Pada pasal 31 E, dinyatakan bahwa Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan
Rp.50.000.000.000,00 Lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50 lima puluh
persen dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 huruf b dan ayat 2a yang dikenakan atas Penghasilan Kena
Pajak dari
bagian peredaran
bruto sampai
dengan Rp.4.800.000.000,00 Empat miliar delapan ratus juta rupiah.
Tarif PPh Badan dikenakan sebesar 25 x 50 x Penghasilan Kena Pajak.
B. Yayasan
1. Pengertian dan Tujuan Yayasan
Menurut UU No.16 Tahun 2001 tentang yayasan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2004, yayasan adalah
badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan adalah kesatuan yang didirikan dengan tujuan tidak
mencari laba nirlaba tetapi bertujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan atau kemanusiaan berdasarkan prinsip keterbukaan dan
akuntabilitas Lubis, 2009:120. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan yayasan adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat sosial keagamaan dan kemanusiaan. Sumber pembiayaan
yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang, selain itu sumber pembiayaan yayasan juga bisa
berasal dari sumbangan atau bantuan. Pertanggungjawaban yayasan bersifat vertikal dan horizontal. Pertanggungjawaban vertikal adalah
pertanggungjawaban atas pangelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi seperti Pembina dan pertanggungjawaban horizontal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada masyarakat luas sebagai salah satu elemen penting dalam proses akuntabilitas publik.
2. Kewajiban Perpajakan Yayasan
Sesuai dengan UU PPh pasal 2 ayat 1 huruf b bahwa yayasan merupakan subjek pajak. Yayasan menjadi Wajib Pajak jika menerima
atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak. Namun, meskipun tidak menerima atau memperoleh penghasilan yang
merupakan objek pajak, yayasan tetap menjadi Wajib Pajak jika memenuhi kriteria sebagai pemotong pajak. Sebagai contoh, yayasan
bertindak sebagai pemotong PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji, honorarium,
upah, tunjangan
yang dibayarkan
kepada karyawanpeserta kegiatanpihak lain.
Menurut Lubis 2009, hampir semua perlakuan pajak atas yayasan sama dengan perlakuan pajak pada badan lainnya, seperti:
a. Wajib mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP dan NPPKP
b. Yayasan wajib menyelenggarakan pembukuan.
c. Wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT baik Masa
maupun Tahunan, seperti: 1
Melaporkan kewajiban PPh Badan, PPh pasal 25, PPh pasal 29. 2
Pemotong PPh pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 26, Pasal 4 2.
3 Jika
menjadi Pengusaha
Kena Pajak
PKP wajib
memotongmemungut PPN.
3. Penghasilan Yayasan yang Bukan Objek Pajak