dilakukan pejabat, sedangkan untuk akta dibawah tangan maka pengakuan dari pihak yang bertanda tangan menjadi kekuatan pembuktian secara formal.
Daya pembuktian sertifikat tidak bisa dilepaskan dari kewenangan Pejabat Tata usaha Negara, yakni Kepala Badan Pertanahan NasionalKantor Pertanahan
yang telah menempatkan tanda tanganya pada sertifikat yang tentunya dapat dipercaya oleh orang yang namanya tercantum dalam sertifikat tersebut. Di dalam
daya pembuktian terdapat daya pembuktian formal dan daya pembuktian materil. Daya pembuktian materil, isi keterangan berlaku sebagai kebenaran buat siapapun
dan orang yang namanya tercantum dalam sertifikat untuk kemanfaatannya, untuk keperluan siapa keterangan itu diberikan. Sedangkan daya pembuktian formil Kepala
Kepala Badan Pertanahan NasionalKantor Pertanahan menerangkan apa yang berada di atas tanda tangannya dan orang yang tercantum dalam sertifikat benar-benar
pemiliknya.
1. Jenis Pembuktian Hak Atas Tanah
Sertifikat tanah merupakan alat pembuktian kepemilikan atas tanah, baik itu sebagai pembuktian hak baru maupun pembuktian hak lama atas tanah.
A. Pembuktian hak baru atas tanah
Dalam pembuktian hak baru atas tanah, alat bukti yang dibuat sesudah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tanggal 8 Oktober 1997
sesuai Pasal 23, yang menentukan sebagai berikut: 1
Penetapan pemberian hak baru dan pejabat berwenang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dan tanah
negara atau tanah hak pengelolaan.
Universitas Sumatera Utara
2 Akta pemberian PPAT menurut pemberian hak tersebut oleh pemegang hak
milik kepada penerima hak yang bersangkutan mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik.
3 Hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak pengelolaan
dan pejabat berwenang. 4
Tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf. 5
Hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan. 6
Pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak tanggungan.
B. Pembuktian hak lama atas tanah
Dalam pembuktian hak lama menunjukkan alat bukti yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yaitu sebelum tanggal 8
Oktober 1997 sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 24, ayat 1 dan ayat 2 yang isinya:
1 ”Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak
tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh panitia ajudikasi dalam
pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar
hak, pemegang hak dan hak-hak pemilik lain membebaninya”.
2 “dalam hal atau tidak lagi bersedia secara lengkap alat-alat pembuktian sesuai disebutkan pada ayat 1, pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan
kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-
pendahulunya, dengan syarat: a. Pengusaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkuatn sebagai yang berhak atas
tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya; b. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman sebagai
dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau Desa Kelurahan yang bersangkuatan ataupun pihak lainnya”.
61
61
Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan pembuktian hak, Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 menetapkan bahwa:
“Untuk keperluan penelitian data yuridis bidang-bidang tanah dikumpulkan alat-alat bukti mengenai kepemilikan atau penguasaan tanah, baik bukti
tertulis maupun bukti tidak tertulis berupa keterangan saksi dan atau keterangan yang bersangkutan yang ditujukan oleh pemegang hak atas tanah
atau kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan kepada Panitia Ajudikasi”. Menurut Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, ada 2 macam
cara perolehan pembuktian hak lama atas tanah yaitu: 1
Berdasarkan pembuktian pemilikan tanah Dalam pembuktian berdasarkan pemilikan tanah dinyatakan secara tertulis
sesuai konversi hak-hak lama di dalam penjelasan Pasalnya, sebagai berikut, Grose akta hak eingendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie yang
telah dibubuhi catatan bahwa hak eingendom yang bersangkuatan dikonversi menjadi hak milik.
62
2 Berdasarkan pembuktian penguasaan tanah.
Dalam pembuktian hak lama berdasarkan penguasaan tanah dibuktikan berdasarkan pernyataan tertulis yang bersangkutan dan dikuatkan saksi-saksi, sebagai
mana ditentukan dalam penjelasan Pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
62
S. Chandra,Op.cit.,. Hal 16
Universitas Sumatera Utara
a Pengusaan tanah yang digunakan secara nyata dengan itikad baik, selama atau
lebih 20 tahun berturut-turut. b
Penguasaan tanah tersebut dihormati dan tidak diganggu-gugat oleh pihak lain. c
Penguasaan tersebut dikuatkan oleh saksi-saksi yang dipercaya. d
Bahwa untuk pendaftaran hak atas tanahnya harus diteliti terlebih dahulu oleh panitia A dan diumumkan sesuai ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997, serta dikeluarkan surat keputusan pengakuan haknya oleh pejabat berwenang.
2. Macam-Macam Alat Bukti. A. Alat Bukti Tertulis atau Surat