062.123.004 653.106.150 3 Kendaraan Armada Kelompok 2 8 12,50 6.034.105.353 754.263.169 4 Kendaraan Mobil Kelompok 2 8 12,50 2.352.014.611 294.001.826 5 Sepeda Motor Kelompok 1 4 25 970.580.600 242.645.150 6 Peralatan Inventaris Kelompok 1 4 25 4.200.304.300 1.050.076.075 7 Komputer Kelompok 1 4 25 604.124.100 151.031.025 8 AC Kelompok 2 8 12,50 845.151.000 105.643.875 Jumlah 1 43.666.072.607 3.250.767.271 Tabel 5.4 Perbandingan Biaya Penyusutan Menurut Perusahaan dengan Undang- Undang Perpajakan No.36 Tahun 2008 No Jenis Aktiva Tetap Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan Selisih Menurut Yayasan Menurut UU Rp Rp Perpajakan Rp +- 1 Bangunan permanen 435.404.100 653.106.150 217.702.050 2 Kendaraan Armada 603.410.535 754.263.169 150.852.634 3 Kendaraan Mobil 235.201.461 294.001.826 58.800.365 4 Sepeda Motor 161.763.433 242.645.150 80.881.717 5 Peralatan Inventaris 525.038.038 1.050.076.075 525.038.037 6 Komputer 120.824.820 151.031.025 30.206.205 7 AC 105.643.875 105.643.875 - Jumlah 2.187.286.262 3.250.767.270 1.063.481.008 Sumber: Data Diolah, 2016 Berikut ini disajikan laporan aktivitas fiskal Yayasan Pangudi Luhur yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku. Tabel 5.5 Laporan Aktivitas Fiskal Yayasan Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 Dalam Rupiah Keterangan Jumlah Komersial Koreksi Fiskal Jumlah Fiskal Beda Tetap Beda Waktu Perubahan Aktiva bersih tidak Berikat PENDAPATAN DAN PENGHASILAN Pendapatan Yayasan: UPP Uang Persiapan Pendidikan 29.858.862.000 29.858.862.000 Uang Sekolah 71.331.197.446 71.331.197.446 Uang Komputer 4.845.708.500 4.845.708.500 Uang Kegiatan 1.058.323.488 1.058.323.488 Uang Praktik 487.671.500 487.671.500 DPP Dana Pembangunan Prasarana 2.104.174.050 2.104.174.050 Uang Asrama 6.903.488.960 6.903.488.960 Uang Antar Jemput 186.864.753 186.864.753 Uang Seragam 362.102.000 362.102.000 Pendapatan Lembaga; ILP International Language Program 1.390.526.500 1.390.526.500 Pendapatan Bantuan Subsidi: Bantuan Pemerintah 196.048.250 196.048.250 - Sumbangan Pihak ke-3 26.800.000 26.800.000 - Gaji NDPK 2.536.856.983 2.536.856.983 Tabel 5.5 Laporan Aktivitas Fiskal berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Lanjutan Pendapatan Lain-lain: Bunga Bank 1.781.542.664 1.781.542.664 - Hasil Penjualan Inventaris 39.106.292.118 39.106.292.118 - Bunga Piutang 55.503.954 - 55.503.954 Total Penerimaan 162.231.963.166 41.110.683.032 121.121.280.134 BEBAN Beban Rutin Operasional Gaji Pegawai Yayasan 53.736.746.221 53.736.746.221 Gaji Pegawai Tidak Tetap Yayasan 5.490.820.227 5.490.820.227 Pegawai Tidak Tetap NDPK 2.536.856.983 2.536.856.983 Biaya Pensiun 31.680.324 31.680.324 Biaya Honor Tidak Rutin 794.202.100 794.202.100 Beban Program Pendidikan Kegiatan Sekolah 4.543.166.680 4.543.166.680 Promosi Sekolah 948.673.665 948.673.665 Pemeliharaan Gedung 5.975.796.791 