BAB IV KEDUDUKAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR
1339Pdt2009. A. Analisis Kasus dan Dasar Pertimbangan Hukum Hakim
1. Posisi Kasus dan Dasar Pertimbangan Hukum Hakim
Objek sengketa dalam perkara perdata Putusan Pengadilan Negeri Rengat Nomor 01PDTG2007PN.RGT adalah sebidang tanah warisan milik almarhum
Djonobi. Terhadap objek sengkata bidang tanah tersebut telah diperiksa dan diputus oleh Mahkamah Agung dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 1339KPdt2009
juncto Putusan Pengadilan Tinggi Rengat Nomor 73PDT2008PT.R juncto Putusan Pengadilan Negeri Rengat Nomor 01PDTG200
7PN.RGT. Dalam perkara Perdata yang diputus oleh Mahkamah Agung tersebut, pihak yang berperkara adalah Hj. Fatimah Hadijah, Amin Halimah, Rahalimah,
Hamzah Djonobi sebagai Penggugat atau Pemohon kasasi dan Sri Aminah Alm dalam hal ini diwakili ahli warisnya Badriaty Umar dan Nurhayati Lisbar, Dian
Pratiwi, Diah Monalisa dan Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini didampingi kuasanya Martinus, SH kepala seksi konflik dan perkara, Mashuri Husin, A. Ptnh
Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Hak dan Ari Wahyudi, S. ST Kepala Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan Kabupaten Kuantan Singingi sebagai Tergugat atau
Termohon Kasasi Sebagai mana yang telah diungkapkan pada bab I yang sebagai Penggugat
adalah Hj. Fatimah Hadijah Penggugat I, Amin Halimah Penggugat II,Rahalimah
Universitas Sumatera Utara
Penggugat III, Hamzah Djonobi Penggugat IV menggugat Terggugat dengan surat gugatan pada tanggal 23 Januari 2007 ke Pengadilan Negeri Rengat yang terdiri
dari Sri Aminah Alm dalam hal ini diwakili ahli warisnya Badriaty Umar dan Nurhayati Lisbar yang selanjutnya disebut sebagai Tergugat I, Badriaty Umar
Tergugat II, Nurhayati Lisbar Tergugat III, Dian Pratiwi Tergugat IV, Diah Monalisa Tergugat V , Pemerintah Republik Indonesia BPN dalam hal ini
didampingi kuasanya Martinus, SH kepala seksi konflik dan perkara, Mashuri Husin, A. Ptnh Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Hak dan Ari Wahyudi, S. ST
Kepala Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan Kabupaten Kuantan Singingi Tergugat VI dan Abas Tergugat VII atas dasar penerbitan sertifikat Hak Milik
milik Penggugat oleh Tergugat berdasarkan alas hak surat pernyataan yg dibuat oleh Tergugat hal ini dibuktikan dengan Surat Pernyataan tertanggal 1 Juli 1993 yang
dibuat Tergugat I,II,II,IV dan V yang menyatakan tanah yang berpekara adalah tanah milikinya dari usaha sendiri. Dalam putusan Pengadilan Negeri Rengat, menyatakan
bahwa surat pernyataan yang dibuat para Tergugat tanggal 1 Juli 1993 adalah batal dan menyatakan para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum karena
perbuatannya mensertifikatkan tanah warisan milik para Penggugat atas nama Tergugat serta menyatakan sertifikat hak milik nomor 5906 atas nama Tergugat I,
sertifikat hak milik Nomor 5908, atas nama Tergugat II, sertifikat hak milik nomor 5904 atas nama Tergugat III, sertifikat hak milik nomor 5905 atas nama Tergugat IV,
sertifikat hak milik nomor 5907 atas nama Tergugat V tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mempunyai akibat hukum, dengan dimenangkannya pihak
Universitas Sumatera Utara
Penggugat dalam putusan Negeri Rengat Nomor 01PDTG2007PN.RGT tersebut, pihak Tergugat, yakni dan Sri Aminah Alm, dalam hal ini diwakili ahli warisnya
Badriaty Umar dan Nurhayati, Badriaty Umar, Nurhayati Lisbar, Dian Pratiwi, Diah M o n a l i s a m e n g a j u k a n b a n d i n g k e P e n g a d i l a n T i n g g i R e n g a t .
Dalam Putusan Pengadilan Tinggi Rengat membatalkan putusan Pengadilan Negeri Rengat tanggal 20 September 2007 Nomor: 01Pdt.G2007PN.RGT dengan
menimbang Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Pasal 32 ayat 2 yang menyebutkan: “Dalam hal diatas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat
secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikat baik dan secara nyata menguasai, maka pihak lain yang merasa
mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 lima tahun sejak diterbitkannya sertifikat dan kepada kantor
Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah penerbitan sertifikat tersebut.” Dengan dimenangkannya
pihak Tergugat atau Pembanding pihak Penggugat atau Para Terbanding mengajukan kasasi di Mahkamah Agung.
Dalam pemeriksaan ternyata para Pemohon Kasasi atau Penggugat dan Para Termohon Kasasi I sd Para Termohon Kasasi V serta Turut Terbanding VII masih
ada hubungan saudara hal ini tertera dalam silsilah keluarga Djonobi dapat dijelaskan bahwa orang tua Djonobi bernama Karang Iman mempunyai 4 orang anak yaitu:
1. Dr. Oemar Amin Hoesin lk
Universitas Sumatera Utara
2. Sri Aminah pr anak dari Misa mempunyai 2 orang anak yaitu Badry Ati Umar
dan Nurhayati Lisbar, seterusnya Badry Ati Umar mempunyai 1 orang anak yaitu Syafril Hendrik Hutabarat dan Nurhayati Lisbar mempunyai 5 orang anak
yaitu Diah Monalisa, Dian Pratiwi. Khairul Aslam, Muhammad Ramadhan dan Khairul Iksan.
3. Dulla Rahim lk
4. Rajo Nobi Djonobi , mempunyai 8 orang anak dari 5 orang isteri, istri pertama
bernama Atimah dan mempunyai 1 orang anak yaitu Fatimah Hadijah Penggugat I yang telah dicabut kuasanya, isteri kedua di Malaysia mempunyai
2 orang anak, isteri ketiga tidak pnya anak, isteri keempat Jo fatimah tidak punya anak dan isteri kelima mempunyai 5 orang anak yaitu: Hasan Basri, Amin
Halimah, Rahalimah, Hamzah dan Abbas Salim Para Penggugat. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1339 KPdt2009, yang
menjadi objek sengketa adalah bidang tanah warisan yang batas-batasnya: Sebelah Utara dengan tanah SEMA dan Rawang, Sebelah Selatan dengan Tanah Rawang,
Sebelah Barat dengan tanah Datuk Bastiar dan Ridwan, Sebelah Utara dengan tanah Budi dan jalan.
Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1339 KPdt2009 menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan hukum dengan menafsirkan Pasal
32 ayat 2 PP No 24 Tahun 1997. Sengketa yang terjadi antara
Hj. Fatimah Hadijah, Amin Halimah, Rahalimah, Hamzah Djonobi yang disebut Para Pemohon Kasasi atau Penggugat melawan Para
Universitas Sumatera Utara
Termohon Kasasi atau Tergugat, yakni dan Sri Aminah Alm dalam hal ini diwakili ahli warisnya Badriaty Umar dan Nurhayati, Badriaty Umar, Nurhayati Lisbar, Dian
Pratiwi, Diah Monalisa, Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini didampingi kuasanya Martinus, SH kepala seksi konflik dan perkara, Mashuri Husin, A. Ptnh
Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Hak dan Ari Wahyudi, S. ST Kepala Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan Kabupaten Kuantan Singingi dan Abas dulu disebut
Turut Terbanding dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 1339 KPdt2009 menyatakan dalam amar putusan bahwa menerima permohonan kasasi yang diajukan
oleh Para Pemohon Kasasi dengan pertimbangannya, bahwa Putusan pengadilan
Tinggi Rengat Nomor 73PDT2008PT.R tidak tepat dan salah menerapkan hukum dan menafsirkan hukum, oleh karena permohonan kasasi yang diajukan oleh Para
Pemohon diterima dan dimenangkan oleh Mahkamah Agung dan pihak yang
dikalahkan adalah pihak Termohon Kasasi Sesuai isi Surat jual beli, dimana tanah kebun yang dimiliki almarhum
Djonobi, pemilik awalnya adalah Njato Joesoef Soeku nan Enam diTaluk Kuantan, kemudian dijualnya kepada Simin Radjo pada tanggal 10 Febuari 1939, Simin Radjo
menjual tanah kebun karet tersebut pada Then Tak Nan , Then Tak Nan menjual kepada Oemar Amir Hoesin dan kemudian Oemar Amin Hoesin menjual kepada
Djonobi. Setelah Djonobi meninggal kebun karet tersebut diurus oleh Hasan anak
almarhum Djonobi, pada saat almarhum Hasan masih hidup pernah menyuruh orang lain untuk memotongmenyadap karet tersebut dengan hasil 13 sepertiga bagiannya
Universitas Sumatera Utara
untuk almarhum Hasan di taluk disebut pangkal dan 23 dua pertiga untuk yang memotongmenyadap karet. Setelah Hasan meninggal, bagian pangkal kebun tersebut
diambil oleh almarhum Sri aminah yang sudah bercerai dengan Suaminya, sementara almarhum Sri Aminah memerlukan biaya untuk menghidupi dua orang anaknya yaitu
Badri Ati Umar dan Nurhayati Lisbar. Pada pertengahan tahun 2002, Penggugat menggali tanah tersebut untuk dijual
kepada orang yang memerlukan tanah timbun, namun berjalan beberapa bulan pihak Kapolsek Taluk Kuantan memanggil pihak Penggugat atas laporan pihak Tergugat
dengan laporan bahwa pihak Penggugat telah menjual tanah timbun yang bukan haknya.
Pada tanggal 23 Januari 2007 ahli waris almarhum Djonobi mengajukan
gugatan Ke pengadilan Negeri Rengat sebagai pihak yang menguasai tanah tersebut. Dalam perlawanannya, Penggugat menyatakan ia tidak mengetahui ternyata para
Tergugat tanpa sepengetahuan si pelawan telah mensertifikatkan tanah kebun karet warisan milik almarhum Djonobi yang sekarang telah diwariskan kepada si
Penggugat dan setelah si Penggugat mempertanyakan kepada kantor Pertanahan Kabupaten Kuantan Singingi dan Kantor Pertanahan Rengat dahulunya tanah
terperkara termasuk wilayah BPN Rengat ternyata surat dasar yang dipergunakan Tergugat untuk memsertifikatkan tanah kebun karet warisan milik Penggugat tersebut
adalah dengan membuat surat pernyataan yang dibuat Tergugat pada tanggal 1 Juli 1993, dimana pada surat pernyataan tersebut disebutkan bahwa Tergugat I,II,III,IV
dan V memperoleh tanah tersebut dari hasil usaha sendiri dan dengan usaha sendiri
Universitas Sumatera Utara
seperti apa dan kapan pihak Tergugat tidak menyebutkan didalam surat pernyataan tersebut.
Pihak Penggugat yang merupakan ahli waris dari almarhum Djonobi yang merasa berhak atas bidang tanah yang dikuasai oleh pihak Tergugat tersebut
mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Nomor 1339 KPdt2009 atas bantuan Pengadilan Negeri Rengat.
Dalam Putusan Perlawanan kePengadilan Negeri Rengat, Pihak Penggugat menyatakan dalil dalam jawabannya bahwa ia tidak mengetahui pihak Tergugat telah
mensertifikatkan tanah kebun karet warisan milik almarhum Djonobi dengan menggunakan surat dasar surat pernyataan tertanggal 1 Juli 1993 yang dibuat pihak
Tergugat dan pihak Penggugat tidak mengetahui perihal surat pernyataan tersebut. Untuk membuktikan dalil-dalil Penggugat, Penggugat telah mengajukan bukti
surat dan saksi-saksi yang memberikan keterangan dan terlebih dahulu bersumpah menurut aturan agamanya. Adapun bukti-bukti surat yang diajukan dalam kasus ini
adalah sebagai berikut: a.
Foto copy surat jual beli tanah kebun antara Djonobi dengan Oemar Amin Hoesin tertanggal 1 oktober 1956, yang diberi tanda P-1
b. Foto copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Njato Harun tanggal 30 Desember
1993, yang diberi tanda P-2 c.
Foto copy Sertifikat Hak Milik No 5904 tanggal 4 Oktober 1993 atas nama Nurhayati Lisbar, Gambar situasi Nomor 646R1993 tertanggal 19 Juli 1993,
yang diberi tanda P-3
Universitas Sumatera Utara
d. Foto copy Sertifikat Hak Milik No 595 tanggal 4 oktober 1993 atas nama Dian
Praptiwi, Gambar situasi Nomor 645R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda P-4
e. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor 5906 atas nama Sri Aminah Gambar
situasi No 647R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda P-5 f.
Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor 5907 atas nama Diah Monalisa, Gambar situasi Nomor 643R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda P-6
g. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor 5908 tanggal 2 Oktober 1993 atas nama
Badry Ati Umar, Gambar situasi Nomor 644R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda P-7
h. Foto copy Surat Nomor 338VIVIII2006MI tanggal 9 Agustus 2006 yang
ditujukan kepada BPN kabupaten Kuantan Singingi perihal terbitnya sertifikat Nomor 5904, 5905, 5096, 5096, 5097 dan 5098 yang diberi tanda P-8.
i. Foto copy Surat Nomor 346VIIX2006MI tanggal 4 September 2006 yang
ditujukan pada Kepala kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu perihal sertifikat Nomor 5904, 5905, 5096, 5096, 5097 dan 5098 yang diberi tanda P-9.
j. Foto copy Surat Nomor 400VIV2007MI tanggal 21 Mei 2007 yang
ditujukan kepada kantor Pertanahan Kabupaten Kuantan Singingi perihal pinjam surat yang diberi tanda P-10.
k. Foto copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Amin Halimah tanggal 27 Maret
2007 yang diberi tanda P-11
Universitas Sumatera Utara
l. Foto copy Lembar Disposisi Surat Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu
beserta permohonan hak atas tanah atas nama Pemohon Sri Aminah yang diberi tanda P-12.
m. Foto copy lembar disposisi surat Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu
beserta permohonan hak atas tanah atas nama Pemohon Dian Pratiwi yang diberi tanda P-13
n. Foto copy copy lembar disposisi surat Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri
Hulu beserta permohonan hak atas tanah atas nama Diah Monalisa yang diberi tanda P-14
o. Foto copy Daftar Pengantar Nomor : 191520.193 tanggal 5 Agustus 1993 dari
kantor pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu perihal Permohonan hak milik atas nama Badry Ati Umar beserta lampirannya yang diberi tanda P-15
p. Foto copy Daftar Pengantar : Nomor 192520.193 tanggal 5 Agustus 1993 dari
kantor pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu perihal Permohonan hak milik atas nama Nurhayati Lisbar beserta lampirannya yang diberi tanda P-16.
q. Foto copy Surat Jual Beli tanah tanggal 31 Maret 1960 dari Haji Umar yang
diberi tanda P-17 r.
Foto copy Surat Kematian Nomor 51479.3KT.TL07 tanggal 10 Juni 2007 atas nama Hasan, beserta lampirannya berupa Surat Keterangan Ahli Waris dari
Djonobi dan Waisa Nomor : 006SKAW4702007 tanggal 30 Mei 2007 dan juga surat Pernyataan Ahli Waris dari Almarhum Djonobi dan Waisa tanggal 28
Mei 2007 yang diberi tanda P-18
Universitas Sumatera Utara
s. Foto copy sertifikat Hak Milik Nomor 2346 tanggal 23 Desember 2005 yang
diberi tanda P-19. t.
