H. Akta Ikrar WakafSurat Ikrar Wakaf yang dibuat sebelum atau sejak dimulai
dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977; I.
Risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang yang tanahnya belum dibukukan;
J. Surat Penunjukan atau Pembelian kavling tanah pengganti tanah yang diambil
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; K.
Petuk Pajak BumiLandrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlaku Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1961;
L. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh kantor Pelayan Pajak
Bumi dan Bangunan; M.
Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam pasal II, Pasal VI dan Pasal VII Ketentuan-
ketentuan Konversi UUPA.
63
B. Bukti Saksi
Pembuktian dengan saksi-saksi diperkenankan dalam segala hal yang tidak dikecualikan oleh Undang-Undang Pasal 1895 KUHPerdata. Tiap kesaksian harus
disertai keterangan tentang bagaimana saksi mengetahui kesaksiannya. Pendapat maupun dugaan khusus, yang diperoleh dengan memakai pikiran, bukanlah suatu
kesaksian Pasal 1907 KUHPerdata. Dengan kata lain, Saksi adalah seseorang yang melihat, mengalami atau mendengar sendiri kejadian atau peristiwa hukum yang
diperkarakan. Testimonium de auditu kesaksian de auditu adalah keterangan yang saksi peroleh dari orang lain, ia tidak mendengarnya atau mengalaminya sendiri,
hanya ia dengar dari orang lain tentang kejadian itu. Pada prinsipnya, testimonium de auditu tidak dapat diterima sebagai alat bukti. Keterangan seorang saksi saja tanpa
alat bukti lain tidak dapat dipercaya, disebut juga dalam Pasal 1905 KUHPerdata. Didalam Pasal 24 ayat 1 PP No 24 tahun 1997 yang menyebutkan:
63
Mhd. Yamin Lubis, op.cit., Hal.221-223
Universitas Sumatera Utara
“Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut
berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam
pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup
untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya”.
Saksi yang dimaksud disini adalah saksi yang cakap dan selain itu saksi
tersebut mengetahui kepemilikan tanah tersebut sesuai dengan kebenarannya.
C. Persangkaan
Persangkaan adalah kesimpulan yang oleh Undang-Undang atau oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak
diketahui umum Pasal 1915 KUHPerdata, Pasal 310 RBg. Persangkaan Undang- Undang atau persangkaan hukum adalah persangkaan berdasarkan suatu ketentuan
khusus Undang-Undang berkenaan atau berhubungan dengan perbuatan tertentu atau peristiwa tertentu Pasal 1916 KUHPerdata.
Persangkaan-persangkaan semacam ini, antara lain: 1.
Perbuatan yang oleh Undang-Undang dinyatakan batal, karena semata-mata demi sifat dan wujudnya dianggap telah dilakukan untuk menyelundupi
suatu ketentuan Undang-Undang. 2.
Perbuatan yang oleh Undang-Undang diterangkan bahwa hak milik atau pembebasan utang disimpulkan dari keadaan tertentu.
3. Kekuatan yang oleh Undang-Undang diberikan kepada suatu putusan hakim yg
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 4.
Kekuatan yang oleh Undang-Undang diberikan kepada pengakuan atau sumpah salah satu pihak.
64
64
Pasal 1916 KUHPerdata
Universitas Sumatera Utara
D. Pengakuan Pasal 1923 KUHPerdata