5.975.796.791 Biaya Bahan Praktik 2.743.807.406 2.743.807.406 Buku Perpustakaan 596.697.983 596.697.983 Rapat dan Pengembangan 4.347.242.252 4.347.242.252 Beban Kantor 3.655.203.224 3.655.203.224 Biaya ILP 354.933.805 354.933.805 Laborat Komputer 604.816.580 604.816.580 Tabel 5.5 Laporan Aktivitas Fiskal Yayasan Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Lanjutan Beban Yayasan Inventaris yang dibiayakan 1.796.885.059 1.796.885.059 Biaya penyusutan DAPEM 7.141.734.178 7.141.734.178 - Biaya Penyusutan Aktiva 2.187.286.262 1.063.481.008 2.350.767.269 Renovasi Bangunan 943.712.710 943.712.710 Biaya Upah Tukang 615.292.422 615.292.422 Biaya Jasa 216.468.420 216.468.420 Biaya Yadapen 5.099.196.972 5.099.196.972 Biaya Retret 133.826.604 133.826.604 Biaya IDS 2.435.000 2.435.000 Biaya IDP 129.934.500 129.934.500 Biaya LKS 103.894.158 103.894.158 Biaya Rekening Listrik 1.388.829.612 1.388.829.612 Biaya Rekening Telepon 172.025.835 172.025.835 Biaya Rekening Air 41.541.453 41.541.453 Beban Administrasi Biaya Administrasi 8.449.850 8.449.850 Biaya Majalah Bianglala 90.326.100 90.326.100 Biaya Bunga 198.982.250 198.982.250 Biaya Pajak 2.083.062.726 2.083.062.726 - Biaya Sumbangan 155.725.017 155.725.017 - Biaya Beasiswa 29.538.000 29.538.000 Biaya Wayang Wahyu 42.099.325 42.099.325 - Jumlah Beban 108.941.890.693 9.422.621.246 1.063.481.008 100.582.750.455 Selisih lebih Yayasan 53.290.072.473 31.668.061.786 1.063.481.008 20.538.529.679 Ikhtisar penghitungan laba kena pajak pada Yayasan Pangudi Luhur adalah sebagai berikut: Laba bersih sebelum pajak laba Komersial........... Rp.53.290.072.473,00 Koreksi fiskal tetap Negatif : a Bantuan Pemerintah Rp. 196.048.250,00 b Sumbangan dari pihak ke-3 Rp. 26.800.000,00 c Bunga Bank Rp 1.781.542.664,00 d Hasil Penjualan Inventaris Rp.39.106.292.118,00 + Jumlah Rp 41.110.683.032,00 Koreksi Fiskal Waktu e Biaya Penyusutan Aktiva Rp. 1.063.481.000,00 + Jumlah Koreksi fiskal Negatif Rp. 42.174.164.032,00 Koreksi Fiskal Tetap Positif: f Penyusutan Dapem Rp. 7.141.734.178,00 g Biaya Pajak Rp. 2.083.062.726,00 h Biaya Sumbangan Rp. 155.725.017,00 i Biaya Wayang Wahyu Rp. 42.099.325,00 + Jumlah koreksi fiskal Positif Rp. 9.422.621.246,00 Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 20.538.529.679,00 Laporan aktivitas fiskal yayasan disusun dengan cara melakukan koreksi fiskal terhadap laporan aktivitas komersial yayasan, yang kemudian ditemukan sisa lebih yang diperoleh sebagai dasar penghitungan pajak terutang Yayasan Pangudi Luhur. Ada beberapa kesalahan dalam koreksi fiskal yayasan yaitu besarnya biaya penyusutan, biaya majalah Bianglala, biaya administrasi dan biaya bunga. 2. Pengisian SPT Tahunan Badan Formulir 1771 Berikut disajikan pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Yayasan Pangudi Luhur berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. 