Asli Surat Pernyataan dari Su’udhi Yusuf tanggal 9 Agustus 2007 yang diberi tanda P-20.
u. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Muhammad Basri tanggal 01
Februari 1991 yang diberi tanda P-21. Dengan menghadirkan 1 satu orang saksi yang telah disumpah sesuai
dengan agamanya yaitu saksi Bastiar, BS. Sedangkan untuk menguatkan dalilnya pihak Tergugat mengajukan bukti-
bukti berupa: a.
Foto copy Sertifikat Hak Milik No 5904 tanggal 4 Oktober 1993 atas nama Nurhayati Lisbar, Gambar situasi Nomor 646R1993 tertanggal 19 Juli
1993,yang diberi tanda T-1 b.
Foto copy Sertifikat Hak Milik No 595 tanggal 4 oktober 1993 atas nama Dian Praptiwi, Gambar situasi Nomor 645R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi
tanda T-2 c.
Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor 5906 atas nama Sri Aminah Gambar situasi No 647R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda T-3
d. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor 5907 atas nama Diah Monalisa, Gambar
situasi Nomor 643R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda T-4
Universitas Sumatera Utara
e. Foto copy Sertifikat Hak Milik Nomor 5908 tanggal 2 Oktober 1993 atas nama
Badry Ati Umar, Gambar situasi Nomor 644R1993 tertanggal 19 Juli 1993 yang diberi tanda T-5.
f. Foto copy Surat PernyataanKesaksian Mohd. Arief Dt. Simarajo tanggal 11 Juli
2007, yang diberi tanda T-6 g.
Foto copy Surat PernyataanKesaksian Abbas Salim bin Djonobi tanggal 08 Juli 2004, yang diberi tanda T-7
h. Foto copy Struktur Perangkat Adat Kenegerian Teluk Kuantan Limo koto di
Tongah Rantau Nan Karang Oso Duo Puluah, yang diberi tanda T-8 i.
Foto copy Surat tanggal 22 Mei 2007 yang ditujukan kepada Muskaldi Indra, Sh Associates, perihal pencabutan surat kuasa yang diberi tanda T-9
j. Foto copy denahgambar tanah perbandingan 1:2000 yang diberi tanda T-10
k. Silsilah keluarga dari Penggugat dan Tergugat yang diberi tanda T-11
Dengan menghadirkan 3 Tiga orang saksi yang telah disumpah berdasarkan dengan agamanya masing-masing yaitu saksi Amrizal, Syafril, Erdianto.
Sedangkan untuk Tergugat VI dan Tergugat VII tidak mengajukan alat bukti apapun.
Setelah melihat bukti surat dan bukti saksi dari Penggugat dan dari Tergugat, dalam pertimbangannya, Majelis hakim berpendapat bahwa dari bukti tertulis yang
diajukan oleh Penggugat tersebut diatas yang mempunyai relevansi dengan pokok sengketa yang pertama adalah bukti P-1 yang berupa surat jual beli antara Oemar
Amin Hoesin dengan Djonobi tertanggal 1 Oktober 1956. Namun bukti tersebut
Universitas Sumatera Utara
merupakan akta dibawah tangan maka harus didukung dengan alat bukti yang lainnya.
Dalam memperkuat bukti P-1, Penggugat juga telah mengajukan bukti P-17 tersebut berupa surat jual beli antara Hadji Umar denagn Rawijah tertanggal 31 Maret
1960 dimana dalam surat jual beli tersebut disebutkan tanah yang diperjual belikan sebelah barat berbatas dengan tanah Djonobi.
Dalam bukti P-17 tersebut diperoleh fakta hukum bahwa Djonobi memang mempunyai tanah yang dibeli pada tahun 1956 dimana sebagian tanah tersebut yaitu
bagian sebelah barat berbatas dengan tanah milik Rawiyah yang dibeli dari Hadji Umar.
Selain itu untuk mendukung bukti P-1 dan P-17 Penggugat telah mengajukan 1 satu orang saksi Bastiar yang pada pokoknya menerangkan bahwa:
1. Objek sengketa sekarang dikuasai oleh Hendrik Dan Yakub sejak 3 tiga tahun
yang lalu. 2.
Sebelum dikuasai hendrik dan Yakub objek sengketa dikuasai oleh Hasan Basri, Hasan Basri menguasai objek sengeketa dari orang tuanya yang bernama
Djonobi. 3.
Saksi melihat sendiri Hasan Basri yang mengusahakan objek sengketa karena sering melihat Hasan Basri memotong atau mengambil getah karet bahkan saksi
pernah disuruh untuk memotong atau mengambil getah karet oleh Hasan Basri. 4.
Hasan Basri pernah bercerita kepada saksi secara langsung bahwa objek sengketa adalah miliknya yang berasal dari orang tuanya yang bernama Djonobi.
Universitas Sumatera Utara
5. Saksi mengenal Hasan Basri sejak kelas V SD.
6. Orang tua saksi bisa baca tulis dan pandai membubuhkan tanda tangan.
Dalam bukti P-1, P-17 dihubungkan dengan keterangan saksi Bastiar, ternyata bukti-bukti tersebut bersesuaian satu sama lain, dengan demikian telah terbukti objek
sengketa adalah milik Djonobi yang dibeli pada tahun 1956. Dikarenakan objek sengketa telah terbukti merupakan harta peninggalan
almarhum Djonobi yang berasal dari pembelian Oemar Amin Hoesin dan Djonobi telah meninggal dunia, maka objek sengketa harus turun kepada ahli warisnya yang
sah yaitu anak-anaknya terkecuali almarhum Djonobi tidak mempunyai anak, maka saudara-saudara dari almarhum dari Djonobi yang berhak atas objek sengketa dan
sesuai dengan bukti P-18 diketahui bahwa semasa hidupnya almarhum Djonobi pernah menikah dengan seorang perempuan bernama Waisa almarhum dan dari
perkawinannya tersebut almarhum Djonobi mempunyai 4 empat orang anak yakni Amin Halimah, Rahalimah, Hamzah dan Abbas dengan begitu jatuh kepada anak
Djonobi tersebut. Selain itu dikarenakan Abbas Tergugat VII tidak mau ikut sebagai pihak
Penggugat dalam perkara Aquo maka Abbas menurut Majelis telah melepaskan haknya atas objek sengketa.
Dalam pihak-pihak yang menjadi Tergugat ternyata hanya Tergugat 1 sd Tergugat V yang mengajukan bukti-bukti tertulis ataupun bukti-bukti apapun.
Selanjutnya dalam bukti T-1 sd T-5 adalah merupakan bukti otentik yaitu berupa sertifikat hak milik, akan tetapi bukti tersebut menurut majelis tidak
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kekuatan hukum yang mutlak apabila ternyata pihak lain dapat membuktikan proses penerbitan sertifikat dimaksud adalah salah ataupun tidak sesuai
dengan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku maka sertifikat tersebut dapat dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum.
