FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT.

PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

DANY KURNIA RAHMAN 0413010086/ FE/ EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA

(PERSERO) UPms V SURABAYA

Yang diajukan Dany Kurnia Rahman

0413010086 / FE / EA

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama


(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA

(PERSERO) UPms V SURABAYA

By

Dany Kurnia Rahman

Abstract

A lot of company which implementation [of] information technology as a means of assist in decision making. So in developing the information system required involvement of user because this will use or exploit the yielded information. The other side also ability of technique of personal of information system of if ability owned by personal less hence need the program of training and wearer education which do not less important for that need the support from management culminate as a mean to know and test empirically whether/what factor of involvement of user in process the system development information, ability of technique of personal of information system accountancy, management support culminate, having an effect on to performance of information system accountancy ( Software Mysap) at PT. Pertamina ( Persero) Upms V Surabaya. The Object Research at PT. Pertamina ( Persero) UPMS V Surabaya and taken as sample as much 33 employees of part of finance at PT. Pertamina ( persero) Upms V Surabaya by using technique of Simple Random Sampling. the formulation, target and research hypothesis answer hence analysis used is multiple linear analysis regression.

The Result of multiple linear analysis regression conclude that hypothesis 1 that expressing “ anticipated by factor of user involvement ( X1), ability of technique personal ( X2), management support culminate ( X3), the training program and education ( X4) have an effect on to performance of information system accountancy ( Y)” tested by its truth and hypothesis of second which said ” factor program the training program and user education have an effect partial to performance of information system accountancy” is not tested by its truth.

Keyword : User Involvement In System Development Of Information Of Accountancy, The Ability Of Technique Of Personal Of Information System Accountancy, Management Support Culminate The, Program The Training Program And User Education To Performance Of Information System Accountancy


(4)

2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA

(PERSERO) UPms V SURABAYA

Oleh

Dany Kurnia Rahman

ABSTRAK

Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu diperhatikan keterlibatan pemakai karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Di samping itu juga kemampuan teknik personal sistem informasi apabila kemampuan yang dimiliki oleh personal kurang maka perlu program pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting untuk itu perlu dukungan dari manajemen puncak dengan tujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah faktor keterlibatan pemakai dalm proses pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Software mySAP) pada PT. Pertamina (Persero) Upms V Surabaya.

Obyek penelitian ini adalah PT. Pertamina (Persero) UPms V Surabaya dan yang dijadikan sampel sebanyak 33 karyawan bagian keuangan pada PT. Pertamina (persero) Upms V Surabaya dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Untuk menjawab perumusan, tujuan dan hipotesis penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa hipotesis ke-1 yang menyatakan “diduga faktor keterlibatan pemakai (X1), kemampuan teknik

personal (X2), dukungan manajemen puncak (X3), keberadaan program pelatihan

dan pendidikan (X4) berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

(Y)” teruji kebenarannya dan hipotesis ke-2 yang menyatakan”diduga faktor keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh secara parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi” tidak teruji kebenarannya.

Kata kunci : Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi,Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam era globalisasi pada saat ini ikut memacu perkembangan teknologi, salah satunya dalam bidang teknologi informasi. Kemutakhiran data merupakan salah satu aspek penting yang tidak boleh dikesampingkan oleh para pelaku bisnis. Dengan demikian persaingan bisnis yang terjadi menjadi sangant kompetitif. Dalam hal ini, untuk terus dapat bertahan ditengah kondisi yang ada, maka perusahaan harus memiliki strategi – strategi jitu dalam menyikapi perubahan yang ada. Untuk itu pihak manajemen diharapkan mampu mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis, maka sangat dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif.

Suatu keterandalan sistem informasi yang ada mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam sebuah lingkungan bisnis, karena dengan hal itu sangat membantu manajemen untuk menyediakan informasi dalam mengambil keputusan – keputusan strategis yang dibutuhkan. Karena pentingnya kebutuhan sebuah sistem informasi maka perusahaan perlu mempertimbangkan sistem yang telah digunakan dan yang akan dikembangkan agar kedepannya menjadi sebuah sistem yang efektif dalam mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Namun kesuksesan suatu sistem informasi tidak hanya dilihat melalui bagaimana


(6)

2

sistem tersebut dapat menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga melalui kesesuaiannya dengan lingkungan organisasi dan para pengguna yang membutuhkan atau menggunakan informasi yang dihasilkan tersebut.

Perusahaan yang menyadari pentingnya peningkatan kinerja dari sistem informasi akuntansi yang sedang dipakai, akan selalu memperhatikan faktor - faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja dari sistem informasi akuntansi misalnya keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan, komunikasi yang baik dan juga partisipasi yang baik dari karyawan akan menimbulkan rasa puas pada karyawan dan rasa puas ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih giat dan bersemangat sehingga dengan semangat yang tinggi perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu diperhatikan keterlibatan pemakai karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Di samping itu juga kemampuan teknik personal sistem informasi apabila kemampaun yang dimiliki oleh personal kurang maka perlu program pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting untuk itu perlu dukungan dari manajemen puncak.

PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA, merupakan salah satu unit pemasaran PT. PERTAMINA ( PERSERO) yang meliputi wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan merupakan satu cabang ritel murni di Timor Lorosae. Dengan adanya liberalisasi dalam bidang BBM, menyebabkan terjadinya


(7)

3

persaingan ketat di bidang distribusi dan pemasaran BBM, didorong oleh sikap konsumen yang semakin kritis. Situasi ini nyaris tidak menyisakan waktu bagi Pertamina untuk bertindak terlambat dan berpikir setengah – setengah. Hal itu memacu kebutuhan akan suatu sistem informasi akuntansi yang handal agar proses distribusi dan pemasaran oleh tiap – tiap depot yang dinaungi oleh PT. PERTAMINA ( PERSERO ) UPms V SURABAYA, bisa seefisien mungkin serta mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Dengan diluncurkanya pemakaian sebuah sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP oleh PT. PERTAMINA (PERSERO) diharapkan sistem yang baru ini dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem komputerasi yang terintegrasi dan real time.

Penerapan software mySAP juga diharapkan agar dapat memberikan data analitis untuk mendukung proses pengambilan keputusan jajaran manajemen di PT. PERTAMINA ( PERSERO ) pada umunya dan PT. PERTAMINA ( PERSERO ) UPms V SURABAYA pada khusunya . Modul atau fasilitas yang disediakan mySAP 2005 antara lain untuk transaksi bisnis, intelijen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan keputusan. Software ini hanya sekedar alat dari sebuah sistem informasi akuntansi , yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya manajemen harus


(8)

4

memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sebab suatu sistem akan tidak efektif dalam membantu perkerjaan apabila ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.

Kemampuan teknik personal sistem informasi, arti suatu sistem informasi akuntansi akan lebih bermanfaat dalam membantu aktivitas apabila setiap personel yang menggunakan sistem informasi akuntansi tersebut memiliki kemampuan teknik untuk mengoperasionalkan sistem informasi akuntansi tersebut.