3. Evaluasi Kebenaran, Kelengkapan dan Kejelasan dalam Pengisian SPT Tahunan yang Dilakukan Yayasan Pangudi Luhur. SPT memiliki fungsi sebagai sarana bagi Wajib Pajak dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan pajak terutang, dan sebagai alat untuk melaporkan penyetoran pajak baik yang dilakukan sendiri maupun melalui pihak ketiga. Pada saat pelaporan pajak Wajib Pajak perlu melaporkan SPT Tahunan beserta lampiran-lampirannya dengan benar, lengkap dan jelas serta ditandatangani. Peneliti telah melakukan evaluasi terhadap kebenaran, kelengkapan dan kejelasan pengisian SPT Tahunan Badan yang dilaporkan oleh yayasan berdasarkan Peraturan Direktur jenderal Pajak Nomor PER- 19PJ2014 tentang bentuk formulir SPT dan petunjuk pengisiannya. Hasil identifikasi disajikan dalam tabel 5.6 sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.6 Evaluasi Pengisian SPT Tahunan Badan Yayasan Beserta Lampirannya Tahun Pajak 2014 N o SPT Tahunan PPh WP Badan dan Lampiran Yayasan Pangudi Luhur Diisi Sesuai ketentuan Perpajakan Benar Lengkap Jelas Keterangan 1 Lampiran I √ x √ X Belum Sesuai UU 2 Lampiran II √ √ √ √ Sesuai UU 3 Lampiran III √ √ √ √ Sesuai UU 4 Lampiran IV √ x x √ Belum Sesuai UU 5 Lampiran V √ √ √ √ Sesuai UU 6 Lampiran VI √ √ √ √ Sesuai UU 8 SPT Induk 1771 √ x x √ Belum sesuai UU 9 Lampiran Khusus 1A √ x x x Belum Sesuai UU 10 Lampiran khusus 2A x - - - - 11 Lampiran Khusus 3A-1 x - - - - 12 Lampiran 3A-2 x - - - - 13 Lampiran khusus 4A x - - - - 14 Lampiran Khusus 5A X - - - - 13 Lampiran khusus 6A X - - - - 14 Lampiran khusus 7A X - - - - 15 Lampiran khusus 8A-6 √ √ √ √ Terlampir 16 Laporan Aktivitas √ √ √ √ Terlampir 17 Laporan Posisi Keuangan √ √ √ √ Terlampir 18 Laporan Aktivitas Fiskal √ √ √ √ Terlampir 19 Alokasi Sisa Lebih √ √ √ √ Terlampir Sumber: Data Diolah, 2016 Keterangan: √ = Lampiran telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan dilampirkan pada saat melaporkan SPT Tahunan Yayasan tahun pajak 2014. X = Lampiran tidak dilampirkan danatau tidak diisi dengan benar, lengkap dan jelas pada saat melaporkan SPT Tahunan yayasan tahun pajak 2014. Penjelasan mengenai kebenaran, kejelasan dan kelengkapan atas pengisian SPT Tahunan menurut yayasan SPT terlampir: 1 Lampiran I, terdapat perbedaan dalam pengisian SPT yang dilakukan yayasan dan berdasarkan ketentuan perpajakan, yaitu : a Angka 4 penghasilan yang dikenai PPh final dan yang tidak termasuk objek pajak sebesar Rp 13.152.104.095,00 tidak memiliki sumber yang jelas. Nominal yang seharusnya berdasarkan laporan keuangan adalah sebesar Rp. 22.542.920.593,00 b Angka 5e harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan yang tertulis dalam SPT Tahunan sebesar Rp.10.000,00. Nominal tersebut tidak terdapat dalam laporan keuangan. Jumlah yang seharusnya berdasarkan laporan keuangan adalah sebesar Rp.155.725.017,00 c Angka 5f Pajak Penghasilan penyesuaian fiskal