Dalam keadaan yang tidak menentu itu Kepala Operasi Perminyakan di Jawa Tengah mengambil suatu tindakan yang didukung oleh Serikat
Buruh Minyak SBM yang beraliran kiri yaitu membentuk Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia PTMRI.
Di Sumatera Utara, bekas perusahaan SHELL di Pangkalan Brandan, perusahaan serupa PTMRI juga terbentuk dan oleh pemimpinnya mulai
dibuka perundingan dengan pihak ketiga untuk mengekspor hasil produksinya ke Singapura. Rencana mereka ini dibatalkan oleh pemerintah,
karena khawatir timbulnya tuduhan penyelundupan. Namun, di Jawa Tengah pengurusan perusahaan itu tetap diberikan kepada PTMRI yang
kemudian pada tahun 1957 berada di bawah kendali militer yang merubah statusnya menjadi “Tambang Minyak Nglobo” TMN. Sesudah keluarnya
Undang-undang No. 44 tahun 1960, status perusahaan diubah lagi menjadi PN. PERMIGAN.
Pada tanggal 15 Oktober 1957 oleh Mayjen Nasution dibentuk PT. Eksplorasi Tambang Minyak Sumatera Utara PT. ETMSU dan menunjuk
Dr. Ibnu Sutowo sebagai pimpinannya. Pada tanggal 10 Desember 1957, nama perusahaan itu diubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional PT.
PERMINA agar lebih bersifat nasional dan disahkan oleh Menteri Kehakiman pada 5 April 1958.
Tahun 1958 namanya diganti menjadi PT. Pertambangan Minyak Indonesia PT. PERMINDO. Pada tahun 1961 status PERMINDO diubah
menjadi P. N. Pertambangan Minyak Indonesia P. N. PERTAMIN bekerja
sama dengan pihak SHELL tetap diteruskan. Disamping itu P. N. PERTAMIN juga ditugaskan memonitor kegiatan dari perusahaan PAN AM
yang mendapat daerah kerja sebesar 816 juta acre sekitar Pekanbaru. Antara Juli 1964 dan Juli 1965, terjadi penandatanganan persetujuan
pembelian fasilitas-fasilitas pemasaran dari SHELL, STANVAC dan CALTEX dengan PERTAMIN dengan ancar-ancar pembayaran angsuran
20 setahun dengan jangka waktu pelunasan lima tahun. Dalam usaha menyelamatkan tempat itu dari berbagai kemungkinan
yang bisa merugikan, berkenaan dengan kontroversi sengit soal status tempat itu, maka dengan Peraturan Kekuasaan Militer Pusat No.
PrtPM107 tanggal 15 Oktober 1957, pemerintah RI membatalkan hak pemilikan dan konsesi SHELL serta menghibahkan seluruh daerah konsesi
itu beserta seluruh instalasinya kepada perusahaan nasional. Hanya beberapa bulan kemudian, pada tanggal 10 Desember 1957 atas
perintah KASAD Mayjen A. H. Nasution, selaku Penguasa Perang, nama PT. ETMSU diubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional PT.
PERMINA agar lebih bersifat nasional. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi PERTAMINA.
Sementara itu suatu peristiwa besar terjadi di tanah air yang pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan rakyat, yaitu kembalinya kita
ke UUD’ 1945 pada tahun 1959. Berdasarkan UUD’ 45 pengembangan industri minyak dan gas bumi harus didasarkan pada isi dan jiwa pasal 33
ayat 2 dan 3 yang kemudian melahirkan UU No. 441960 sebagai landasan
umum bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi. Berdasarkan UU itu pula, selanjutnya dikeluarkan PP No. 31961 yang mendirikan PN.
PERTAMIN, PP No. 1981961 yang menjadikan PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PP No. 1991961 yang mendirikan PT. PERMIGAN.
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lebih tinggi dari apa yang telah dicapai oleh masing-masing perusahaan sebelumnya, pada bulan
Agustus 1968 pemerintah mengintegrasikan PN. PERMINA dan PN. PERTAMIN menjadi satu perusahaan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 27 tahun 1968 dan diberi nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional PN. PERTAMINA. Mulai saat itu PN.
PERTAMINA merupakan satu-satunya perusahaan minyak nasional Indonesia yang diberi wewenang mengelola semua bentuk kegiatan
dibidang industri minyak dan gas bumi. Selanjutnya pada tanggal 23 November 2001 disahkan UU MIGAS No. 22 disusul dengan PP No. 31
tahun 2003 tentang perubahan PERTAMINA menjadi PT. PERTAMINA PERSERO.