Selain itu pihak Tergugat telah mengajukan bukti T-6 yang berupa surat pernyataan Mohd. Arief Dt. Simarajo yang menyatakan bahwa objek sengketa adalah
milik Misa atau kepada keturunannya yang perempuan, tetapi dalam bukti tersebut tidak dijelaskan secara tegas apakah objek sengketa itu asalnya milik Misa ataukah
milik Karang Iman. Untuk memperkuat dalilnya pihak Tergugat mengajukan 3 tiga orang saksi
namun dari keterangan ketiga saksi tersebut ternyata tidak ada satupun yang mengetahui bahwa objek sengketa berasal dari Karang Iman. Hanya satu saksi yang
menyatakan objek sengketa dahulunya adalah milik Misa, Djonobi dan Ahmad yaitu saksi Amrizal. Itupun ia ketahui dari penuturan mamaknya yaitu M.Arif Dt. Simarojo
sehingga keterangan saksi Amrizal disebut saksi yang De Auditu. Selanjutnya karena bukti T-6 tidak didukung dengan alat-alat bukti yang lain
maka bukti tersebut menurut majelis tidak mempunyai kekuatan pembuktian, demikian juga terhadap saksi-saksi yang diajukan pihak Tergugat yang tidak
mengetahui secara jelas asal usul objek sengketa, maka keterangan ketiga saksi tidak mempunyai kekuatan pembuktian dan harus ditolak. Sedangkan terhadap bukti T-7
berupa surat pernyataankesaksian dari Abbas Salim merupakan pihak Tergugat materil dalam perkara aquo, maka tidak dibenarkan untuk membuat surat pernyataan
Universitas Sumatera Utara
yang dijadikan sebagai alat bukti oleh pihak Tergugat lainnya, melainkan menyatakan pendapatnya dalam surat jawaban.
Selanjutnya Tergugat I sd Tergugat V dalam surat jawaban angka 9 menyatakan bahwa masalah surat dasar untuk pembuatan sertifikat yang
dipermasalahkan oleh para Penggugat adalah bukan hal yang prinsif, karena untuk menerbitkan sertifikat yang paling penting adalah siapa yang menguasai tanah
terpekara, tidak ada sengketa dan diakui oleh batas sempadan. Mengenai alas hak penerbitan sertifikat oleh pihak Tergugat I sampai dengan Tergugat V tersebut diatas
karena alas hak dalam penerbitan sertifikat adalah penting sekali sebab jangan sampai terjadi seseorang mengaku mempunyai tanah dan dibuatkan sertifikat oleh Kantor
Pertanahan sedangkan ternyata tanah tersebut adalah milik orang lain. Selanjutnya dari lampiran bukti P-12, P-13, P-14, P-15 dan P-16 apabila
dihubungkan dengan jawaban Tergugat I sd Tergugat II angka 9 sangat kontradiktif. Dalam surat jawaban Tergugat I sd Tergugat V menyatakan objek sengketa berasal
dari Karang Iman, sedangkan dari bukti P-12 sd P-16 para Tergugat tersebut menyatakan objek sengketa berasal dari usaha sendiri namun seandainya objek
sengketa betul berasal dari Karang Iman, maka objek sengketa tidak dapat disertifikatkan oleh Tergugat I sd Tergugat V dalam jawabannya Nomor 4.4.1 selain
itu dalam persidangan juga telah menemukan fakta berdasarkan bukti P-2 yang dihubungkan dengan lampiran P-12 berupa surat pernyataan yang dibuat Sri Aminah,
Bukti P-13 berupa surat pernyataan yang dibuat oleh Dian Pratiwi, Surat pernyataan yang menjadi alas hak surat pernyataan penerbitan sertifikat hak milik atas nama
Universitas Sumatera Utara
kedua orang tersebut didalamnya terdapat beberapa orang yang menjadi saksi salah satunya bernama Njato Harun, namun setelah dibandingkan tanda tangan Njato Harun
didalam Kartu Tanda Penduduk bukti P-2 berbeda dengan tanda tangan dalam surat pernyataan sebagaimana dalam bukti P-12 dan P-13, dengan begitu tanda tangan
Njato Harun dalam bukti P-12 dan P-13 tidak benar. Selain itu dalam lampiran bukti P-12, P-13, P-14, P-15 dan P-16 yang masing-masing berupa surat pernyataan yang
berkedudukan sebagai alas hak diterbitkannya sertifikat hak milik atas nama Tergugat I sd Tergugat V didalamnya ada cap jempol saksi batas sepadan yaitu saksi Basri
bukan tanda tangan, padahal dalam kesaksian Bastiar selaku anak kandung Basri dan didukung bukti P-21 semasa hidupnya bukan buta huruf dan bisa menuliskan tanda
tangannya. Dengan demikian maka cap jempol Basri yang ada dalam bukti P-12 sd P-16 tidak benar. Dengan begitu sertifikat hak milik sebagaimana dalam bukti T-I, T-
2, T-3, T-4, T-5 diterbitkan atas dasar alas hak yang salah, maka sertifikat tersebut harus dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum.
Setelah memeriksa perkara tersebut, hakim Pengadilan Negeri Rengat memutuskan:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan surat jual beli antara Oemar Amin Hoesin dengan Djonobi pada
tanggal 1 Oktober 1956 yang diawali surat dasar jual beli Nomor 21939 bertanggal 10 Februari 1939 adalah sah;
3. Menyatakan tanah yang terletak di jalan jalur dua RT. 08 Dusun Sungai Lintang
Desa Beringin Kecamatan Kuantan tengah Kabupaten Kuantan Singingi dengan
Universitas Sumatera Utara
batas-batas: Sebelah Utara dengan tanah SEMA dan Rawang, Sebelah Selatan dengan Tanah Rawang, Sebelah Barat dengan tanah Datuk Bastiar dan Ridwan,
Sebelah Utara dengan tanah Budi dan jalan, adalah tanah warisan dari Almarhum Djonobi;
4. Menyatakan bahwa Penggugat adalah Pewaris yang sah atas tanah warisan
Almarhum Djonobi yang terletak dijalan jalur dua RT. 08 Dusun Sungai Lintang Desa Beringin Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kauantan Singingi;
5. Menyatakan Tergugat I, II, III, IV, dan V melakukan perbuatan melawan hukum
karena perbuatannya mensertifikatkan tanah warisan milik Para Penggugat atas nama Para Tergugat I, II, II, IV dan Tergugat V;
6. Menyatakan sertifikat hak milik Nomor 5906 atas nama Tergugat I, sertifikat hak
milik Nomor 5908 atas nama Tergugat II, sertifikat hak milik Nomor 5904 atas nama Tergugat III, sertifikat hak milik Nomor 5905 atas nama Tergugat IV,
sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat V, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat VI yang tertanggal 04 oktober 1993 tidak
berdasarkan alas hak yang sah dan tidak mempunyai ketetapan hukum serta tidak mempunyai akibat hukum;
7. Menyatakan Tergugat VI melakukan perbuatan melawan hukum, atas
perbuatannya menerbitkan sertifikat diatas tanah warisan Penggugat atas nama Para Tergugat I, II, III, IV, dan Tergugat V, menghukum Para Tergugat untuk
membayar biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp. 2.675.000.
Universitas Sumatera Utara
Dalam putusan Pengadilan Negeri Rengat tentang alas hak yang dibuat pihak tergugat dalam penerbitan sertipikat telah sesuai menerapkan pasal 24 PP No.24
tahun 1997, sehingga Sertipikat yang dibuat oleh pihak Tergugat adalah batal dan tidak berkekuatan hukum.
2. Analisis Kasus
Berdasarkan pada uraian kasus yang telah dikemukakan diatas,maka dapat dianalisis pokok permasalahan yang terjadi dalam kasus ini sebagaimana akan
diuraikan.
1. Dasar penerbitan sertifikat hak milik yang berasal dari alas hak surat
pernyataan yang dibuat dibawah tangan.
Sesuai dengan amar putusan Mahkamah Agung Nomor 1339 KPdt2009 yang menjadi sengketa adalah objek sengketa tanah kebun karet warisan milik almarhum
Djonobi yang disertifikatkan oleh Para Termohon Kasasi menjadi sertifikat hak milik Nomor 5906 seluas 19.530 M2, sertifikat hak milik Nomor 5908 seluas 1906 M2,
sertifikat hak milik Nomor 5904 seluas 18.920 M2, sertifikat hak milik Nomor 5905 seluas 10.285 M2, sertifikat hak milik Nomor 5907 seluas 19.490 M2.