Dukungan manajemen puncak juga memiliki pengaruh dalam penggunaan suatu sistem informasi akuntansi karena sistem yang dipilih oleh manajemen puncak pasti bertujuan untuk memajukan perusahaan.

Dari berbagai macam faktor kinerja sistem informasi akuntansi akan berhasil apabila didukung oleh program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap pemakaian sistem informasi akuntansi tersebut.

Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem informasi dan pemakai dari sistem informasi akuntansi itu sendiri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana dan Irmaya (2006).mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi antara lain keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi


(9)

5

pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem informasi.

Berdasarkan latar belakang masalah terhadap software mySAP yang diterapkan oleh PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA maka penulis melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut : “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ( software mySAP ) Pada PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA” .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :

“ Apakah faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ( software mySAP ) pada PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi


(10)

6

akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,

dukungan manajemen puncak, berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ( software mySAP ) pada PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA ”.

1.4. Manfaat Penelitian

Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain : a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, maupun yang diperoleh dari sumber-sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan. b. Bagi Praktisi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

c. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembendaharaan perpustakaan untuk kepentingan umum sehingga dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.


(11)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini

1. Luciana dan Irmaya (2006).

- Dengan Judul “ Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Di Wilayah Surabaya Dan Sidoarjo”.

- Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA). - Kesimpulan yang didapat adalah : berdasarkan hasil pengujian

analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dan formalisasi pengembangan sistem infromasi dengan kinerja sistem irnformasi akuntansi dari segi kepuasan dan pemakaian sistem. Adanya dukungan manajemen puncak yang tinggi akan mengakibatkan kinerja sistem informasi akan lebih tinggi jika


(12)

ditinjau dari kepuasan pemakai yang lebih intensif tetapi pemakaian sistem belum maksimal.

2. Acep Komara (2005)

- Dengan Judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”

- Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) - Kesimpulan yang didapat adalah : berdasarkan hasil pengujian

analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dan formalisasi pengembangan sistem infromasi dengan kinerja sistem irnformasi akuntansi baik dari segi kepuasan pemakai atau pemakai sistem. Adanya dukungan manajemen puncak yang tinggi akan mengakibatkan kinerja sistem informasi akan lebih tinggi jika ditinjau dari kepuasan pemakai yang lebih intensif tetapi pemakaian sistem belum maksimal.


(13)

3. Erlang Widodo (2005)

Judul Penelitian :

Rumusan Masalah :

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Jala Bhakti Yasbhun”.

a) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak secara simultan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi?

b) Apakah terdapat pengaruh yang positif ketrelibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak secara parsial terhadap Kinerja Sistem

Akuntansi?

1. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, program peltihan dan pendidikan pemakai secara simultan terhadap Kinerja Sistem Akuntansi.

Hipotesis :

2. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan


(14)

manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai secara parsial terhadap pemakaian Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Regresi Linier Berganda (Multiple Regression) Alat Uji

1. Terdapat pengaruh secara simultan antara Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA (X

Hasil Penelitian:

1), Kemampuan Teknik Personal

Pemakai SIA ( X2), Tingkat Dukungan Manajemen Puncak (X3),

dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan (X4

2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA (X

).

1), Kemampuan Teknik Personal

Pemakai SIA ( X2), Tingkat Dukungan Manajemen Puncak (X3),

dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan (X4 4. Pipit Herdiana Widyaningrum (2007)

)

Judul Penelitian

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Darmo Permai Surabaya Selatan”.

:

Rumusan Masalah :

c) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan


(15)

manajemen puncak secara simultan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi?

d) Apakah terdapat pengaruh yang positif ketrelibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak secara parsial terhadap Kinerja Sistem Akuntansi?

1. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, program peltihan dan pendidikan pemakai secara simultan terhadap Kinerja Sistem Akuntansi.

Hipotesis :

2. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai secara parsial terhadap pemakaian Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Regresi Linier Berganda (Multiple Regression) Alat Uji


(16)

Terdapat pengaruh secara simultan antara Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA, Kemampuan Teknik Personal Pemakai SIA, Tingkat Dukungan Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan, Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Hasil Penelitian:

2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA, Kemampuan Teknik Personal Pemakai SIA, Tingkat Dukungan Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Sedangkan Kemampuan Teknis Personal dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai secara parsial tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kinerja

2.2.1.1.Pengertian Kinerja

Istilah manajemen kinerja sering dipakai saat ini, namun tidak ada definisi yang disepakati secara umum. Dalam beberapa organisasi istilah manajemen kinerja tersebut dianggap sebagai nama lain untuk manajemen berdasarkan sasaran. Dalam organisasi lain manajemen kinerja hanya menyangkut penilaian perseorangan. Organisasi-organisasi lainnya mengaitkan dengan peristiwa tahunan yang berhubungan dengan pelatihan


(17)

dan pengembangan, atau suatu proses yang berkaitan dengan pembayaran/sistem imbalan atau balas jasa berdasarkan kinerja.

Dharma (1991:1) memberi definisi tentang kinerja yaitu sesuatu yang dikerjakan, atau produk/jasa yang dihasilkan atau yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang.

Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja berasal dari kata Job

Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sedangkan menurut Pabundu (2006:121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu

Penilaian kerja menurut Mulyadi (2001:416) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penelitian Thompson et al, (1991) dengan judul “PERSONAL

COMPUTING : TOWARD A CONCEPTUAL MODEL OF UTILIZATION” didasari oleh teori sikap dan perilaku (theory of attitude and behavior) dari Triandis (1980) yang menguji pengaruh faktor sosial (social factor), affect, kompleksitas (complexity), kesesuaian tugas (job


(18)

fit), konsekuensi jangka panjang (long term consequences), dan kondisi

yang memfasilitasi (facilitating condition) terhadap penggunaan personal

computer (PC). Responden dalam penelitian ini adalah 212 karyawan yang

berpendidikan (manajer) di sembilan divisi perusahaan multi-nasional. Pengukuran dan alat uji hipotesis dengan menggunakan partial least

squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma sosial (social norms), kompleksitas (complexity), kesesuaian tugas (job fit), dan

konsekuensi jangka panjang (long term consequences) mempunyai hubungan yang kuat terhadap penggunaan personal computer (PC). Sedangkan affect dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating condition) menunjukkan hubungan yang lemah dengan penggunaan personal

computer (PC).

