X
1
X = Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi
2
X = Kemampuan teknik personal dalam pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi
3
X = Dukungan manajemen puncak
4
β = Program pelatihan dan pendidikan pemakai
o
β = Konstanta intersep
1
… β
4
∈ = Kesalahan
= Koefisien Regresi
3.5. Uji Hipotesis
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan serta untuk menguji pengaruh Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi digunakan uji F dengan langkah-langkah pengujian yang
dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain sebagai berikut : a.
Untuk pengujian kecocokan model menggunakan Uji F Uji F dipergunakan untuk mengetahui kecocokan model variabel
bebasX
1
, X
2
, X
3
dan X
4
1 Kriteria Hipotesis
terhadap variabel terikat Y.
Ho: β=0 artinya model Regresi Linier Berganda yang dihasilkan
tidak cocok untuk mempengaruhi pengaruh Pemakai Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi X
1
, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi X
2
, Dukungan Manajemen Puncak X
3
, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai X
4
terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasni Y. H
1
: β≠ 0 artinya Model Regresi Linier Berganda yang dihasilkan
cocok untuk mempengaruhi pengaruh Pemakai Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi X
1
, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi X
2
, Dukungan Manajemen Puncak X
3
, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai X
4
Berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasni Y.
2 Menentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5
3 Kriteria keputusan - Apabila probabilitas sig 0,05 maka H
diterima dan H
1
- Apabila probabilitas sig 0,05 maka H ditolak.
ditolak dan H
1
diterima.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat PT. PERTAMINA
Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak terhenti berkenaan dengan situasi dan kondisi tanah air yang sedang terancam. Pada
masa ini tumbuh apa yang dinamakan “laskar minyak”, yang terdiri dari karyawan-karyawan dan veteran-veteran yang pernah berkecimpung dalam
kegiatan perminyakan, baik di lapangan maupun di pabrik-pabrik pengilangan. Para laskar minyak sangat berjasa dalam menunjang roda
revolusi dengan mensuplai minyak tanah dan bahan bakar bagi keperluan kapal terbang dan kendaraan-kendaraan lain yang sangat sulit diperoleh
pada saat itu. Di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara dan Aceh Timur, laskar
minyak membentuk suatu organisasi pengolahan lapangan-lapangan minyak di daerah Aceh. Di Sumatera Selatan, kelompok laskar minyak membentuk
“Perusahaan Minyak Republik Indonesia” PERMIRI. Di pulau Jawa, pemerintah Republik membentuk “Perusahaan
Tambang Minyak Nasional” PTMN di daerah Shell Lama, yaitu di sekitar Kawengan dan Kilang Minyak Cepu. Di lokasi tersebut perusahaan ini
melakukan kegiatannya.
Dalam keadaan yang tidak menentu itu Kepala Operasi Perminyakan di Jawa Tengah mengambil suatu tindakan yang didukung oleh Serikat
Buruh Minyak SBM yang beraliran kiri yaitu membentuk Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia PTMRI.
Di Sumatera Utara, bekas perusahaan SHELL di Pangkalan Brandan, perusahaan serupa PTMRI juga terbentuk dan oleh pemimpinnya mulai
dibuka perundingan dengan pihak ketiga untuk mengekspor hasil produksinya ke Singapura. Rencana mereka ini dibatalkan oleh pemerintah,
karena khawatir timbulnya tuduhan penyelundupan. Namun, di Jawa Tengah pengurusan perusahaan itu tetap diberikan kepada PTMRI yang
kemudian pada tahun 1957 berada di bawah kendali militer yang merubah statusnya menjadi “Tambang Minyak Nglobo” TMN. Sesudah keluarnya
Undang-undang No. 44 tahun 1960, status perusahaan diubah lagi menjadi PN. PERMIGAN.
Pada tanggal 15 Oktober 1957 oleh Mayjen Nasution dibentuk PT. Eksplorasi Tambang Minyak Sumatera Utara PT. ETMSU dan menunjuk
Dr. Ibnu Sutowo sebagai pimpinannya. Pada tanggal 10 Desember 1957, nama perusahaan itu diubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional PT.
PERMINA agar lebih bersifat nasional dan disahkan oleh Menteri Kehakiman pada 5 April 1958.
Tahun 1958 namanya diganti menjadi PT. Pertambangan Minyak Indonesia PT. PERMINDO. Pada tahun 1961 status PERMINDO diubah
menjadi P. N. Pertambangan Minyak Indonesia P. N. PERTAMIN bekerja