Berdasarkan prosedur hukum yang dijalankan oleh pihak Penggugat dalam mengajukan upaya hukumnya, telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang
berlaku dan telah sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan yang belaku dalam bidang hukum acara perdata. Dalam kasus ini adalah putusan pengadilan yang
berbentuk putusan akhir yang telah berkekuatan hukum tetap yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan dalam putusan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kasus ini pihak yang dirugikan adalah pihak ahli waris yang sah menurut ketentuan hukum yang berlaku sehingga pihak ahli waris mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri Rengat dan ke Mahkamah Agung. Yang menjadi objek sengketa berupa tanah kebun karet warisan yang diperoleh oleh almarhum Djonobi
berdasarkan jual beli antara almarhum dengan Oemar Amin Hoesin tertanggal 1 Oktober 1956 yang diawali surat dasar jual beli Nomor 21939 bertanggal 10 Februari
1939 yang tanpa sepengetahuan si Penggugat telah disertifikatkan oleh si Tergugat
menjadi sertifikat hak milik Nomor 5906, sertifikat hak milik Nomor 5908, sertifikat hak milik Nomor5904, sertifikat hak milik Nomor 5905, sertifikat hak milik Nomor
5907. Didalam hukum waris menurut kitab Undang-Undang hukum Perdata yang
termasuk ahli waris dikasus ini adalah anak-anak serta keturunan yang sah dari si almarhum Djonobi.
Berbicara tentang keabsahan surat dibawah tangan sangat berkaitan dengan masalah kekuatan hukum dari surat di bawah tangan. Berdasarkan doktrin dan
yurisprudensi yang ada seperti Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 598 KSip1971 tertanggal 18 Desember 1971, Keputusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 601.KSip1972 tertanggal 14 Maret 1973, Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 393 KSip1973 tertanggal 11
Juli1973. Secara khusus dalam aturan-aturan tentang pendaftaran tanah. Dalam Pasal 95 Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Universitas Sumatera Utara
menegaskan bahwa transaksi yang tidak dilakukan di depan pejabat yang berwenang merupakan transaksi yang tidak sah menurut hukum sehingga para pihak tidak perlu
mendapat perlindungan hukum. Namun demikian, surat di bawah tangan tetap dapat dijadikan sebagai alat bukti, dan hal ini tentu saja terkait dengan masalah tanda
tangan dan kesaksian dalam surat tersebut. Keberadaan surat di bawah tangan sebagai dasar dalam penerbitan Sertifikat
Hak Milik tetap diakui dalam peraturan-Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Namun untuk dapat dijadikan sebagai alas hak dalam penerbitan
Sertifikat Hak Milik dan dapat memiliki kekuatan pembuktian maka surat di bawah tangan tersebut harus memenuhi prosedur dan persyaratan yang ditentukan dalam
Pasal 24 Ayat PP Nomor 24 Tahun 1997 yang menetapkan bahwa: “untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-
hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang
bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran
tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya.
“Dalam hal tidak ada lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian yang berdasarkan pembuktian, pembukuan hak dapat dilakukan kenyataan
penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau
Universitas Sumatera Utara
lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dari pendahulu- pendahulunya dengan syarat:
a. Penguasaan tanah tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara
terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah b.
Didukung dengan kesaksian oleh orang yang dapat dipercaya sekurang- kurangnya 2 dua orang saksi yang kesaksiannya dapat dipercaya, karena
fungsinya sebagai orang tertua adat setempat dan atau penduduk yang sudah lama bertempat tinggal di desakelurahan letak tanah yang
bersangkutan dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan sampai derajat kedua baik dalam kekerabatan vertikal
maupun horizontal. serta penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum
adat atau desakelurahan yang bersangkutan atau pihak lainnya. c.
Adanya surat pernyataan penguasaan secara fisik yang dibuatkan oleh pemohon pendaftaran tanah yang isinya: fisik tanahnya secara nyata
dikuasai dan digunakan sendiri oleh pihak yang mengaku atau secara nyata tidak dikuasai tetapi digunakan pihak lain secara sewa atau bagi
hasil atau dengan bentuk hubungan perdata lainnya, tanahnya sedang atau tidak dalam keadaan sengketa. Apabila penandatanganan
memalsukan isi surat pernyataan, penandatangan harus bersedia dituntut di muka hakim secara pidana maupun perdata karena memberikan
keterangan palsu.”
Universitas Sumatera Utara
Jadi, jika seluruh syarat bagi sebuah surat dibawah tangan telah dipenuhi untuk dapat dijadikan dasar dalam penerbitan sertifikat hak milik berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 maka surat dibawah tangan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar penerbitan sertifikat dan memiliki kekuatan
pembuktian. Berdasarkan hasil putusan Mahkamah Agung No. 1339KPDt2009, maka
sertifikat hak milik Nomor 5906 atas nama Tergugat I, sertifikat hak milik Nomor 5908 atas nama Tergugat II, sertifikat hak milik Nomor 5904 atas nama Tergugat III,
sertifikat hak milik Nomor 5905 atas nama Tergugat IV, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat V, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat VI
yang tertanggal 04 oktober 1993 harus dibatalkan karena untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Hal ini ditegaskan dalam
pasal 124 ayat 2 PMNAKepala BPN Nomor 9 Tahun 1999, yang menyatakan, Putusan Pengadilan bunyi amarnya, meliputi dinyatakan batal atau tidak mempunyai
kekuatan hukum atau intinya sama dengan itu. Hal ini didasarkan ketentuan pasal 1 angka 12 PMNA KBPN No.3 tahun 1999, pembatalan keputusan mengenai
pemberian suatu hak atas tanah sertipikat. Adanya faktor pembatalan sertipikat Hak milik tersebut disebabkan oleh
ketentuan perundang-undangan Mahkamah Agung yang telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain: Pokok perkara, penggugat
dalam gugatannya mendalilkan mempunyai tanah kebun warisan dari orang tuanya yaitu Almarhum Djonobi yang terletak diTaluk Kuantan. Menimbang , bahwa oleh
Universitas Sumatera Utara
karena sertifikat atas nama tergugat I sd tergugat V sebagai mana tersebut diatas telah diterbitkan alas hak yang tidak sah oleh tergugat VI, maka perbuatan tergugat
VI tersebut juga merupakan perbuatan melawan hukum, Petitum penggugat yang kedua yang meminta agar surat pernyataan yang dibuat tergugat masing-masing
tanggal 1 juli 1993 yang menjadi alas hak penerbitan sertipikat atas tanah yang menjadi objek sengketa adalah batal dapat dikabulkan, telah terbukti objek sengketa
yang berasal dari Djonobi hasil pembelian dari Oemar Hoesin, maka surat jual beli antar Oemar Hoesin dengan Djonobi tanggal 1 Oktober 1956 yang diawali surat dasar
jual beli No. 2 1939 tanggal 10 Februari 1939 adalah sah dan beharga.
2. Kepastian hukum atas tanah Sertifikat Hak Milik yang kemudian
dinyatakan palsu oleh pengadilan dan digugat pihak ketiga.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria pada Pasal 19 dinyatakan bahwa untuk menciptakan kepastian
hukum pertanahan, pemerintah menyelenggarakan pendaftaran tanah. Atas tanah yang telah didaftarkan selanjutnya diberikan tanda bukti hak atas tanah, yang
merupakan alat bukti yang kuat mengenai kepemilikan tanah. Namun pada Pasal 19 UUPA dan peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 selain diadakannya
pendaftaran tanah adalah untuk memberikan kepastian hukum dan sertifikat berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, karena asas yang dianut adalah asas negatif.