Jurnali (2001) dengan penelitiannya yang berjudul “PENGARUH KESESUAIAN TUGAS-TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN TI TERHADAP KINERJA AKUNTAN PUBLIK” bertujuan untuk memprediksi dampak kinerja akuntan publik yang disebabkan oleh faktor kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) dan pemanfatan TI

(utilization). Sebanyak 23 indikator faktor kesesuaian tugas-teknologi

yang terdiri dari 12 dimensi yaitu (1) tingkat rinci yang tepat (right levelof

detail), (2) keakuratan (accuracy), (3) kompabilitas (compability), (4)

lokatibilitas (locatibility), (5) aksesibilitas (accessibility), (6) arti data

(meaning), (7) asistensi (assistance), (8) penggunaan perangkat keras dan


(19)

(10) kemutahiran (currency), (11) presentasi (presentation), (12) kekacauan (confusion) yang dikembangkan oleh Goodhue (1998) digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan pengukuran konstruk pemanfaatan (utilization) di adopsi dari Thompson et al, (1991) yang terdiri dari 3 pertanyaan yaitu (1) intensitas penggunaan (intensity of use), (2) frekwensi penggunaan (frequency of use), (3) jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan (diversity of software package used). Pengukuran konstruk dampak kinerja (performance impact) di adopsi dari Goodhue dan Thompson (1995) dengan memberikan dua pertanyaan kepada responden yaitu (1) persepsi dari dampak dan pelayanan komputer terhadap keefektifan, produktivitas dan (2) persepsi dampak dari sistem dan pelayanan komputer terhadap kinerja mereka. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner di 5 kantor akuntan publik terbesar di Indonesia. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan SEM

(Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan kecocokan

tugas-teknologi mempunyai pengaruh positif terhadap dampak kinerja individu yang mendukung model TTF (task-technology fit) yang menyatakan bahwa dampak kinerja dapat dihasilkan dari kecocokan tugas-teknologi ketika tugas-teknologi dapat menyediakan sarana dan menunjang kecocokan dengan kebutuhan tugas. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh positif kecocokan tugas-teknologi terhadap pemanfaatan teknologi. Hasil pengujian penelitian ini, meskipun demikian tidak mendukung adanya hubungan positif antara pemanfaatan teknologi


(20)

terhadap dampak kinerja individu sehingga gagal mendukung TAM

(Technology Acceptance Model) yang menyatakan bahwa pemanfaatan

teknologi dapat mempengaruhi kinerja.

Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jurnali (2001) menyatakan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh faktor kesesuaian tugas-teknologi berimplikasi pada efisiensi, efektivitas dan kualitas yang lebih tinggi terhadap pemanfaatan teknologi serta implikasi kinerja yang lebih baik pada sistem informasi.

Menurut Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jurnali (2001), ada tiga model yang menghubungkan antara teknologi dan kinerja yaitu model yang berfokus pada kesesuaian tugas-teknologi dan model teknologi kinerja.


(21)

Task Characteristic

Technology Characteristic

Individual Characteristic

Precusor of Utilization

Affect toward using Social Norms, Habit, Facilitating

Condition

Task Technology Fit

Utilization

Performance Impact

Expected Consecuences of Utilization (Beliefs)

Gambar 2.1 : Model Rantai Teknologi Kinerja

Theories of Fit

Theories of Attitude and Behavior

Sumber : Goodhue, Dale L., & Thompson, Ronald L., “Task

Technology Fit and Individual Performance”, MIS

Quarterly, June 1995, pp. 217

Model rantai teknologi - kinerja adalah model yang menggambarkan cara teknologi membimbing pada penekanan pekerjaan pada level individu. Hal ini berarti bahwa teknologi harus digunakan dan disesuaikan dengan tugas yang didukung untuk menghasilkan penekanan keefektivan pekerjaan, sebagai model rantai teknologi-kinerja memberikan gambaran yang lebih akurat dan jelas dan cara, teknologi, penggunaan tugas dan pemanfaatan saling berinteraksi menciptakan suatu perubahan baru dalam pekerjaan.


(22)

DeLone dan McLean (1992) dalam Jin (2003) menyatakan baik pemanfaatan maupun sikap pemakai mengenai teknologi akan mempengaruhi kinerja individual dengan menjelaskan faktor kecocokan tugas teknologi (task-technology fit) yang menguraikan bagaimana teknologi informasi dengan teknologi informasi dapat mempengaruhi kinerja. Disamping itu Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jin (2003) juga mengemukakan bahwa agar suatu teknologi informasi dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja individual maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan dengan tugas yang didukungnya.

Kinerja yang terkait dengan kesesuaian tugas teknologi

(task-technology fit) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995), yang

berpendapat bahwa pengukuran variabel faktor kesesuaian tugas-teknologi dapat diukur melalui (1) kualitas data (data quality), (2) lokatibilitas data

(locatibilityof data), (3) otorisasi akses data(authorization to access data),(4) kompatibilitas data (data compatibility), (5) kemudahan dan

pelatihan dalam pemakaian sistem (training and ease to use), (6)

production timeliness, (7) reliabilitas system (system reliability), (8)

hubungan sistem informasi dengan pengguna (IS relationship with users). Kemudian berdasarkan penelitian Goodhue dan Thompson (1995) dikembangkan menjadi 9 pertanyaan sebagai indikator.


(23)

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan berdasarkan hasil yang ditunjukkan atas suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya

2.2.1.2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (1964:484) dalam Mangkunegara (2001:67) bahwa :

- Human Performance = ability + motivation

- Motivation = attitude + situation

- Ability = knowledge + skill

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 –120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the


(24)

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

2.2.2. Sistem dan Teknologi Informasi

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa informasi adalah salah satu sumber terpenting bagi perorangan dan suatu badan usaha. Menurut John Naisbith dalam bukunya yang berjudul Megatrend : Ten Direction Transforming Our Lives ( 1982 ). Mengatakan bahwa manusia kini telah menapaki zaman baru yang dicirikan oleh adanya ledakan informasi ( Information Explotion ) dimana terdapat kecenderungan yang menunjukan bahwa manusia telah beralih dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.

Oleh karena itu tingkat kebutuhan atas suatu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu adalah sangat tinggi, agar informasi – informasi tersebut dapat digunakan memenuhi kepentingan manajerial.

Gambaran hubungan antara data dan informasi menurut Cushing (1990 : 13 ) adalah sebagai berikut :


(25)

Gambar 2.2 : The Data Processing Cycle

Sumber : Cushing, dkk., 1990:13

Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa : “ Data are a set of

characters that is accepted as an input to an information system and is stored and processed. Information is an output of data processing that is organized and meaningful to the person who receives it”

Sedangkan sistem informasi adalah kunci suatu badan usaha untuk tetap bertahan dalam dunia persaingan. Definisi sistem informasi menurut Wilkinson ( 1982 : 3 ) adalah Information system is there for a framework

by which resources ( people, computer ), are coordinated to convert inputs ( data ) into outputs ( information ) in order to achieve the objective of an enterprise artinya Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kerangka

kerja sumber daya yang terkoordinasi, yang mengumpulkan, yang memproses, mengendalikan, dan mengelola data melalui beberapa tahap berurutan guna menyediakan informasi melalui suatu jaringan komunikasi untuk berbagai macam pengguna untuk satu atau lebih tujuan.

File maintance

Data Collection

Data Preparation

Data Processing

Information Output


(26)

Oleh Leitch & Davis ( 1993 : 13 ), secara umum karakteristik suatu sistem informasi dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Information System

Sumber : Leitch, dkk.,1993:13

Teknologi informasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan dan kinerja daripada badan usaha dalam menghadapi globalisasi, terutama dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dewasa ini.

Definisi sistem informasi menurut Fried ( 1995 : 62 ) mengatakan bahwa teknologi informasi diartikan sebagai pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi.

