35
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
2.2.8. Pengaruh Pengetahuan Merek Induk Terhadap Sikap Brand Extension
Logika yang mendasari perluasan merek adalah penularan kekuatan merek induk ke dalam produk baru yang akan diluncurkan. Karena merek
induk sudah memiliki ekuitas dan mempunyai komunitas konsumen, pasar lebih siap untuk menerima produk baru dengan merek induk muncul di
pasar, merek tersebut akan memicu jaringan memori untuk mengenalinya. Semua kesan yang berkaitan dengan merek induk tersebut juga akan
terpanggil dalam ingatan konsumen. Menurut Sutantio, 2004 : 244 salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu perluasan merek adalah kekuatan ekuitas merek induknya. Konsumen sering kali menilai suatu ekstensi merek berdasarkan persepsi
mereka akan kualitas yang diwakili oleh merek induk. Untuk menentukan gambaran kualitas dari suatu barand extension secara umum, maka
pengetahuan konsumen tentang dari mana brand itu berasal dibutuhkan. Dalam kaitan ini, Menurut Broniarczyk dan Alba 1994 dalam Phang
2004 didalam Barata 2007 : 68 apabila konsumen diminta untuk menentukan sikap brand extension maka dibutuhkan pengetahuan merek
induk. Menurut Aaker 1991 didalam Durianto 2004 : 148 merek inti membantu perluasan, dimana merek inti mendukung merek-merek yang
mengalami perluasan.
36
Keller 2003 didalam Barata 2007 : 65 juga menyatakan bahwa pengetahuan merek dapat terbagi menjadi dua komponen yaitu brand
awareness dan brand images. Dengan demikian pengetahuan konsumen tentang merek dibutuhkan untuk mengevaluasi merek tersebut. Dalam
kaitannya dengan brand extension, konsumen dapat dengan mudah mengevaluasi dan menilai persepsi kecocokan dari produk yang
menggunakan brand extension dengan memiliki pengetahuan tentang merek induknya.
2.2.9. Pengaruh Persepsi Kualitas perceived quality Terhadap Sikap Brand Extension
Pada produk baru yang dikenalkan dengan menggunakan brand extension dari merek induk yang sebelumnya telah dikenal, perusahaan
ingin mendapatkan persepsi kualitas yang baik dari konsumen. Hal ini dapat dicapai karena konsumen diasumsikan telah mengetahui dengan baik
dan memiliki informasi yang cukup tentang kualitas merek induk. Menurut Barata, 2007 : 65 dan dengan persepsi kecocokan yang tepat antara
merek induk dengan extension nya, diharapkan konsumen juga mengevaluasi dan membentuk penilain yang positif, yang berkaitan
dengan kualitas produk, dari brand extension tersebut. Persepsi kualitas perceived quality, menurut Zeithaml 1998
didalam Barata, 2007 : 68 adalah gambaran umum dari penilaian konsumen tentang keunggulan atau kesempurnaan dari suatu produk.
Menurut Barata 2007 : 68 penilaian konsumen tentang kualitas merek
37
induk ini sendiri dapat mempengaruhi pandangannya terhadap brand extension nya.
Suatu merek produk dengan perceived quality kuat dapat dieksploitasi kearah perluasan merek. Merek dengan persepsi kualitas kuat dapat
digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka macam. Produk dengan merek yang persepsi kulitas-nya kuat akan
mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang persepsi kulitas-nya lemah, sehingga perluasan produk dari
merek dengan persepsi kualitas yang kuat memungkinkan perolehan pangsa pasar yang lebih besar lagi. Menurut Durianto, 2004 : 103 dalam
hal ini perceived quality merupakan jaminan yang signifikan atas perluasan-perluasan merek tersebut.
2.2.10. Pengaruh Sikap Brand Extension Terhadap Minat Beli