Berbeda dengan system positif, yang menghasilkan sertifikat sebagai alat pembuktian yang mutlak sebagai satu- satunya alat pembuktian. Dengan demikian sertifikat
Universitas Sumatera Utara
tersebut hanya dipandang sebagai suatu bukti permulaan saja, belum menjadi sertifikat sebagai suatu yang final sebagai bukti hak tanahnya
Dalam kasus pendaftaran tanah diatas, surat pernyataan merupakan alas hak tanda bukti guna mendaftarkan tanah dan mendapatkan sertifikat tanah. Dengan
demikian, apabila di atas bidang tanah yang sama, terdapat klaim dari pemegang surat tanda bukti hak atas tanah sertifikat, maka pemegang sertifikat atas tanah akan
memiliki klaim hak kebendaan yang lebih kuat. Dalam Pasal 32 ayat 2 bahwa dalam sertifikat secara sah atas nama orang
atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak yang merasa mempunyai hak atas tanah ini tidak
dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 lima tahun sejak diterbitkannya sertifikat tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada
pemegang sertifikat dan kepala kantor pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan pada pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan
sertifikat tersebut. Dengan ketentuan bahwa proses permohonan dan pendaftaran maupun
peralihan haknya senantiasa dilandasai oleh itikad baik atau kebenaran serta berpegang teguh pada asas Nemo Plus Yuris. Dengan menerapkan kedua asas ini
yaitu asas itikad baikkebenaran dan asas Nemo Plus Yuris akan memberikan perlidungan dan kepastian hukum kepada pemegang sertifikat hak atas tanah
Universitas Sumatera Utara
Namun pada objek sengketa pada kasus tersebut merupakan harta warisan sesuai dengan Yurisprudensi putusan MA No 667KSip1973 tanggal 29-08-1974
yang mengatakan: “Hukum waris adat tidak mengenal kadaluarsa sebagai penyebabnya hak
milik atas tanah.” Pendapat yang sama juga terdapat dalam putusan MA Nomor 916KSip1973
yang mengatakan: “Dalam hukum adat dengan lewatnya waktu saja hak milik atas tanah tidak
dihapus.” Dan putusan Mahkamah Agung Nomor 7KSip1973 yang mengatakan:
“Tidak ada batas waktu dalam menggugat harta warisan.” Maka dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 1339 KPdt2009 sudah benar
namun dalam putusan Nomor 73PDT2008PT.R, hakim telah salah menerapkan amar putusan yang menyatakan:
“Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad
baik dan secara nyata menguasai, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila
dalam waktu 5 tahun sejak diterbitkannya sertifikat itu telah tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan kepada kantor
pertanahan yang bersangkutan ataupun mengajukan gugatan pengadilan mengenai penguasaan tanah penerbitan sertifikat tersebut sementara tanah
yang disengketakan merupakan tanah warisan.”
76
Terhadap kepastian hukum atas tanah Sertifikat Hak Milik yang kemudian dinyatakan palsu oleh pengadilan dan digugat pihak ketiga maka berdasarkan
76
Putusan Nomor 73PDT2008PT.R
Universitas Sumatera Utara
keputusan hakim tanah tersebut merupakan hak milik pewaris yang sah atas tanah warisan almarhum Djonobi dan sertifikat hak milik Nomor 5906 atas nama Tergugat
I, sertifikat hak milik Nomor 5908 atas nama Tergugat II, sertifikat hak milik Nomor 5904 atas nama Tergugat III, sertifikat hak milik Nomor 5905 atas nama Tergugat IV,
sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat V, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat VI yang tertanggal 04 oktober 1993 batal demi hukum.
3. Kedudukan putusan Mahkamah Agung Nomor 1339KPdt2009 dalam aspek hukum tanah nasional
Berdasarkan putusan Mahkamah Agung, kedudukan putusan oleh hakim sudah sangat tepat dimana bunyi amar putusannya
: mengabulkan permohonan kasasi
dari para Pemohon I, II, III, IV dan Pemohon V, mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; menyatakan surat pernyataan yang dibuat oleh Tergugat I, II, III, IV
dan Tergugat V tanggal 1 Juli 1993 adalah batal; Menyatakan surat jual beli antara Oemar Amin Hoesin dengan almarhum Djonobi pada tanggal 1 Oktober 1956 yang
diawali surat dasar jual beli Nomor 21939 bertanggal 10 Febuari 1939 adalah sah dan berharga; menyatakan tanah yang terletak dijalur dua RT. 08 Dusun Sungai
Lintang Desa Beringin Kecamatan Kuantan tengah Kabupaten Kuantan Singingi dengan batas-batas: Sebelah Utara dengan tanah SEMA dan Rawang, Sebelah Selatan
dengan Tanah Rawang, Sebelah Barat dengan tanah Datuk Bastiar dan Ridwan, Sebelah Utara dengan tanah Budi dan jalan, adalah tanah warisan dari Almarhum
Djonobi; menyatakan bahwa Penggugat adalah Pewaris yang sah atas tanah warisan Almarhum Djonobi yang terletak dijalan jalur dua RT. 08 Dusun Sungai Lintang
Universitas Sumatera Utara
Desa Beringin Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi; menyatakan Tergugat I, II, III, IV, dan V melakukan perbuatan melawan hukum
karena perbuatannya mensertifikatkan tanah warisan milik Para Penggugat atas nama Para Tergugat I, II, II, IV dan Tergugat V; menyatakan sertifikat hak milik Nomor
5908 atas nama Tergugat I, sertifikat hak milik Nomor 5908, atas nama Tergugat II, sertifikat hak milik Nomor 5904 atas nama Tergugat III, sertifikat hak milik Nomor
5905 atas nama Tergugat IV, sertifikat hak milik Nomor 5907 atas nama Tergugat V tidak berdasarkan alas hak yang sah dan tidak mempunyai ketetapan hukum serta
tidak mempunyai akibat hukum Perbuatan yang dilakukan oleh pihak Termohon Kasasi atau Tergugat adalah
perbuatan melawan hukum, dengan membuat surat pernyataan yang dimana surat pernyataan tersebut keterangannya dipalsukan.
Bukti sertifikat diterbitkan secara tidak baik adalah sebagai berikut: Sertifikat atas tanah sengketa diterbitkan atas nama Termohon Kasasi I didasari surat
Pernyataan 1 Juli 1993, pada surat pernyataan tersebut disebutkan para termohon Kasasi I memperoleh tanah dengan hasil usaha sendiri, dengan Usaha sendiri seperti
apa dan semenjak kapan tidak disebutkan dalam surat pernyataan tersebut tetapi dari jawaban Termohon Kasasi I yang disampaikan dalam persidangan, tanah terperkara
diakui Termohon Kasasi I adalah Tanah Pusako Tinggi yang berasal dari Karang Iman yang diwarisi oleh termohon Kasasi berdasarkan hukum adat. Akan tetapi para
termohon kasasi tidak dapat menunjukkan bukti berupa apapun bahwa tanah terpekara berasal dari Karang Iman, baik melalui saksi-saksi yang diperiksa dalam
Universitas Sumatera Utara
persidangan maupun bukti surat yang diajukan Termohon kasasi I, bahwa Surat Pernyataan 1 Juli 1993 yang dijadikan dasar untuk penerbitan sertipikat terbukti
direkayasa oleh termohon Kasasi I. Hal ini sesuai dengan pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Rengat pada
halaman 32 yang berbunyi: “Menimbang bahwa ternyata apabila dibandingkan satu sama lain tanda
tangan Njato Harun sebagai mana dalam Kartu Tanda Penduduk ternyata berbeda dengan tanda tangan dalam surat pernyataan, dengan demikian
menurut Majelis cukup alasan untuk menyatakan Tanda Tangan Njato Harun sebagai Tidak benar.”