positif yang dilaporkan yayasan dalam SPT Tahunannya sebesar Rp.109.378.476,00. Jumlah yang sebenarnya berdasarkan laporan keuangan yayasan adalah sebesar Rp. 2.083.062.726,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Pada angka 5i selisih penyusutan komersial diatas penyusutan fiskal, seharusnya dicatat sebesar Rp. 7.141.734.178,00 yaitu jumlah penyusutan aktiva tetap komersial yang berasal dari dana sisa lebih yang diperoleh yayasan. e Pada angka 5k terdapat biaya yang ditangguhkan pengakuannya sebesar Rp.3.685.785.866,00. Nilai nominal yang tertulis dalam SPT Tahunan, tidak terdapat dalam laporan keuangan. Pada penyesuaian fiskal negatif angka 6d penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya juga tercatat dengan nominal yang sama yaitu sebesar Rp.3.685.785.866,00. f Pada angka 5l penyesuaian fiskal positif lainnya seharusnya dicatat sebesar Rp. 42.099.325,00 g Angka 8 penghasilan neto fiskal menurut yayasan sebesar Rp.41.516.752.378,00. Sedangkan menurut penghitungan peneliti berdasarkan ketentuan perpajakan adalah NIHIL. Penghasilan Neto yayasan dinihilkan karena yayasan berencana menginvestasikan sisa lebih yang diperoleh untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan selama 4 empat tahun. 2 Lampiran II. Yayasan telah mengisi SPT Tahuanan Lampiran II bagian identitas dan perincian biaya usahanya dengan benar, lengkap dan jelas sesuai dengan ketentuan perpajakan. Nilai nominal yang dicatat dalam SPT Tahunan juga sama dengan yang tertulis dalam laporan keuangan yayasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Lampiran III. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak yayasan, Yayasan Pangudi Luhur tidak memiliki kredit pajak dalam negeri. Jadi pengisian lampiran III SPT Tahunan yang dilakukan yayasan sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan. 4 Lampiran IV. Terdapat kesalahan dalam pengisian lampiran IV yang dilakukan oleh yayasan, yaitu: a Bagian A : PPh Final. Pada angka 1 bunga depositotabungan dan diskonto SBISPN, yayasan mencatat sebesar Rp.21.800.000,00 pada kolom 3 SPT yayasan terlampir. Nilai nominal tersebut merupakan jumlah deposito yang tercatat dalam laporan posisi keuangan yayasan. Jumlah yang seharusnya adalah sebesar Rp.1.781.542.664,00 yaitu pendapatan dari bunga bank dan dikenai PPh final sebesar 20 . b Bagian B : Penghasilan yang tidak termasuk Objek Pajak c Pada angka 1 yayasan tidak melaporkan sumbangan yang diterima dari pemerintah dan pihak ketiga yang tercatat dalam laporan keuangan fiskalnya. Seharusnya adalah pada angka 1 yayasan mencatat bantuansumbangan sebesar Rp. 222.848.250,00 d Berdasarakan laporan aktivitas fiskal yayasan, dapat diketahui selisih lebih yang diperoleh yayasan selama tahun 2014 adalah sebesar Rp.22.744.264.933,00. Menurut Undang-Undang PPh, selisih ini tidak termasuk objek pajak sepanjang sisa lebih tersebut