4.1.2. Logo PT. PERTAMINA PERSERO
Logo baru Pertamina sebagai identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005.
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang
bergerak maju dan progresif.
2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih
positif dan dinamis, dimana : a. Biru mencerminkan : Andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
b. Hijau mencerminkan : Sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
c. Merah mencerminkan : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
4.1.3. Wilayah Kerja PT. PERTAMINA PERSERO
Dalam kegiatan memasarkan produknya, PT. PERTAMINA PERSERO memiliki unit pemasaran yang tersebar di beberapa bagian
Indonesia dan wilayah kerjanya, antara lain : 1.
Unit Pemasaran I berkedudukan di Medan, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau.
2. Unit Pemasaran II berkedudukan di Palembang, meliputi Sumatera
Selatan, Jambi, Lampung dan Bengkulu. 3.
Unit Pemasaran III berkedudukan di Jakarta, meliputi Jakarta dan Jawa Barat.
4. Unit Pemasaran IV berkedudukan di Semarang, meliputi Jawa Tengah
solo, Yogyakarta dan Cilacap. 5.
Unit Pemasaran V berkedudukan di Surabaya, meliputi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan Timor Lorosae.
6. Unit Pemasaran VI berkedudukan di Balikpapan, meliputi seluruh
Kalimantan. 7.
Unit Pemasaran VII berkedudukan di Makasar, meliputi seluruh Sulawesi.
8. Unit Pemasaran VIII berkedudukan di Irian Jaya dan Maluku.
4.1.4. Visi dan Misi PT. PERTAMINA PERSERO UPms V
Berdasarkan Surat Keputusan GM UPms V No. Kpts.055E250002004-S0, visi, misi dan motto PT. PERTAMINA
PERSERO UPms V adalah : 1.
Visi Pertamina Upms V Menjadi Unit Pemasaran yang unggul, maju dan terpandang.
2. Misi Pertamina Upms V
• Melakukan usaha dalam bidang BBM dan Non BBm yang menunjang bisnis perusahaan.
• Merupakan unit pemasaran yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan dan berorientasi
laba. • Memberikan nilai tambah bagi perusahaan, pelanggan, pekerja
dan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional wilayah JATIM, BALI, NTT, NTB
3. Tugas Pokok Pertamina Upms V
• Menyediakan dan menyalurkan Bahan Bakar Minyak BBM dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerja
Unit Pemasaran V yang meliputi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT.
• Memasarkan Bahan Bakar Khusus Avtur, Avigas, Pertamax Plus, BBG dan Non BBM Pelumas, Elpiji, Aspal dan
Petrokimia di wilayah kerja Unit Pemasaran V yang meliputi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Timor Lorosae.
4.1.5. Lokasi PT. PERTAMINA PERSERO UPms V
Letak lokasi perusahaan ini memang cukup strategis yaitu terletak di Jl. Jagir Wonokromo No. 88 Surabaya. Penentuan lokasi tersebut sangat
penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan sejenis dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut, sehingga
harus diperhatikan secara sungguh-sungguh demi kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang.
4.1.6. Struktur Organisasi PT. PERTAMINA PERSERO UPms V
PT. PERTAMINA PERSERO UPms V dipimpin oleh seorang General manager yang membawahi beberapa manajer antara lain Manajer
divisi PKBL, Penjualan, Suplai dan Distribusi, Layanan Jasa Teknik, Keuangan, LK3, Marine, SDM dan Umum, Cab. Denpasar dan Kupang
serta Pemasaran Timor Lorosae. Secara diagram, struktur organisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi adalah sebagai berikut :
1. Divisi PKBL Melaksanakan bantuan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Koperasi.
2. Divisi Penjualan Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan penjualan BBM dan Non BBM
kepada konsumen di wilayah Jatim, Bali, NYB, NTT serta melayani kebutuhan Non BBM untuk UPms lain sesuai nominasi.
3. Divisi Suplai dan Distribusi Melakukan kegiatan perencanaan, pengawasa dan pelaksanaan
sehubungan BBM dan Non BBM serta Pabrikasi serta sarana penunjangnya.
4. Divisi Layanan Jasa Teknik Melakukan penyelenggaraan kegiatan pembangunan baru serta
pemeliharaan seluruh sarana pembekalan dan pemasaran UPms V. 5. Divisi Keuangan
Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan anggaran, pengelolaan dana serta pelaporan keuangan yang accountable
dan auditble. 6. Divisi LK3
Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan kegiatan lindungan lingkungan dan keselamatan kerja.