Begitu juga rekayasa Termohon Kasasi I yang lain yang terbukti dalam persidangan sebagai mana pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rengat
yang menyatakan bahwa yang masing- masing berupa surat pernyataan yang berkedudukan sebagai alas hak diterbitkannya Sertifikat Hak Milik atas nama
Tergugat I sd Tergugat V didalamnya ada saksi batas sempadan. Dalam bukti dimaksud Basri hanya membubuhkan cap jempol bukan tanda tangan, semasa
hidupnya Basri tidak buta huruf tetapi bisa menuliskan tanda tangannya. Hal ini tidak sesuai dengan Pasal 24 Ayat 2 PP Nomor 24 Tahun 1997 yang menetapkan
bahwa: “Pendaftarannya dilakukan dengan syarat adanya penguasaan tanah tersebut
dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah ,adanya dukungan dengan kesaksian oleh orang yang dapat
dipercaya sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi yang kesaksiannya dapat dipercaya sebagai orang tertua adat setempat dan atau penduduk yang sudah lama
Universitas Sumatera Utara
bertempat tinggal di desakelurahan letak tanah yang bersangkutan dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan sampai derajat kedua baik
dalam kekerabatan vertikal maupun horizontal.”
Sehingga didalam penerapan putusan Pengadilan Negeri Rengat Nomor
01PDTG2007PN.RGT dan putusan Mahkamah Agung No. 1339 KPdt2009 sudah benar dan
berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Rengat Nomor 01PDTG2007PN.RGT pihak Tergugat tidak dapat membuktikan tanah yang
dimilikinya dari hasil usaha sendiri oleh karenanya surat pernyataan 1 Juli 1993 yang menjadi dasar untuk diterbitkannya sertifikat atas tanah warisan Penggugat adalah
sah.
B. Upaya Penyelesaian Sengketa Atas Tanah Hak Milik 4. Penyelesaian melalui Instansi Badan Pertanahan Nasional BPN
Sengketa pertanahan dirumuskan dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 1999 tentang Tata Cara
Penanganan Sengketa Pertanahan, selanjutnya disebut PMNAKBPN 11999, yaitu : “Perbedaan pendapat antara pihak yang berkepentingan mengenai keabsahan suatu
hak, pemberian hak atas tanah, pendaftaran hak atas tanah, termasuk peralihan dan penerbitan tanda bukti haknya serta pihak yang berkepentingan yang merasa
mempunyai hubungan hukum dan pihak lain yang berkepentingan terpengaruh oleh status hukum tanah tersebut.”
Dalam sengketa tanah, setidaknya ada tiga hal utama yang menyebabkan terjadinya sengketa tanah:
Universitas Sumatera Utara
1. Persoalan administrasi sertifikasi tanah yang tidak jelas, akibatnya adalah ada tanah yang dimiliki oleh dua orang dengan memiliki sertifikat masing-masing.
2. Distribusi kepemilikan tanah yang tidak merata. Ketidakseimbangan dalam distribusi kepemilikan tanah ini baik untuk tanah pertanian maupun bukan
pertanian telah menimbulkan ketimpangan baik secara ekonomi, politis maupun sosiologis. Dalam hal ini, masyarakat bawah, khususnya petanipenggarap tanah
memikul beban paling berat. Ketimpangan distribusi tanah ini tidak terlepas dari kebijakan ekonomi yang cenderung kapitalistik dan liberalistik. Atas nama
pembangunan tanah-tanah garapan petani atau tanah milik masyarakat adat diambil alih oleh para pemodal dengan harga murah.
3. Legalitas kepemilikan tanah yang semata-mata didasarkan pada bukti formal sertifikat, tanpa memperhatikan produktivitas tanah. Akibatnya, secara legal de
jure, boleh jadi banyak tanah bersertifikat dimiliki oleh perusahaan atau para pemodal besar, karena mereka telah membelinya dari para petanipemilik tanah,
tetapi tanah tersebut lama ditelantarkan begitu saja. Dalam menangani sengketa pertanahan, secara struktural menjadi tugas dan
fungsi Sub Direktorat Penyelesaian Sengketa Hukum pada BPN, Seksi Penyelesaian Masalah Pertanahan pada Kantor Wilayah BPN Propinsi dan Sub Seksi Penyelesaian
Masalah Pertanahan pada Kantor Pertanahan KabupatenKota. Penyelesaian melalui Instansi Badan Pertanahan Nasional BPN, dilakukan
Melakukan penanganan berupa : a.
Pelayanan Pengaduan dan Informasi Kasus Pertanahan;
Universitas Sumatera Utara
Sengketa hak atas tanah timbul karena adanya pengaduan atau keberatan dari orangbadan hukum yang berisi kebenaran dan tuntutan terhadap suatu
keputusan Tata Usaha Negara di lingkungan Badan Pertanahan Nasional, dimana keputusan Pejabat tersebut dirasakan merugikan hak-hak mereka atas suatu bidang
tanah tertentu. Sengketa hak atas tanah meliputi beberapa macam antara lain mengenai status
tanah, siapa-siapa yang berhak, bantahan terhadap bukti-bukti perolehan yang menjadi dasar pemberian hak atau pendaftaran dalam buku tanah. Dalam pengaduan
berisi hal-hal dan peristiwa yang menggambarkan bahwa pengadu adalah pihak yang berhak aas tanah yang dipersengketakan atau tanah konflik dengan dilampiri bukti-
bukti serta mohon penyelesaian dengan disertai harapan agar terhadap tanah tersebut dapat dicegah mutasinya sehingga tidak merugikan sipengadu.
Surat pengaduan kasus pertanahan paling sedikit memuat identitas pengadu, obyek yang diperselisihkan, posisi kasus legal standing dan maksud pengaduan
dengan dilampiri fotocopy identitas pengadu dan data pendukung yang terkait dengan pengaduan. Surat pengaduan yang diterima melalui loket pengaduan dicatat dalam
Register Penerimaan Pengaduan dan kepada Pengadu diberikan Surat Tanda Penerimaan Pengaduan kemudian diteruskan ke satuan organisasi yang tugas dan
fungsinya menangani sengketa, konflik dan perkara pertanahan. Pihak pemohonpengadu dan termohon dapat menanyakan informasi tentang
perkembangan penanganan kasus pertanahan kepada Kantor BPN RI yang menangani kasusnya. Informasi mengenai perkembangan penanganan kasus pertanahan yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan tertulis disampaikan dalam bentuk Surat Informasi Perkembangan Penanganan Kasus Pertanahan yang berisi tentang penjelasan pokok masalah, posisi
kasus dan tindakan yang telah dilaksanakan. Surat Informasi Perkembangan Penanganan Kasus Pertanahan disampaikan paling lambat 30 tiga puluh hari sejak
diterimanya permintaan. Informasi kasus pertanahan yang diminta oleh instansi pemerintah atau lembaga terkait yang berwenang meminta informasi kasus
pertanahan, diberikan BPN RI, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional danatau Kantor Pertanahan paling lambat 14 empat belas hari sejak diterimanya permintaan.
b. Pengkajian Kasus Pertanahan;
Setelah menerima berkas pengaduan dari masyarakat, pejabat yang berwenang mengadakan penelitian terhadap dataadministrasi maupun hasil di lapanganfisik
mengenai penguasaannya. Pengkajian akar dan riwayat sengketa dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya dan potensi penyelesaian sengketa dengan
cara meneliti dan menganalisis data sengketa yang terjadi. Apabila data yang disampaikan secara langsung ke Badan Pertanahan Nasional itu masih kurang jelas
atau kurang lengkap, maka Badan Pertanahan Nasional akan meminta penjelasan disertai dengan data serta saran ke Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Kota setempat letak tanah yang disengketakan. Bilamana kelengkapan data tersebut telah dipenuhi, maka
selanjutnya diadakan pengkajian kembali terhadap masalah yang diajukan tersebut yang meliputi segi prosedur, kewenangan dan penerapan hukumnya. Hasil penelitian
dan analisa data menghasilkan pokok permasalahan sengketa dan potensi
Universitas Sumatera Utara
penyelesaian sengketa. Pokok permasalahan pertanahan dilakukan analisa hukum berdasarkan data yuridis, data fisik danatau data pendukung lainnya dimana hasil
telaahan dilakukan kajian penerapan hukum yang selanjutnya menghasilkan rekomendasi penanganan sengketa pertanahan.
c. Penanganan Kasus Pertanahan;
Penanganan kasus pertanahan dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah untuk
memastikan tidak terdapat tumpang tindih pemanfaatan, tumpang tindih penggunaan, tumpang tindih penguasaan dan tumpang tindih pemilikan tanah. Penanganan kasus
pertanahan untuk memastikan pemanfaatan, penguasaan, penggunaan dan pemilikan sesuai ketentuan peraturan perUndang-Undangan serta bukti kepemilikan tanah
bersifat tunggal untuk setiap bidang tanah yang diperselisihkan. d.