diinvestasikan kembali untuk pengadaan saran dan prasarana kegiatan pendidikan. Yayasan memanfaatkan fasilitas perpajakan tersebut, tetapi tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melaporkan selisih yang diperolehnya dalam SPT Tahunannya. Hasil penghitungan peneliti berdasarkan undang-undang jumlah selisih lebih yang diperoleh yayasan adalah sebesar Rp.20.538.529.679,00 dan dicatat dalam SPT lampiran IV bagian B angka 6. 5 Lampiran V. Yayasan telah mengisi lampiran V sesuai dengan Undang- Undang Perpajakan. Yayasan Pangudi Luhur tidak memiliki daftar pemegang sahampemilik modal, jadi yayasan hanya mengisi daftar susunan pengurus dan komisaris. 6 Lampiran VI. Yayasan telah mengisi Lampiran VI SPT Tahunan badannya dengan tepat sesuai dengan ketentuan perpajakan. Yayasan Pangudi Luhur tidak mempunyai penyertaan modal pada perusahaan afiliasi dan tidak memiliki utang daripiutang kepada pihak-pihak yang memiliki hubangan istimewa, jadi yayasan cukup mengisi daftar dengan pernyataan “Tidak Ada” pada kolom 2. 7 Induk SPT. Terdapat beberapa kesalahan dalam pengisian SPT Tahunan Badan yayasan yang dilaporkan pada tahun pajak 2014, yaitu: a Bagian pembukuanLaporan Keuangan. Laporan keuangan yayasan ditandai x pada kolom diaudit, tetapi yayasan tidak menuliskan pada SPT Tahunannya nama kantor akuntan publik dan identitas lainnya mengenai akuntan publik yang mengaudit yayasan. b Pada kolom opini akuntan, yayasan menuliskan “0” nol. Berdasarkan petunjuk pengisian SPT Tahunan PPh Badan, kode opini akuntan adalah sebagai berikut: Tabel 5.7 Kode Opini Auditor Kode Opini Akuntan Opini 1 Wajar Tanpa Pengecualian 2 Wajar Dengan Pengecualian 3 Tidak Wajar 4 Tidak Ada Opini Sumber: PER-34PJ2010 c Terdapat perbedaan dalam pengisian induk SPT menurut yayasan dengan yang dilakukan peneliti berdasarkan ketentuan perpajakan. Karena yayasan memanfaatkan sisa lebih yang diperoleh yayasan, maka berdasarkan hasil penghitungan peneliti penghasilan neto fiskal pada lampiran I adalah NIHIL. Selanjutnya Induk SPT juga cukup ditulis NIHIL atau menuliskan angka “0” nol. d Tanggal dan tahun pelaporan SPT Tahunan yayasan yang tertulis dalam SPT adalah 30-04-2014, seharusnya adalah 30-04-2015 karena pelaporan SPT Tahunan badan paling lambat adalah tanggal 30 April tahun berikutnya. SPT yang dilaporkan yayasan adalah tahun pajak 2014, hal ini berarti dilaporkan pada tahun 2015. e Pada bagian lampiran seharusnya yayasan cukup memberi tanda x pada kolom yang tersedia sesuai dengan lampiran khusus yang dilampirkannya pada saat pelaporan SPT Tahunannya. f Bagian pernyataan sudah diisi lengkap dan jelas oleh yayasan dengan nama lengkap, NPWP dan tanda tangan pengurus serta dibubuhi cap yayasan. 8 Lampiran khusus 1A Yayasan melampirkan lampiran khusus 1A daftar penyusutan dan amortisasi fiskal, tetapi tidak membuat daftar penyusutan dan amortisasi fiskal.