Selain itu menyangkut masalah perangkat keras ( hardware ) dan perangkat lunak ( software ), teknologi ini memperhatikan pula kepentingan manusia sehubungan dengan tujuan yang ditetapkan untuk teknologi itu sendiri, nilai – nilai yang digunakan dalam menentukan

Control

Data Sources Input : Data

Collection

Data Processing

Output : Information

Gathering

Information Use

Data Base Management

Information Feedback

Action & Results


(27)

pilihan, serta kriteria penilaian untuk menyimpulkan apakah manusia mampu menguasai teknologi ini dan menjadi lebih lengkap karenanya.

2.2.3. Informasi Akuntansi

Dalam sistem akuntansi manajemen, informasi akuntansi sangat dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan maupun sebagai penilaian kinerja suatu perusahaan. Menyangkut dengan pentingnya informasi akuntansi, John Page mengatakan bahwa informasi akuntansi adalah hasil olahan data keuangan yang merupakan salah satu sumber daya milik perusahaan. Data keuangan yang dimiliki oleh perusahaan, diolah dalam proses akuntansi dan akan menghasilkan informasi akuntansi.

Pengertian informasi menurut Mulyadi (2001:11) bahwa informasi merupakan suatu fakta, data pengamatan, atau sesuatu yang lain, yang menambah pengetahuan. Informasi merupakan komoditi yang sangat berharga bagi pimpinan perusahaan selaku pengambil keputusan juga sebaagai jembatan antara perusahaan dengan pimpinan. Informasi dalam suatu organisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu informasi kuantitatif dan informasi kualitatif. Informasi kuantitatif adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Sedangkan informasi kualitatif adalah informasi yang disajikan bukan dalam bentuk angka-angka.

Mulyadi (2001:2) menyatakan akuntansi didefinisikan sebagai proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambil keputusan melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan.


(28)

Informasi akuntansi badan usaha terdiri dari dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Menurut Sugiri (1994: 8) akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen adalah cabang-cabang dari disiplin akuntansi, meskipun sasaran informasinya berbeda, keduanya melibatkan tiga fungsi sebagai berikut:

1. Pencatatan (record keeping) yang berkaitan dengan proses pemilihan, mengukur dan mengumpulkan data transaksi-transaksi badan usaha. 2. Evaluasi prestasi atau kinerja (performance evaluation) yang

mengarahkan perhatian pihak-pihak yang berkepentingan terhadap gambaran organisasi berdasarkan laporan-laporan yang diklasifikasikan dan meringkas hasil usaha perusahaan baik secara keseluruhan maupun hanya satu segmen (bagian dari organisasi pada periode berikutnya).

3. Pengambilan keputusan (decision making) oleh berbagai pihak yang harus memilih antara tindakan-tindakan alternatif yang berhubungan dengan masa depan organisasi.

Untuk kepentingan pelaporan kepada pihak perusahaan, informasi akuntansi akan diolah dalam proses akuntansi keuangan. Sedangkan untuk kepentingan manajerial informasi keuangan akan diolah dalam proses akuntansi manajemen.


(29)

2.2.3.1. Faktor – faktor Yang mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun sistem informasi akuntansi untuk menentukan keberhasilan dari suatu sistem tersebut. Menurut Baridwan (1994:7), faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Perilaku manusia dalam organisasi

Faktor ini dipertimbangkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi karena sistem informasi tersebut tidak mungkin berjalan tanpa manusia.

b. Metode Kuantitatif

Metode ini merupakan alat bantu yang lebih penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya dan mengambil keputusan.

c. Penggunaan komputer sebagai alat bantu

Proses pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan lebih cepat bila menggunakan komputer. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan komputer untuk mengolah data jauh lebih cepat dari manusia.

2.2.3.2. Tujuan Utama Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan sistem informasi akuntansi adalah mengadakan informasi bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. (Baridwan, 1996:22)

Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menghasilkan laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya yang dapat digunakan oleh para manajer untuk mengevaluasi perusahaan.


(30)

2.2.3.3. Model Sistem Informasi Akuntansi

Sebagai sebuah sistem, sistem informasi akuntansi tentu juga menerapkan model sistem secara umum yang tediri dari input, proses dan output. Input dari sistem informasi akuntansi adalah transaksi keuangan dari suatu kesatuan usaha. Kemudian data ini diproses menjadi output yang disajikan dalam laporan. Output sistem informasi akuntansi adalah laporan akuntansi. Pengolahan transaksi dapat dikerjakan secara manual atau menggunakan komputer. Penggunaan komputer tidak mengubah hakekat dari sistem informasi akuntansi, tetapi hanya mengubah cara pemrosesan transaksi menjadi laporan. Pengolahan data dengan bantuan komputer dapat lebih mudah dan tuntutan kebutuhan informasi dapat segera dipenuhi, terlihat dalam gambar 2.4 dan 2.5

Gambar 2.4 : Model Sistem Informasi Manual

Sumber: Baridwan, 1996:32

Transaksi

Prosedur pelaksanaan transaksi:

- prosedur penjualan - prosedur penerimaan - prosedur pembelian - prosedur pengeluaran kas - dan sebagainya

Dokumen

Jurnal Dan Register

Buku Besar Dan Buku Pembelian


(31)

Gambar 2.5 : Model Sistem Informasi dengan Komputer

Sumber: Baridwan, 1996:32

2.2.3.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Kahlil (1997) dalam Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan Mignen (1990) dalam Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) seperti yang kutip oleh Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem infromasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

Transaksi

Prosedur pelaksanaan transaksi:

- prosedur penjualan - prosedur penerimaan kas - prosedur pembelian - prosedur pengeluaran kas - dan sebagainya

Dokumen

File:

- Master File - Transaction

File

- Reference File - History File


(32)

2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem infomasi manajemen. Sedangkan penelitian lain dalam Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.

2.2.3.5. Struktur Sistem Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. Agar data keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. Diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan data pengelolahan data akuntansi dalam perusahaan untuk dapat menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai juga. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu sistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu (Sutabri, 2004:2):

a. Informasi Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang biasanya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan pada pihak-pihak diluar perusahaan.


(33)

b. Informasi Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

1. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem

Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu (Sutabri, 2004:2).

Sistem akuntansi memiliki bagian komponen yang merupakan sistem mereka sendiri. Petugas pemrosesan data pada umumnya berbicara mengenai sistem akuntansi yang berbentuk dari sistem aplikasi. Sistem aplikasi merupakan serangkaian prosedur dan program komputer yang melakukan tujuan akuntansi khusus.

Sistem akuntansi merupakan supersistem yang terdiri dari sistem akuntansi pertanggungjawaban dan suatu sistem pemrosesan transaksi. Daur transaksi merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang merupakan sistem aplikasi.

2. Sistem Informasi Akuntansi & Organisasi Bisnis

Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetisi (Sutabri, 2004:6). Informasi pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan. Produktivitas, sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem informasi yang baik. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mengidentifikasi, mengumpulkan dan


(34)

mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Organisasi adalah kumpulan unit kerja atau pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan. Sebagai sistem, setiap organsasi menerima masukan dan mengubah menjadi keluaran-keluaran dalam bentuk produk atau jasa. Secara konseptual, seluruh sistem organisasional mencapai tujuannya melalui proses alokasi sumber daya sehingga dapat mendukung sistem untuk mencapai tujuan.