Penyelesaian Kasus Pertanahan Dalam pelaksanaan Putusan Pengadilan BPN RI wajib melaksanakan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali terdapat alasan yang sah untuk tidak melaksanakannya.
Alasan yang sah dimaksud antara lain: a. terhadap obyek putusan terdapat putusan lain yang bertentangan;
b. terhadap obyek putusan sedang diletakkan sita jaminan; c. terhadap obyek putusan sedang menjadi obyek gugatan dalam perkara lain;
d. alasan lain yang diatur dalam peraturan perUndang-Undangan.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dapat berupa:
a. pelaksanaan dari seluruh amar putusan; b. pelaksanaan sebagian amar putusan; danatau
c. hanya melaksanakan perintah yang secara tegas tertulis pada amar putusan. Perbuatan hukum pertanahan berupa penerbitan, peralihan danatau
pembatalan hak atas tanah untuk melaksanakan putusan pengadilan dilaksanakan dengan keputusan pejabat yang berwenang.
Proses pengolahan data dalam rangka penerbitan surat keputusan dilaksanakan setelah diterimanya putusan pengadilan oleh BPN RI, berupa:
a. Salinan resmi putusan pengadilan yang dilegalisir pejabat berwenang;
b. Surat keterangan dari pejabat berwenang di lingkungan pengadilan yang
menerangkan bahwa putusan dimaksud telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap inkracht van gewijsde
c. Berita Acara Pelaksanaan Eksekusi untuk putusan perkara yang memerlukan
pelaksanaan eksekusi. Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang
menyangkut penerbitan, peralihan danatau pembatalan hak atas tanah, wajib dilaksanakan oleh pejabatpegawai BPN RI paling lambat 2 dua bulan setelah
diterimanya Salinan Putusan Pengadilan oleh pejabat yang berwenang melakukan pembatalan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan pelaksanaannya diperkirakan akan menimbulkan kasus pertanahan yang lebih luas
atau menyangkut kepentingan Pemerintah, sebelum dilakukan tindakan pelaksanaan putusan pengadilan, dilakukan gelar eksternal atau istimewa yang menghadirkan
pihak-pihak danatau instansi terkait. Proses penerbitan, peralihan danatau pembatalan hak atas tanah untuk
melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dilakukan berdasarkan adanya pengaduan permohonan pihak yang berkepentingan.
5. Penyelesaian melalui Peradilan
Penyelesaian ini dilakukan apabila usaha-usaha musyawarah tidak tercapai,
demikian pula apabila penyelesaian secara sepihak dari Kepala BPN karena
mengadakan peninjauan kembali atas Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkannya tidak dapat diterima oleh pihak yang bersengketa, maka
penyelesaiannya harus melalui Pengadilan. Apabila penyelesaiannya melalui pengadilan, maka bisa melalui peradilan umum Pengadilan Negeri, Pengadilan
Tinggi, dan Makhamah Agung, Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Agama. Semua jalur penyelesaian sengketa tersebut, akan bermuara pada pembatalan
sertifikat tanah.
Setelah melalui penelitian ternyata Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional sudah benar menurut hukum dan
sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka Kepala Badan Pertanahan Nasional dapat juga mengeluarkan suatu keputusan yang berisi menolak tuntutan pihak ketiga yang
Universitas Sumatera Utara
berkeberatan atas Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional tersebut. Sebagai konsekuensi dari penolakan tersebut
berarti Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan tersebut tetap benar dan sah walaupun ada pihak lain yang mengajukan ke pengadilan setempat.
Sementara menunggu putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dilarang bagi Pejabat Tata Usaha Negara yang terkait mengadakan mutasi atas tanah
yang bersangkutan status quo. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya masalah di kemudian hari yang menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang
berperkara maupun pihak ketiga, maka kepada Pejabat Tata Usaha Negara di bidang Pertanahan yang terkait harus menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik,
yaitu untuk melindungi semua pihak yang berkepentingan sambil menunggu adanya putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap in kracht van gewijsde. Dan
apabila sudah ada putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti, maka Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota setempat melalui Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang bersangkutan mengusulkan permohonan pembatalan suatu Keputusan Tata Usaha Negara di bidang Pertanahan yang telah
diputuskan tersebut di atas. Permohonan tersebut harus dilengkapi dengan laporan mengenai semua data yang menyangkut subjek dan beban yang ada di atas tanah
tersebut serta segala permasalahan yang ada. Amar putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, yang
berkaitan dengan penerbitan, peralihan danatau pembatalan hak atas tanah, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. perintah untuk membatalkan hak atas tanah;
b. menyatakan bataltidak sahtidak mempunyai kekuatan hukum hak atas tanah;
c. menyatakan tanda bukti hak tidak sahtidak berkekuatan hukum;
d. perintah dilakukannya pencatatan atau pencoretan dalam buku tanah;
e. perintah penerbitan hak atas tanah;
f. amar yang bermakna menimbulkan akibat hukum terbitnya, beralihnya
atau batalnya hak.
6. Penyelesaian Kasus Pertanahan di Luar Pengadilan
Penyelesaian sengketa melalui lembaga di luar peradilan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternaif
Penyelesaian Sengketa. Salah satu alternatif penyelesaian sengketa tanah adalah melalui upaya
mediasi. Mediasi sebagai penyelesaian sengketa alternatif menawarkan cara penyelesaian sengketa yang khas. Karena prosesnya relatif sederhana, maka
waktunya singkat dan biaya dapat ditekan. Manfaat dan Keuntungan Penyelesaian Sengketa,Konflik dan Perkara melalui
Mediasi: 1.
Proses penyelesaian sengketa lebih cepat dan murah dan mengurangi penumpukan sengketa, konflik dan perkara.
2. Berdasar kepentingan, tidak dicari siapa yang salah dan keputusan sepenuhnya
diserahkan kepada para pihak.
Universitas Sumatera Utara
3. Menghilangkan permusuhan dan mendorong kedepan terjadinya hubungan baik
dan tidak berorientasi kepada masa lalu. 4.
Meningkatkan nilai tambah ekonomispemanfaatan atas tanah, gedung dan harta benda yang disengketakan serta dapat menciptakan lapangan kerja baru.
5. Masalah tuntas secara Holistic.
Pilihan penyelesaian sengketa melalui mediasi mempunyai kelebihan dari segi biaya, waktu, dan pikiran bila dibandingkan dengan berperkara di muka pengadilan,
di samping itu kurangnya kepercayaan atas kemandirian lembaga peradilan dan kendala administratif yang melingkupinya membuat lembaga pengadilan merupakan
pilihan terakhir untuk penyelesaian sengketa. Mengingat bahwa bangsa Indonesia terkenal dengan penyelesaian masalah
melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, kiranya pemanfaatan lembaga mediasi dapat merupakan alternatif yang berdampak positif untuk penyelesaian sengketa
pertanahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V Kesimpulan Dan Saran