Kesimpulan Kesimpulan Dan Saran

BAB V Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil putusan Mahkamah Agung No. 1339KPDt2009, maka sertifikat hak milik Nomor 5906 atas nama Tergugat I, sertifikat hak milik Nomor 5908 atas nama Tergugat II, sertifikat hak milik Nomor 5904 atas nama Tergugat III, sertifikat hak milik Nomor 5905 atas nama Tergugat IV, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat V, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat VI yang tertanggal 04 oktober 1993 harus dibatalkan karena untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Hal ini ditegaskan dalam pasal 124 ayat 2 PMNAKepala BPN Nomor 9 Tahun 1999, yang menyatakan, Putusan Pengadilan bunyi amarnya, meliputi dinyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau intinya sama dengan itu. Hal ini didasarkan ketentuan pasal 1 angka 12 PMNA KBPN No.3 tahun 1999, pembatalan keputusan mengenai pemberian suatu hak atas tanah sertipikat. Adanya faktor pembatalan sertipikat Hak milik tersebut disebabkan oleh ketentuan perundang-undangan Mahkamah Agung yang telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain: Pokok perkara, penggugat dalam gugatannya mendalilkan mempunyai tanah kebun warisan dari orang tuanya yaitu Almarhum Djonobi yang terletak diTaluk Kuantan. Menimbang , bahwa oleh karena sertifikat atas nama tergugat I sd tergugat V sebagai mana tersebut diatas telah diterbitkan alas hak yang tidak sah oleh Universitas Sumatera Utara tergugat VI, maka perbuatan tergugat VI tersebut juga merupakan perbuatan melawan hukum, Petitum penggugat yang kedua yang meminta agar surat pernyataan yang dibuat tergugat masing-masing tanggal 1 juli 1993 yang menjadi alas hak penerbitan sertipikat atas tanah yang menjadi objek sengketa adalah batal dapat dikabulkan, telah terbukti objek sengketa yang berasal dari Djonobi hasil pembelian dari Oemar Hoesin, maka surat jual beli antar Oemar Hoesin dengan Djonobi tanggal 1 Oktober 1956 yang diawali surat dasar jual beli No. 2 1939 tanggal 10 Februari 1939 adalah sah dan beharga. Keberadaan surat dibawah tangan sebagai dasar dalam penerbitan sertipikat hak milik haruslah sesuai dengan Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak- hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya. 2. Dalam tata cara perolehan hak atas tanah yang dilakukan pihak Tergugat dalam kasus ini adalah pendaftaran tanah dengan itikad tidak baik sehingga berdasarkan dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku dibidang hukum acara perdata maka dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor Universitas Sumatera Utara 1339KPdt2009 dimana dalam putusannya yang telah mempunyai hukum tetap maka pihak Tergugat yang mengajukan perlawanan tidak mendapat kepentingan hak terhadap tanah yang menjadi objek sengketa tersebut dan berdasarkan putusan Pengadilan tanah tersebut merupakan milik pewaris yang sah atas tanah warisan almarhum Djonobi. 3. Kedudukan Putusan MA No. 1339KPdt2009 pada penerapan Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tidak diterapkan secara keseluruhan dalam artian hanya melihat satu unsur yang terkandung didalamnya sementara dua unsur yang lain diabaikan karena yang menjadi objek dalam sengketa tanah ini adalah tanah warisan sesuai dengan Putusan MA No 667KSip1973 tanggal 29-08-1974 yang mengatakan hukum waris adat tidak mengenal kadaluarsa sebagai penyebab hilangnya hak milik atas tanah. Pendapat yang sama juga terdapat dalam putusan MA Nomor 916KSip1973 yang mengatakan, dalam hukum adat dengan lewatnya waktu saja hak milik atas tanah tidak dihapus dan putusan Mahkamah Agung Nomor 7KSip1973 yang mengatakan tidak ada batas waktu dalam menggugat harta warisan.

B. Saran