4. Pemanfaatan Sisa Lebih yang Diperoleh Yayasan Berdasarkan PMK

No.80PMK.032009 Berdasarkan laporan aktivitas fiskal yayasan, dapat diketahui jumlah selisih lebih yang diperoleh dari hasil kegiatan yayasan selama tahun 2014 sebesar Rp. 20.538.529.679,00 . Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.80PMK.032009 dan Direktur Jenderal Pajak No.PER-44PJ2009, untuk yayasan pendidikan formal yang bergerak dibidang taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, selisih antara pendapatan dan biaya diberikan perlakuan khusus, yaitu selisih lebih yang diperoleh yayasan pendidikan dikecualikan dari objek pajak sepanjang sisa lebih tersebut diinvestasikan kembali dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Pembangunan tersebut dapat berupa: a Pembelian tanah atau pembangunan gedung dan prasarana kegiatan pendidikan b Pengadaaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan perpustakaan c Pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas guru, dosen atau karyawan, dan d Sarana dan prasarana olah raga sepanjang berada di lokasi lembaga pendidikan formal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dari selisih lebih, yayasan harus memisahkan laba dari usaha pendidikan tersebut kedalam suatu rekening khusus. Dalam melakukan pembangunan gedung sarana dan prasarana, yayasan wajib menyampaikan pemberitahuan rencana fisik sederhana dan rencana biaya pembangunan atau pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikanpenelitian tersebut dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak KPP tempat yayasan berdomisili dan kepada Direktur Jenderal Dikti Pajak.go.id. Pemberitahuan ini digunakan untuk menginformasikan rencana pembangunan gedung dan sarana pendidikan dimana laba dari usaha yayasan tersebut disisihkan setiap tahunnya. Yayasan Pangudi Luhur berencana akan menggunakan sisa lebih yang diperoleh pada tahun pajak 2014 untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana di bidang pendidikan. Maka yayasan perlu melakukan pencatatan khusus dan penganggaran terhadap total biaya yang akan dikeluarkan untuk pembangunan sarana dan prasarana tersebut. Rincian rencana fisik sederhana investasi Yayasan Pangudi Luhur dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.8 Rincian Rencana Fisik Sederhana Investasi Yayasan Pangudi Luhur Jenis Investasi Perkiraan Keterangan Pembangunan Gedung Sarana Pendidikan 10.000.000.000 Dimulai tahun 2015 Asrama Siswa-Siswi 1.000.000.000 Dimulai tahun 2015 Peralatan laboratorium 800.000.000 Dimulai tahun 2015 Pembelian Tanah 10.500.000.000 Dimulai tahun 2015 Jumlah 22.300.000.000 - Sumber: Yayasan Pangudi Luhur, 2016 Atas selisih lebih yang di investasikan, yayasan juga wajib menyajikan laporan realisasi pembangunan dengan dana sisa lebih tersebut untuk kemudian dilaporkan ke KPP setempat. Sajian laporan realisasi dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini: Tabel 5.9 Laporan Realisasi Investasi Yayasan Pangudi Luhur Tahun 2014 Jenis Investasi Perkiraan Dana yang Tersedia Kekurangan Dana Pembangunan Gedung Sarana Pendidikan 10.000.000.000 20.538.529.679 1.761.470.321 Asrama Siswa- Siswi 1.000.000.000 Peralatan Laboratorium 800.000.000 Pembelian Tanah 10.500.000.000 Jumlah 22.300.000.000 Sumber: Data Diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jika atas pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan belum terealisasikan pengerjaaannya, harus dianggarkan lagi untuk tahun berikutnya. Setelah laporan realisasi hasil investasi disajikan, maka langkah selanjutnya adalah penyajian dana pembangunan dalam laporan posisi keuangan. Penyajian dalam laporan posisi keuangan harus dilakukan pemisahan antara aktiva yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional dengan aktiva yang diperoleh dari dana pembangunan. Apabila dalam jangka waktu 4 tahun setelah pemupukan dana pembangunan sarana dan prasarana pendidikan tidak terealisasikan, maka dana pembangunan tersebut diakui sebagai penghasilan dan akan dikenakan pajak penghasilan beserta sanksi pada tahun pajak berikutnya setelah lewat jangka waktu 4 tahun diperolehnya sisa lebih tersebut dengan ketentuan PMK No.80PMK.032009 dan peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-44PJ2009. Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER 44PJ.2009 pasal 3, atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan penelitian yang berasal dari sisa lebih tidak boleh dilakukan penyusutan. Pencatatan rekening khusus atas sisa lebih yang diterima dan digunakan yayasan, dan laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih wajib disampaikan dan dilaporkan kepada KPP tempat wajib pajak terdaftar dalam lampiran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti terhadap Pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan beserta lampiran-lampirannya pada Yayasan Pangudi Luhur tahun 2014 diketahui bahwa pengisian SPT yang dilakukan oleh Yayasan Pangudi Luhur belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan Aktivitas Komersial