3. Siklus Pemrosesan Akuntansi

Kejadian ekonomi yang menghasilakn transaksi-transaksi yang yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum, yaitu (Sutabri, 2004:9): Pertama, Siklus Pendapatan adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan. Kedua, Siklus Pengeluaran adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewwajiban yang berkaitan. Ketiga, Siklus Produksi adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. Keempat, Siklus Keuangan adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal, termasuk kas.


(35)

2.2.3.6. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Tugas pengolahan data perusahaan dilaksanakan oleh sistem informasi akuntansi yang mengumpulkan data kegiatan perusahaan lalu memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, kecuali pesaing. Dengan jenis kegiatan yang demikian, dapat diketahui beberapa karakteristik sistem informasi akuntansi, yaitu melakasankan tugas yang diperlukan, berpegang pada prosedur standar, menangani data yang rinci, berfokus pada data masa lampau, dan menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal (Sutabri, 2004:13).

1. Akuntansi dan Teknologi Informasi

Istilah sistem informasi akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai. Teknologi informasi mencakup komputer dan teknologi lain yang digunakan untuk memproses infromasi. Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi.

2. Sistem Prosedur Dalam SIA

Sistem dan prosedur merupakan bagian integral tugas manajemen, sehingga tanpak adanya keterkaitan antara pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan dengan sistem dan prosedur. Oleh karena itu, dalam membahas sistem informasi akuntansi perlu dibedakan pengertian sistem dan prosedur agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem informasi akuntansi.


(36)

Suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur. Sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar.

3. Peran Komputer di Dalam SIA

Konsep penggunaan komputer sebagai suatu sistem informasi manajemen dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tersebut. Proses pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan lebih cepat bila digunakan komputer. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan komputer untuk mengolah data yang jauh melebihi kecepatan manusia. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer, semakin banyak perusahaan yang menggunkan jasa komputer untuk memproses data akuntansinya.

Di satu pihak, komputer merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat dalam sistem informasi akuntansi. Akan tetapi, di lain pihak diperlukan teknik-teknik pengawasan yang berbeda dengan yang digunakan dalam cara manual untyuk menjamin ketelitian dan keamanan dalam memproses data dan menjaga harta milik perusahaan.

2.2.3.7. Bentuk Pengawasan di Dalam SIA

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang yang telah ditetapkan, dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Sutabri, 2004:30).


(37)

1. Pengawasan Intern

Dalam arti yang sempit Pengawasan Intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar, maupun penjumlahan menurun. Dalam arti luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Pengawasan intern di definisikan sebagai berikut: Pengawasan yang meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

2. Pengawasan Input

Pengawasan ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang cukup bahwa data yang diterima untuk diproses oleh EDP (Entry Data

Processing) sudah disahkan dan diubah ke bentuk yang sesuai dengan mesin dan diidentifikasi data tersebut tidak ada yang hilang, dikurangi, ditambah, diduplikasi, atau diubah secara tidak benar. Pengawasan ini termasuk pengawasan yang berhubungan dengan penolakan data, pembetulan data, dan memasukkan kembali data yang sebelumnya sudah dimasukkan secara salah. Pengawasan ini terdiri dari pengawasan dalam setiap langkah berikut:


(38)

• Pencatatan data adalah mencatat data untuk dapat diproses lebih lanjut.

• Perubahan data ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin.

• Pengawasan input memeriksa data pada waktu data tersebut dibaca dan disimpan untu diproses.

3. Pengawasan Proses

Pengawasan ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang cukup bahwa EDP (Entry Processing Data) sudah dilaksanakan sesuai dengan aplikasi-aplikasi tertentu, misalnya semua transaksi diproses seperti yang sudah disahkan, tidak ada transaksi-transaksi yang sah yang hilang, dan tidak ada transaksi-transaksi yang tidak sah yang ditambahkan. Pengawasan proses ini dilakukan dalam setiap kegiatan berikut ini:

• Penyusunan, yaitu pensortiran atau penggabungan data, sebelum proses atau sesudah proses.

• Pemrosesan transaksi, yaitu memproses data mejadi informasi.

• Perubahan file, yaitu mengubah data dalam file.

4. Pengawasan Output

Pengawasan ini direncanakan untuk menjamin ketelitian hasil dari data yang diproses dan untuk mejamin bahwa keluaran tersebut hanya diterima oleh orang atau pihak yang berhak. Pengawasan ini dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung dari bentuk keluarannya. Laporan yang berisi informasi dari data yang diproses perlu diawasi agar tidak ada penyalahgunaan. Pengawasan yang dilakukan terhadap laporan ini tergantung kepada metode proses data yang digunakan.


(39)

5. Pengawasan Penggunaan Komputer

Pengawasan yang dilakukan terhadap penggunaan komputer adalah usaha untuk mencegah penggunaan komputer atau sumber tertentu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan terhadap penggunaan komputer ini biasanya tidak menjadi masalah bila komputer hanya ditangani oleh seorang operator. Akan tetapi, bila komputer digunakan oleh berbagai pihak, perlu dibuat suatu mekanisme pengawasan yang dapat mencegah setiap pemakai komputer untuk menggunakan data atau program yang tidak menjadi haknya. Selian itu, pengawasan penggunaan komputer ini juga harus dapat mencegah dipakainya komputer oleh orang yang tidak berhak.

2.2.4. Faktor Yang Berpengaruh Pada Kinerja SIA

Terdapat berbagai faktor – faktor dalam menyusun kinerja SIA untuk menentukan kinerja dari suatu sistem tersebut. Menurut Luciana dan Irmaya (2006:2-3), faktor-faktor tersebut antara lain

1. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses pengembangan Sistem

Adalah keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja Sistem Informasi Akuntansi

2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

Adalah semakin tinggi kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik


(40)

personal Sistem Informasi Akuntansi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi

3. Dukungan Manajemen Puncak

Adalah semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi

4. Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai

Adalah kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan

2.2.5. Software mySAP

Merupakan sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource

Planning ) yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa

yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource

Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.

Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Sistem ini akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,


(41)

manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Enterprise Resource

Planning ( ERP ) didefinisikan sebagai perangkat untuk mengintegrasikan

semua data dan proses suatu organisasi menjadi sistem tunggal. Sistem ini menggunakan perangkat komputer untuk mencapai keterpaduan. Ramuan kunci suatu sistem ERP adalah penggunaan sebuah database untuk menyimpan data untuk beragam modul sistem. Software ERP versi mySAP ini ditemukan oleh lima orang insinyur mantan pekerja IBM, yaitu : Dietmar Hopp, Hans-Werner Hector, Hasso Plattner, Klaus Tschira, dan Claus Wellenreuther.

2.2.6. Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Pada Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menggunakan komputer jika dia dapat melihat adanya manfaat (hasil) positif dari penggunaan komputer tersebut (Rifa dan Gudono, 1999).