7. Divisi Marine
Melakukan penyelenggaraan dan pelayanan jasa angkutan BBM dan Non BBM melalui laut, prasarana Maritim dan Kebandaraan serta
Komunikasi Elektronika. 8. Divisi SDM dan Umum
Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengadaan, perawatan dan pengembangan Pekerja, Organisasi dan Tatalaksana, pemberian bantuan
Hukum dan formalitas Pertanahan, Hubungan dengan Pemerintah dan masyarakat, Informasi Manajemen dan Pengolahan Data.
9. Cabang Denpasar
Menyelenggarakan pembekalan dan pemasaran BBM dan Non BBM termasuk sarana penunjangnya untuk wilayah propinsi Bali dan NTB.
10. Cabang Kupang
Menyelenggarakan pembekalan dan pemasaran BBM dan Non BBM termasuk sarana penunjangnya untuk wilayah NTT.
11. Pemasaran Timor Lorosae
Melaksanakan bisnis BBM dan Non BBM di Timor Lorosae. Adapun beberapa divisi yang tidak tercantum dalam struktur Organisasi antara
lain : 12.
Poli Swadaya Melayani dan merawat kesehatan Pekerja.
13. Depot
Menyelenggarakan pembekalan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM dan Non BBM kepada masyarakatkonsumen.
14. Divisi Aviasi
Menyelenggarakan pembekalan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM penerbangan dan Non BBM penerbangan kepada konsumen.
4.1.7. Tugas Pokok PT. PERTAMINA PERSERO UPms V
Adapun tugas pokok PT. PERTAMINA PERSERO UPms V adalah: 1. Mendistribusikan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi untuk memenuhi
kebutuhan di wilayah kerja UPms V Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Timor Lorosae.
2. Memasarkan bahan-bahan produk minyak serta Petrokimia di wilayah kerja UPms V Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat dan Timor Lorosae.
4.1.8. Produk-Produk PT. PERTAMINA PERSERO
Secara umum produk kegiatan Hilir PT. PERTAMINA PERSERO meliputi produk :
1. Bahan Bakar Minyak, terdiri dari : Premium, Solar, Minyak Bakar,
Kerosene dan Minyak Diesel. 2.
Bahan Bakar Khusus, terdiri dari : Aviation Gasoline Avigas, Aviation Turbin Fuel Avtur, Pertamax RON 92 dan Pertamax Plus RON 95.
3. Non BBM dan petrokimia, terdiri dari : Green Cokes, Polytam, Asphalt,
Paraxylene, Minarex, Pelumas beberapa merk pelumas yang sudah dikenal masyarakat antara lain Fastron, Mesran, Enviro, Prima XP,
Meditran dan Enduro 4T, Waxes, SBPLAWSSGO, Pure Terephithalic Acid PTA, Benzene, Lube Base Oil, Minasol dan Pertasol.
4. Gas dan produk lain. Produk gas terdiri dari : Liquid Petroleum Gas
LPG, Liquid Natural Gas LNG dan refrigerant hidrokarbon Musicool. Sedangkan produk lain terdiri dari : Low Oil Mogas Component
LOMC, Naphta, Residue, LSWR, HVGO. Decant Oil, Sulfur dan Lean Gas.
4.2. Deskripsi Hasil Analisis
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan bagian PT. Pertamina Persero Upms V Surabaya yang berjumlah 35. Teknik
sampling yang digunakan adalah sensus sehingga sampel yang digunakan juga berjumlah 35 orang.
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 35 buah, karena kesibukan responden dan pada waktu penelitian, maka kuesioner yang terkumpul
sebanyak 33 buah. Berdasarkan uraian tersebut, maka tingkat pengembalian yang digunakan sebesar 94,3.
4.2.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden 4.2.1.1. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem X
1
Adalah keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan positf
antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi dalam kinerja sistem informasi akuntansi. Berikut ini distribusi
frekuensi pada variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem X
1
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem X
:
1
No Uraian
Skor Total
1 2
3 4
5 6
7 1
Tingkat keterlibatan X
1.1
3 9,1
3 9,1
18 54,5
3 9,1
3 9,1
3 9,1
33 100
2 Tingkat pengaruh
X
1.2
3 9,1
6 18,2
18 54,5
3 9,1
3 9,1
33 100
3 Memberikan dampak
positif X
1.3
3 9,1
3 9,1
3 9,1
9 27,3
12 36,4
3 9,1
33 100
4 Keberhasilan X
1.4
3 9,1
12 36,4
12 36,4
3 9,1
3 9,1
33 100
5 Terlibat aktif dalam
pengujian sistem X
1.5
3 9,1
6 18,2
6 18,2
9 27,3
9 27,3
33 100