Yayasan. Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 4, Objek Pajak Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Penentuan penghasilan bruto yang termasuk dalam objek pajak yang dilakukan oleh Yayasan Pangudi Luhur telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Penghasilan yang diakui oleh yayasan sebagai objek pajak yaitu pendapatan yayasan bersumber dari uang persiapan pendidikan UPP, uang sekolah, uang komputer, uang kegiatan, uang praktik, dana pembangunan prasarana, uang asrama, uang antar jemput dan uang seragam. Yayasan juga mengakui pendapatan dari International Language Program, dana dari pemerintah untuk gaji pegawai yang dipekerjakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disekolah swasta sebagai objek pajak. Yayasan Pangudi Luhur telah melakukan koreksi fiskal atas pendapatan yang diterima berupa sumbangan dan bantuan pemerintah, bunga bank, hasil penjualan invetaris dan pendapatan lain-lain. Berdasarkan analisis laporan aktivitas pada tabel 5.2 diatas, besarnya objek pajak yayasan tahun 2014 sebesar Rp.121.065.776.180,00 Penentuan biaya yang diperkenankan menjadi pengurang penghasilan neto yang dilakukan yayasan sudah mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-34PJ.41995 dan peraturan perpajakan yang berlaku. Terdapat perbedaan dalam menentukan biaya yang merupakan objek pajak menurut yayasan dan yang telah dilakukan peneliti. Dalam koreksi fiskalnya yayasan telah melakukan penyesuaian terhadap biaya-biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan operasional yayasan. Biaya-biaya yang dikoreksi positif oleh yayasan adalah biaya majalah Bianglala dan Wayang Wahyu, biaya pajak, biaya sumbangan, dan biaya penyusutan DAPEM. Berdasarkan hasil analisis peneliti, ada beberapa jenis biaya yang seharusnya dapat dibiayakan, tetapi oleh yayasan dikoreksi fiskal yaitu biaya administrasi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak yayasan, biaya ini digunakan untuk membeli alat tulis kantor yang digunakan untuk keperluan yayasan. Biaya majalah Bianglala merupakan biaya yang dikeluarkan yayasan untuk mencetak majalah sekolah yang terbit secara berkala, dan biaya bunga merupakan biaya yang dibayarkan yayasan kepada bank atas pinjaman yang dilakukan oleh yayasan. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39PJ.41995, biaya tersebut diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan bruto karena termasuk biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Biaya penyusutan dari dana pembangunan sebesar Rp.7.141.734.178,00 telah dikoreksi oleh yayasan, hal ini telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44PJ.2009 tentang pelaksanaan pengakuan sisa lebih yang diterima yayasan yang bergerak dibidang pendidikan, pasal 4 huruf 1, bahwa atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan danatau penelitian yang berasal dari sisa lebih tidak boleh dilakukan penyusutan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan pihak yayasan, metode penyusutan akuntansi yayasan adalah metode garis lurus, namun dalam lampiran SPT Tahunan 1771 tahun pajak 2014, yayasan tidak membuat daftar penyusutan untuk dilaporkan ke KPP. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti telah menghitung kembali penyusutan aktiva tetap sesuai dengan peraturan perpajakan. Dari perbandingan biaya penyusutan yang dibuat yayasan dengan yang dibuat peneliti berdasarkan undang-undang perpajakan pada tabel 5.8, terdapat selisih sebesar Rp.1.063.481.000,00. Dari hasil perbandingan ini diketahui bahwa perhitungan biaya penyusutan menurut perusahaan lebih kecil dari pada menurut ketentuan perpajakan, maka selisih biaya penyusutan ini akan dikoreksi negatif. Penentuan penghasilan kena pajak Yayasan Pangudi Luhur belum sesuai dengan penghitungan berdasarkan peraturan perpajakan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berlaku. Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti terhadap penghitungan Penghasilan Kena Pajak PKP tahun 2014 Yayasan Pangudi Luhur berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku, terdapat perbedaan besarnya Penghasilan Kena Pajak menurut yayasan dengan Undang- Undang perpajakan, perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam penentuan penghasilan neto fiskal tahun 2014, yaitu penyusutan aktiva tetap berdasarkan Undang-undang lebih besar daripada penyusutan menurut yayasan dan beberapa jenis biaya yang seharusnya dapat dibiayakan tetapi oleh yayasan dikoreksi fiskal. Laba fiskal menurut yayasan adalah sebesar Rp.22.744.364.933,00 sedangkan menurut penghitungan sesuai Undang-Undang adalah sebesar Rp.21.383.025.725,00