Keterlibatan pemakai yang sering akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi karena dengan adanya pemakaian sistem informasi yang semakin sering akan dapat mengembangkan sistem infromasi dan akan berdampak pada peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi.


(42)

2.2.7. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Teori ERG (Existence, Related, Growth) Alderfer Kebutuhan ini terpenuhi oleh keterlibatan yang kuat dalam tempat / lingkungan kerja, yang didalamnya meggambarkan adanya pemanfaatan secara penuh keahlian dan kemampuan serta pengembangan secara kreatif atas keahlian-keahlian dan kemampuan yang baru. Kebutuhan ini sangat dekat dengan kebutuhan aktualisasi diri, dan sebagian dari kebutuhan harga diri (Sawal, 2005).

Semakin tinggi kemampuan teknik personal karyawan dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan itu sendiri.

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Teori yang mendukung adalah teori Nilai Guna (utility theory) menurut Neumann (1999:201) adalah bahwa manusia memilih alternatif yang tidak memiliki nilai harapan tertinggi tetapi memiliki kegunaan yang diharapkan tinggi. Dari teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja yang diharapkan dapat tercapai apabila disertai dengan adanya pemanfaatan khususnya dalam bidang teknologi informasi serta sudah sesuai dengan tugas yang dibebankan. Teknologi yang memiliki kegunaan tertinggi adalah teknologi yang tepat dan sesuai dengan tugas yang dibebankan (Herman, 2004).


(43)

Pengaruh Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Teori yang melandasi adalah Teori Profesional yang dikemukakan oleh Scott (1996) dikutip dari Liliweri (1997 : 45) mengemukakan bahwa seseorang disebut profesional apabila dia memiliki karakteristik, antara lain setelah mendapat latihan dan pendidikan profesional di sekolah, pelatihan dalam lembaga, ataupun pelatihan khusus. Seseorang profesional telah dan selalu menambah wawasan pengetahuan serta ketrampilan yang khusus, atas dasar itu dia dapat melakukan mekanisme kontrol atas pekerjaan.

Dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan maka karyawan akan sering menggunakan sistem informasi yang ada sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem informasi.

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar berikut ini :


(44)

2.3. Kerangka Pikir

Gambar 2.6 : Bagan Kerangka pikir

Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi(X1)

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi

(X2)

Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

(X4)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

( software mySAP ) (Y)

Uji Statistik Regresi Berganda


(45)

2.3. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat disusun beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Diduga bahwa faktor keterlibatan pemakai dalam proses

pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ( software mySAP )

pada PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA .

H2 : Diduga bahwa faktor program pelatihan dan pendidikan pemakai

berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ( software mySAP ) pada PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Nazir ( 1998:152 ) adalah suatu definisi yang diberikan kepada sesuatu dengan cara memberikan sesuatu dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan sesuatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas dimana variabel bebasnya adalah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem (X1), kemampuan teknik personal dalam penggembangan sistem informasi

(X2), dukungan manajemen puncak (X3), program pelatihan dan

pendidikan pemakai (X4

Konsep dan definisi setiap variabel yang diajukan dalam penelitian ini, termasuk penetapan pengukuran variabel sebagai berikut:

), dan satu variabel terikatnya adalah kepuasan kerja (Y).

1. Variabel Terikat

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Merupakan pengukuran efektifitas sistem informasi akuntansi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem terhadap sistem


(47)

yang dikembangkan dan keberhasilan terhadap sistem itu sendiri sebagai ukuranya (Luciana dan Irmaya, 2006).

2. Variabel Bebas (X) adalah terdiri dari 4 variabel antara lain :

a. Keterlibatan pemakai Dalam Proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1

Keterlibatan pemakai yaitu perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.widyaningrum (2007).

)

b. Kemampuan Teknik Personal Dalam Penggembangan Sistem Informasi Akuntansi (X2

Kemampuan teknik dari personal sistem informasi yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan sistem berdasarkan pengalaman.(Widyaningrum 2007).

)

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3

Dukungan manajemen puncak yaitu partisipasi atau suatu dorongan yang dilakukan oleh sekelompok kecil eksekutif yang terlibat dalam kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan (directing) dan pengawasan (controling) untuk mengembangkan sistem informasi bagi perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. (Choe dalam Setianingsih 1998).


(48)

d. Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (X4

Merupakan cara perusahaan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. (Widyaningrum 2007).

)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data yang digunakan adalah sekala interval, dengan teknik penyusunan skala Semantic Diferential ( Sumarsono, 2004 : 25) yang terukur dalam skala tujuh poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah nilai 1 – 3 untuk insentif sangat tidak setuju, nilai 4 untuk insentif cukup setuju dan 5 – 7 insentif sangat setuju. Nilai 1 menunjukkan bahwa formalisasi tidak pernah dilakukan dan nilai 7 menunjukkan bahwa formalisasi yang dilakukan selalu dilaksanakan.

Beberapa indikator yang digunakan adalah :

a. Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yamg dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Widianingrum 2007) , Lima pertanyaan yang digunakan adalah untuk mengukur keterlibatan pemakai selama proses pengembangan sistem, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap implementasi.


(49)

b. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yamg dikembangkan oleh Soegiharto dalam Widianingrum (2007). Tiga pertanyaan yang digunakan adalah untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang diterima oleh perusahaan itu dapat bermanfaat bagi para pemakai.

)

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yamg dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Widianingrum 2007). Lima pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.

)

d. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang telah dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Widianingrum 2007). Empat pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh program pelatihan masih diperlukan dan bermanfaat bagi perusahaan.

)

a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) dengan sebelas item pertanyaan yang terdiri dari dimensi kepuasan pemakai, adalah penggunaan sistem akan menjadi kurang dan sukses manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.


(50)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Pada penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah : a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 55). Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian keuangan PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA, yang terlibat dalam pengunaan sistem informasi akuntansi ( Software mySAP ) guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bidangnya yaitu berjumlah 35 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi (Sumarsono,2004:44-45). Teknik penentuan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus sehingga jumlah sampel adalah sama dengan jumlah anggota populasi yaitu berjumlah 35 orang karyawan bagian keuangan.


(51)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini : Data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari secara tidak langsung dari cacatan organisasi.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana sumber data dalam penelitian dari sumber intern perusahaan yaitu PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA khususnya kepada para staf bagian keuangan pengguna sistem informasi akutansi.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : (Nazir, 1999:211-212)

1. Kuesioner

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket dan dijawab oleh responden untuk mendukung penelitian ini. Kusioner disebar kepada para responden secara langsung oleh peneliti. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat memberikan kuesioner tersebut secara


(52)

langsung kepada responden untuk mengisi daftar pertanyaan yang diajukan.

2. Wawancara (Interview)

Merupakan cara pengumpulan data dengan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam perusahaan tersebut. 3. Dokumentasi

Diperoleh dengan cara mencatat atau mengcopy data perusahaan.

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesionar) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung)

3.4.2. Uji Reliabilitas

> 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggapmemuaskan (Azwar, 2003: 158).

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur


(53)

yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur.

Realibilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana instrumen dianggap reliabel apabila cronbrach alpha diatas atau lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2001: 41).

