dan selanjutnya dalam ayat 2, dinyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau intinya sama dengan itu”.
Dalam prosedur permohonan pembatalan yaitu pengajuan permohonan pembatalan diajukan secara tertulis, dapat diajukan langsung kepada Kepala BPN
atau melalui Kepala Kantor Pertanahan.
G. Penerbitan Sertifikat Berdasar Alas Hak Dibawah tangan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah bertujuan untuk memberikan kepastian hak kepada pemilik tanah dengan
menerbitkan sertipikat untuk memberi rasa aman kepada pemilik tanah akan haknya pada tanah tersebut. Sertipikat tanah merupakan tanda bukti yang kuat mengenai data
fisik dan data yuridis yang terdapat didalamnya, sepanjang data-data tersebut sesuai dengan kebenarannya yang terdapat dalam surat ukur dan buku tanah yang
bersangkutan. Kekuatan pembuktian sertifikat tidak lepas dari alas hak untuk penerbitan sertifikat tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, salah satu alas hak yang diperkenankan selain akta autentik adalah surat di bawah tangan. Diperkenankannya surat di bawah tangan
sebagai alas hak dalam penerbitan sertifikat saat ini banyak dilakukan untuk pendaftaran tanah pertama kali bagi tanah-tanah yang belum terdaftar. Dalam
kenyataan yang ada, tidak jarang alas hak berupa surat di bawah tangan ini menimbulkan masalah di kemudian hari. Salah satunya adalah munculnya dua pihak
yang mengaku sebagai pemilik atas tanah yang telah didaftarkan tersebut. Bahkan tidak jarang terjadi dalam proyek yang dilakukan oleh kantor pertanahan, 1 satu
Universitas Sumatera Utara
bidang tanah dikuasai oleh dua orang yang berbeda dengan alas hak yang berbeda tetapi ditandatangani oleh Kepala KelurahanKepala Desa yang sama sehingga proses
penerbitan menjadi terhambat. Yurisprudensi dalam Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 598Sip1971 tertanggal 18 Desember 1971, Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 601. KSip1972 tertanggal 14 Maret 1973, Keputusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 393KSip1973 tertanggal 11 Juli 1973 menyatakan bahwa setiap transaksi yang tidak dilakukan dihadapan pejabat yang
berwenang merupakan tranksaksi yang tidak sah menurut hukum, sehingga para pihak perlu mendapatkan perlindungan hukum.
Dalam Pasal 1888 KUHperdata yang menyebutkan: “Kekuatan pembuktian dalam suatu tulisan adalah pada akta aslinya. Apabila
akta yang asli itu ada, maka salinan-salinan serta ikhtisar-ikhtisar hanyalah dapat dipercaya sekedar salinan-salinan serta ikhtisar-ikhtisar itu sesuai
dengan aslinya, yang mana senantiasa dapat diperintahkan mempertunjukkannya.”
53
Keberadaan surat di bawah tangan sebagai dasar dalam penerbitan Sertifikat Hak Milik tetap diakui dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, meskipun surat di bawah tangan tidak memiliki kekuatan hukum. Untuk dapat dijadikan sebagai alas hak dalam penerbitan Sertifikat Hak Milik dan
dapat memiliki kekuatan pembuktian maka surat di bawah tangan tersebut harus
53
Pasal 1888 KUHPerdata
Universitas Sumatera Utara
memenuhi prosedur dan persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 24 Ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 yang menetapkan bahwa:
“Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut
berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam
pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar
hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya.
54
1. Fisik tanahnya secara nyata dikuasai dan digunakan sendiri oleh pihak yang
mengaku atau secara nyata tidak dikuasai, tetapi digunakan pihak lain secara sewa atau bagi hasil atau dengan bentuk hubungan perdata lainnya.
Surat Pernyataan penguasaan fisik yang dibuatkan oleh pemohon pendaftaran tanah berisi:
2. Tanahnya sedangtidak dalam keadaan sengketa. Apabila penandatanganan
memalsukan isi surat pernyataan, bersedia dituntut dimuka hakim secara pidana maupun perdata karena memberikan keterangan palsu.
55
Jika syarat bagi sebuah surat dibawah tangan telah dipenuhi untuk dapat dijadikan dasar dalam penerbitan sertifikat hak milik berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 adalah maka surat dibawah tangan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar penerbitan sertifikat dan memiliki kekuatan pembuktian. Alas
pemilikan hak atas tanah yang dijadikan dasar penerbitan sertifikat kepemilikan hak atas tanah di kantor pertanahan merupakan alat bukti yang dapat digunakan sebagai
alat pembuktian data yuridis atas kepemilikan atau pengusaaan suatu bidang tanah. Tujuan diteliti alas hak ini ternyata akan memperkokoh keabsahan formalitas
data yuridis dan data teknis, sehingga pada akhirnya panitia dapat berkesimpulan: 1.
Tanah yang didaftarkan tersebut baik dan jelas tanpa keraguan untuk memberikan haknya.
2. Permohonan tersebut tidak dijumpai ada sengketa kepemilikan.
54
Pasal 24 PP Nomor 24 tahun 1997
55
Boedi Harsono, Op.cit, Hal.183
Universitas Sumatera Utara
3. Tanah yang dimohon diyakini sepenuhnya oleh tim ajudikasi atau Panitia
Pemeriksaan Tanah untuk dapat diberikan haknya sesuai yang dimohonkan pemilik tanah.
4. Tanah tersebut diadministrasikan dengan pemberian bukti haknya tidak ada yang
bersengketa lagi dan tidak ada yang keberatan terhadap kepemilikannya.
56
D. Sertifikat Sebagai Bukti Hak Dasar