2. Pengisian Formulir 1771 SPT Tahunan PPh Badan

Berdasarkan hasil analisis dalam hal pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan pada Yayasan Pangudi Luhur, yayasan telah mengisi SPT Tahunan PPh Badan 1771, tetapi belum tepat sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Perbedaan pengisian SPT Tahunan PPh Badan menurut yayasan dengan menurut peneliti berdasarkan Undang-Undang perpajakan yaitu pada pengisian lampiran khusus 1A daftar penyusutan dan amortitisasi fiskal. Yayasan tidak membuat daftar penyusutan dan amortisasi fiskal atas aktivanya. Pengisian lampiran IV PPh Final dan penghasilan yang tidak termasuk Objek Pajak tidak tepat yaitu pada bagian A bunga deposito, pengalihan hak atas tanah dan bangunan. Pada bagian B, yayasan tidak melaporkan jumlah sumbanganbantuan dari pemerintah sebesar Rp.222.848.250,00 dan selisih lebih yang diterima yayasan yang ditanamkan kembali sebesar Rp.20.538.529.679,00. Pengisian Lampiran I Penghitungan Penghasilan Neto Fiskal yaitu pada angka 4 jumlah penghasilan yang dikenai PPh Final, penyesuaian fiskal positif, penyesuaian fiskal negatif, dan jumlah penghasilan neto fiskal. penghasilan neto fiskal menurut yayasan adalah sebesar Rp.41.516.752.378,00 sedangkan berdasarkan hasil penghitungan peneliti yang berdasar pada Undang-Undang adalah NIHIL, karena yayasan akan menginvestasikan kembali sisa lebih yang diterimanya. Pengisian Induk SPT Tahunan. Yayasan telah mengisi kolom identitas dengan tepat, kesalahan yayasan terletak pada pengisian kolom pembukuanlaporan keuangan yang diaudit tetapi tidak mengisi identitas akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan yayasan. Menurut peneliti, karena yayasan akan menginvestasikan kembali sisa lebih yang diperolehnya dan karena penghasilan neto fiskal pada lampiran I adalah Nihil, maka Induk SPT juga ditulis Nihil atau “0” nol.

3. Kebenaran, Kelengkapan dan Kejelasan Dalam Pengisian SPT

Tahunan yang Dilakukan Yayasan Pangudi Luhur. Berdasarkan analisis pada tabel 5.12 dalam pengisian SPT Tahunan Badan Yayasan beserta lampirannya, Yayasan Pangudi Luhur telah mengisi lampiran I dengan lengkap tetapi belum dapat dikatakn benar dalam penghitungannya yaitu pada angka 4 Penghasilan yang dikenai PPh, angka 5e harta yang dihibahkan, angka 5f pajak penghasilan, 5i selisih penyusutan komersial diatas penyusutan fiskal sebesar Rp.7.141.734.178,00 tidak dilaporkan oleh yayasan. Angka 5k biaya yang ditangguhkan pengakuannya, dan penyesuaian fiskal positif lainnya tidak memiliki sumber atau rincian yang jelas dalam laporan keuangan dan tidak terdapat bukti yang mendukung. Pengisian lampiran IV yang dilakukan oleh yayasan belum sesuai dengan ketentuan perpajakan. Terdapat kesalahan dalam pengisiannya yaitu yayasan salah dalam mengisi bagian A kolom 1 bunga deposito, jumlah yang dicatat oleh yayasan sebagai dasar penghitungan PPh adalah sebesar jumlah deposito yaitu Rp.21.800.000.00,00 yang seharusnya adalah Rp.1.781.542.664,00 dan yayasan tidak menghitung PPh terutang berdasarkan tarif PPh final yaitu 20. Pada bagian B Lampiran IV yayasan tidak melaporkan jumlah sumbanganbantuan yang diterimanya dari pemerintah dan sisa lebih yang diperoleh yayasan pada tahun 2014. Dari hasil analisis pada tabel 5.12, Pengisian Induk SPT yang dilakukan yayasan belum tepat sesuai dengan ketentuan perpajakan. Yayasan tidak mengisi Induk SPT dengan lengkap. Pada bagian pembukuanlaporan keuangan yayasan memberi tanda x pada kolom audit tetapi tidak menuliskan identitas kantor akuntan publik dan penulisan kode pada opini auditor dalam SPT yang dilakukan yayasan adalah salah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tata Cara Pengisian Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

26 327 61

Tatacara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

9 116 58

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Pelaksanaan Kewajiban Mengisi Dan Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Koperasi Swadharma Medan

1 65 51

Prosedur Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees

3 42 93

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di usaha Rosa Poultry Farm.

2 1 122

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan : studi kasus pada PT. X.

0 0 100

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan : studi kasus di PT. Aseli Dagadu Djokdja Yogyakarta.

0 0 2