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode Kolmogrov Smirnov atau metode Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002:40). Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal (simetris). Dan nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal (simetris).

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

3.4.4. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi membutuhkan beberapa asumsi, diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier yaitu (Gujarati, 1988:218) :


(54)

1. Tidak boleh ada autokorelasi. 2. Tidak boleh ada multikolinearitas. 3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas.

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

3.4.4.1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

Sedangkan yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengguna periode lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Gujarati, 1999:201).

(sebelumnya). (Gujarati, 1999:2001).

Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso dalam Widiyaningrum 2007).

3.4.4.2. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubunngan linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.


(55)

3.4.4.3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya Heteroskedasitisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman

yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas (X) (Santoso dalam Widiyaningrum 2007)

- Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedastisitas - Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena Heteroskedastisitas

3.4.5. Uji Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian disusun kembali, dikelompokkan dengan tujuan analisis. Setelah data dikelompokkan kemudian diolah sesuai dengan diagram kerangka pikir. Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel kedalam fungsi regresi. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dengan model persamaan adalah :

Y=βo+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4

Dimana :

+∈


(56)

X1

X

= Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

2

X

= Kemampuan teknik personal dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

3

X

= Dukungan manajemen puncak

4

β

= Program pelatihan dan pendidikan pemakai

o

β

= Konstanta / intersep

1… β4

∈ = Kesalahan

= Koefisien Regresi

3.5. Uji Hipotesis

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan serta untuk menguji pengaruh Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi digunakan uji F dengan langkah-langkah pengujian yang dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain sebagai berikut : a. Untuk pengujian kecocokan model menggunakan Uji F

Uji F dipergunakan untuk mengetahui kecocokan model variabel bebasX1, X2, X3 dan X4

1) Kriteria Hipotesis


(57)

Ho:β=0 artinya model Regresi Linier Berganda yang dihasilkan tidak cocok untuk mempengaruhi pengaruh Pemakai Dalam Pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi (X1), Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi (X2), Dukungan Manajemen Puncak

(X3), dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan

Pemakai (X4) terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasni (Y).

H1:β≠ 0 artinya Model Regresi Linier Berganda yang dihasilkan

cocok untuk mempengaruhi pengaruh Pemakai Dalam Pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi (X1), Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi (X2), Dukungan Manajemen Puncak

(X3), dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan

Pemakai (X4) Berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntasni (Y).

2) Menentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%

3) Kriteria keputusan

- Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 diterima dan H1

- Apabila probabilitas (sig) > 0,05 maka H ditolak.

0 ditolak dan H1


(58)

(59)

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. PERTAMINA

Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak terhenti berkenaan dengan situasi dan kondisi tanah air yang sedang terancam. Pada masa ini tumbuh apa yang dinamakan “laskar minyak”, yang terdiri dari karyawan-karyawan dan veteran-veteran yang pernah berkecimpung dalam kegiatan perminyakan, baik di lapangan maupun di pabrik-pabrik pengilangan. Para laskar minyak sangat berjasa dalam menunjang roda revolusi dengan mensuplai minyak tanah dan bahan bakar bagi keperluan kapal terbang dan kendaraan-kendaraan lain yang sangat sulit diperoleh pada saat itu.

Di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara dan Aceh Timur, laskar minyak membentuk suatu organisasi pengolahan lapangan-lapangan minyak di daerah Aceh. Di Sumatera Selatan, kelompok laskar minyak membentuk “Perusahaan Minyak Republik Indonesia” (PERMIRI).

Di pulau Jawa, pemerintah Republik membentuk “Perusahaan Tambang Minyak Nasional” (PTMN) di daerah Shell Lama, yaitu di sekitar Kawengan dan Kilang Minyak Cepu. Di lokasi tersebut perusahaan ini melakukan kegiatannya.


(60)

Dalam keadaan yang tidak menentu itu Kepala Operasi Perminyakan di Jawa Tengah mengambil suatu tindakan yang didukung oleh Serikat Buruh Minyak (SBM) yang beraliran kiri yaitu membentuk Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI).

Di Sumatera Utara, bekas perusahaan SHELL di Pangkalan Brandan, perusahaan serupa (PTMRI) juga terbentuk dan oleh pemimpinnya mulai dibuka perundingan dengan pihak ketiga untuk mengekspor hasil produksinya ke Singapura. Rencana mereka ini dibatalkan oleh pemerintah, karena khawatir timbulnya tuduhan penyelundupan. Namun, di Jawa Tengah pengurusan perusahaan itu tetap diberikan kepada PTMRI yang kemudian pada tahun 1957 berada di bawah kendali militer yang merubah statusnya menjadi “Tambang Minyak Nglobo” (TMN). Sesudah keluarnya Undang-undang No. 44 tahun 1960, status perusahaan diubah lagi menjadi PN. PERMIGAN.

Pada tanggal 15 Oktober 1957 oleh Mayjen Nasution dibentuk PT. Eksplorasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT. ETMSU) dan menunjuk Dr. Ibnu Sutowo sebagai pimpinannya. Pada tanggal 10 Desember 1957, nama perusahaan itu diubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PT. PERMINA) agar lebih bersifat nasional dan disahkan oleh Menteri Kehakiman pada 5 April 1958.

Tahun 1958 namanya diganti menjadi PT. Pertambangan Minyak Indonesia (PT. PERMINDO). Pada tahun 1961 status PERMINDO diubah menjadi P. N. Pertambangan Minyak Indonesia (P. N. PERTAMIN) bekerja


(61)

sama dengan pihak SHELL tetap diteruskan. Disamping itu P. N. PERTAMIN juga ditugaskan memonitor kegiatan dari perusahaan PAN AM yang mendapat daerah kerja sebesar 816 juta acre sekitar Pekanbaru.

Antara Juli 1964 dan Juli 1965, terjadi penandatanganan persetujuan pembelian fasilitas-fasilitas pemasaran dari SHELL, STANVAC dan CALTEX dengan PERTAMIN dengan ancar-ancar pembayaran angsuran 20 % setahun dengan jangka waktu pelunasan lima tahun.

Dalam usaha menyelamatkan tempat itu dari berbagai kemungkinan yang bisa merugikan, berkenaan dengan kontroversi sengit soal status tempat itu, maka dengan Peraturan Kekuasaan Militer (Pusat) No. Prt/PM/107 tanggal 15 Oktober 1957, pemerintah RI membatalkan hak pemilikan dan konsesi SHELL serta menghibahkan seluruh daerah konsesi itu beserta seluruh instalasinya kepada perusahaan nasional.

Hanya beberapa bulan kemudian, pada tanggal 10 Desember 1957 atas perintah KASAD Mayjen A. H. Nasution, selaku Penguasa Perang, nama PT. ETMSU diubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PT. PERMINA) agar lebih bersifat nasional. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi PERTAMINA.

