Wajib Pajak Badan Pajak Penghasilan

3 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus. b. Self Assessment System Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Ciri-ciri Self Assessment System: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri 2 Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang 3 Fiskus tidak ikut campur hanya mengawasi. c. With Holding System With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

4. Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 2: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Badan

Menurut Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pasal 1 ayat 3: “Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma kongsi, koperasi dan dana pensiun, persekutuan perkumpulan yayasan organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk badan usaha tetap”.

6. Pajak Penghasilan

a. Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Gunadi 2013:2, pajak penghasilan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. b. Subjek Pajak Penghasilan Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2008, pasal 2 yang menjadi subjek pajak adalah: 1 Orang Pribadi; 2 Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak 3 Badan yang terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komenditer, BUMNBUMD dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perseroan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi, perkumpulan koperasi, yayasan atau lembaga atau bentuk usaha tetap. 4 Bentuk Usaha Tetap BUT. c. Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak Menurut Undang-Undang PPh pasal 4 ayat 3, penghasilan yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah sebagai berikut: a 1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah; dan 2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, atau penguasaan diantara pihak-pihak yang bersangkutan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Warisan c Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal. d Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura danatau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang menggunakan norma perhitungan khusus deemend profit sebagaimana dimaksud dalam pasal 15. e Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa. f Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: 1 Deviden berasal dari cadangan laba yang ditahan; 2 Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik daerah yang menerima deviden, kepemilikan saham pada badan yang memberikan deviden paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor. g Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai. h Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. i Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. j Dihapus k Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: 1 Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan 2 Sahamnya tidak diperdagangkan dibursa efek di Indonesia. l Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI m Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan danatau bidang penelitian dan pengembangan, yang terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan danatau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 empat tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan n Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh badan penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. d. Tarif Penyusutan dan Amortisasi Berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang telah diubah kedalam Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, pasal 11 ayat 6. Tarif penyusutan harta berwujud adalah ditetapkan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tarif Amortisasi harta tak berwujud ditetapkan sebagi berikut: Tabel. 2.2 Tarif Amortisasi Harta Tak Berwujud Kelompok Harta Tak Berwujud Masa Manfaat Tarif Amortisasi berdasarkan metode Garis Lurus Saldo Menurun Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun 25 12,5 6,25 5 50 25 12,5 10 Sumber: Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 e. Tarif Pajak Penghasilan Tarif pajak sesuai Undang-Undang No.36 tahun 2008, pasal 17 yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen, dapat diturunkan menjadi paling rendah 25 dua puluh lima persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Tarif Penyusutan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 Ayat 2 I. Bukan Bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun 25 12,5 6,25 5 50 25 12,5 10 II.Bangunan Permanen Tidak Permanen 20 tahun 10 tahun 5 10 Tabel. 2.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud Sumber: Undang -Undang PPh No.36 Tahun Pada pasal 31 E, dinyatakan bahwa Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.50.000.000.000,00 Lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50 lima puluh persen dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 huruf b dan ayat 2a yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp.4.800.000.000,00 Empat miliar delapan ratus juta rupiah. Tarif PPh Badan dikenakan sebesar 25 x 50 x Penghasilan Kena Pajak.

B. Yayasan

1. Pengertian dan Tujuan Yayasan

Dokumen yang terkait

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tata Cara Pengisian Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

26 327 61

Tatacara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

9 116 58

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Pelaksanaan Kewajiban Mengisi Dan Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Koperasi Swadharma Medan

1 65 51

Prosedur Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees

3 42 93

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di usaha Rosa Poultry Farm.

2 1 122

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan : studi kasus pada PT. X.

0 0 100

Evaluasi pengisian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan : studi kasus di PT. Aseli Dagadu Djokdja Yogyakarta.

0 0 2