Sementara itu suatu peristiwa besar terjadi di tanah air yang pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan rakyat, yaitu kembalinya kita ke UUD’ 1945 pada tahun 1959. Berdasarkan UUD’ 45 pengembangan industri minyak dan gas bumi harus didasarkan pada isi dan jiwa pasal 33 ayat 2 dan 3 yang kemudian melahirkan UU No. 44/1960 sebagai landasan


(62)

umum bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi. Berdasarkan UU itu pula, selanjutnya dikeluarkan PP No. 3/1961 yang mendirikan PN. PERTAMIN, PP No. 198/1961 yang menjadikan PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PP No. 199/1961 yang mendirikan PT. PERMIGAN.

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lebih tinggi dari apa yang telah dicapai oleh masing-masing perusahaan sebelumnya, pada bulan Agustus 1968 pemerintah mengintegrasikan PN. PERMINA dan PN. PERTAMIN menjadi satu perusahaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1968 dan diberi nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN. PERTAMINA). Mulai saat itu PN. PERTAMINA merupakan satu-satunya perusahaan minyak nasional Indonesia yang diberi wewenang mengelola semua bentuk kegiatan dibidang industri minyak dan gas bumi. Selanjutnya pada tanggal 23 November 2001 disahkan UU MIGAS No. 22 disusul dengan PP No. 31 tahun 2003 tentang perubahan PERTAMINA menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO).

4.1.2. Logo PT. PERTAMINA (PERSERO)

Logo baru Pertamina sebagai identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005.

1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif.


(63)

2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana :

a. Biru mencerminkan : Andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab. b. Hijau mencerminkan : Sumber daya energi yang berwawasan

lingkungan.

c. Merah mencerminkan : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

4.1.3. Wilayah Kerja PT. PERTAMINA (PERSERO)

Dalam kegiatan memasarkan produknya, PT. PERTAMINA (PERSERO) memiliki unit pemasaran yang tersebar di beberapa bagian Indonesia dan wilayah kerjanya, antara lain :

1. Unit Pemasaran I berkedudukan di Medan, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau.

2. Unit Pemasaran II berkedudukan di Palembang, meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Lampung dan Bengkulu.

3. Unit Pemasaran III berkedudukan di Jakarta, meliputi Jakarta dan Jawa Barat.

4. Unit Pemasaran IV berkedudukan di Semarang, meliputi Jawa Tengah (solo, Yogyakarta dan Cilacap).

5. Unit Pemasaran V berkedudukan di Surabaya, meliputi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT dan Timor Lorosae.


(64)

6. Unit Pemasaran VI berkedudukan di Balikpapan, meliputi seluruh Kalimantan.

7. Unit Pemasaran VII berkedudukan di Makasar, meliputi seluruh Sulawesi.

8. Unit Pemasaran VIII berkedudukan di Irian Jaya dan Maluku.

4.1.4. Visi dan Misi PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V

Berdasarkan Surat Keputusan GM UPms V No. Kpts.055/E25000/2004-S0, visi, misi dan motto PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V adalah :

1. Visi Pertamina Upms V

Menjadi Unit Pemasaran yang unggul, maju dan terpandang. 2. Misi Pertamina Upms V

• Melakukan usaha dalam bidang BBM dan Non BBm yang menunjang bisnis perusahaan.

• Merupakan unit pemasaran yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan dan berorientasi laba.

• Memberikan nilai tambah bagi perusahaan, pelanggan, pekerja dan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional ( wilayah JATIM, BALI, NTT, NTB )


(1)

informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi dari segi kepuasan dan pemakain sistem. Begitu juga dengan penelitian Acep Komara (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi dari segi kepuasan dan pemakai sistem.

Sedangkan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (software mySAP) pada PT. Pertamina (Persero) UPms V Surabaya. Besarnya pengaruh tersebut adalah 68,7% sehingga penelitian ini memunculkan implikasi bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti variabel bebas lain yang turut mempengaruhi kinerja SIA, sehingga penelitian yang akan datang perlu diamati variabel lain seperti: ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi, kompleksitas organisasi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan nilai r2parsial menunjukkan bahwa variabel yang lebih

dominan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah dukungan manajemen puncak yaitu 23,33%. Hasil tersebut sesuai dengan teori nilai guna yaitu kinerja yang diharapkan dapat tercapai apabila disertai dengan adanya pemanfaatan khususnya dalam bidang teknologi informasi


(2)

serta sudah sesuai dengan tugas yang dibebankan (Neumann, 1999 :201). Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh terkecil terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem yaitu 1,96%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan Theory of Reasoned Action yang mengatakan bahwa seseorang akan menggunakan komputer jika dia dapat melihat adanya manfaat (hasil) positif dari penggunaan komputer tersebut (Rifa dan Gudono, 1999).

Berdasarkan uraian tersebut di atas memunculkan implikasi bagi instansi untuk meningkatkan keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, terbukti dari 54,5% jawaban responden berada pada skor 3 yaitu 54,5% responden belum terlibat dan berpengaruh secara optimal dalam pengembangan sistem informasi (Tabel 4.1). Setelah variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi juga ditingkatkan karena 45,5% responden menjawab skor 3 yaitu 45,5% belum memiliki kemahiran dalam menggunakan software mySAP dan lamanya bekerja tidak berdampak pada kemampuan menggunakan software mySAP (Tabel 4.2).

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel, obyek, metode dan hasil penelitian itu sendiri. Berikut ini rangkuman perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu :


(3)

Tabel 4.18: Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Variabel Penelitian

Metode

Analisis Kesimpulan 1 Luciana Spica

Almilia dan Irmaya Briliantien (2006). KeterlibatanPemakai dalam Proses Pengembangan Sistem, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Ukuran Organisasi, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi, Lokasi dari Departemen Sistem Informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi

Uji Pearson Product Moment dan Mann-Whitney u Test

- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi dari segi kepuasan dan pemakai sistem

2 Acep Komara (2005) KeterlibatanPemakai dalam Proses Pengembangan Sistem, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Ukuran Organisasi, Dukungan Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi, Lokasi dari Departemen Sistem Informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi

Uji Pearson Product Moment dan Mann-Whitney u Test

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses

pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi dari segi kepuasan dan pemakai sistem

3 Dany Kurnia Rahman (2009)

Faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai dan kinerja sistem informasi akuntansi

Regresi linier berganda

Faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (software mySAP) pada PT. Pertamina (Persero) UPms V Surabaya


(4)

4.4.3. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidakobyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel lain yang masih mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi sehingga dalam penelitian mendatang hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti : ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai ”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SOFTWARE mySAP) PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA”, yang hasilnya adalah :

1. Faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (software mySAP) pada PT. Pertamina (Persero) UPms V Surabaya, sehingga hipotesis ke-1 penelitian ini teruji kebenarannya.

2. Variabel yang lebih dominan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah dukungan manajemen puncak, sedangkan variabel yang memiliki pengaruh terkecil terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, sehingga hipotesis ke-2 penelitian ini tidak teruji kebenarannya.

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :


(6)

1. Bagi perusahaan, hendaknya lebih meningkatkan keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem dan kemampuan/kemahiran dalam menggunakan software mySAP.

2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti: ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi. Selain itu, memperluas obyek penelitian harus dipertimbangkan juga oleh peneliti mendatang.