Penentuan subjek penelitian Permohonan izin dan kerja sama Pelaksanaan Penelitian

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang masyarakat di pedukuhan Dayakan desa Sardonoharjo Kec.Ngaglik, Kab. Sleman DIY yang berusia 30-70 tahun, baik pria maupun wanita. Setelah itu dilakukan penawaran kerja sama kapada responden yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini.

2. Penentuan subjek penelitian

Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki Setiawan, 2005. Dari formulir data penelitian terdapat 73 orang yang terdaftar, setelah itu dilakukan skrining sesuai dengan umur yang ditentukan, sehingga didapat 60 subjek penelitian. selanjutnya dilakukan pembagian kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sampel minimal yang digunakan untuk penelitian eksperimental adalah 15 orang untuk setiap populasi Hasan, 2002. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan 60 orang yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 30 orang kelompok kontrol dan 30 orang kelompok perlakuan. Pembagian kelompok berdasarkan dari hasil pemeriksaan urinalisis awal. Dari hasil tersebut, dibagi 2 kelompok secara seimbang baik subjek yang memiliki hasil pemeriksaan urinalisis baik maupun buruk.

3. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin penelitian dilakukan untuk memperoleh izin melakukan penelitian pada populasi di Pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Pada bulan Juni 2012, proses permohonan izin dimulai dengan memasukkan permohonan izin dan proposal penelitian ke BAPPEDA Sleman. Selanjutnya perizinan di kantor Kecamatan Ngaglik dan Desa Sardonoharjo sebagai tempat penelitian serta Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika penelitian ethical clearance menggunakan sampel biologis manusia yaitu urin. Permohonan ijin juga diajukan ke Laboratorium Bethesda Yogyakarta sebagai tempat pemeriksaan urin.

4. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengukuran awal pemeriksaan kimiawi urinalisis Pengukuran awal pemeriksaan kimiawi urinalisis dilakukan dengan mengunjungi rumah masing-masing subjek penelitian disertai dengan pengisian formulir data penelitian bagi yang menyetujui mengikuti penelitian ini dan menjelaskan bagaimana cara pengambilan midstream urine di pagi hari serta pemberian pot urin. Urin diambil pada pagi hari di masing-masing rumah dan kemudian diantar ke Laboratorium Bethesda. Kunjungan ke rumah subjek penelitian dan pengambilan sampel urin dilakukan selam 4 hari dimana setiap harinya terdapat 15 sampel urin yang diambil. Pemeriksaan ini dilakukan pada tanggal 9 sampai 12 Juli 2012. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan, dilakukan pembagian kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. b. Pelaksanaan edukasi pertama Edukasi pertama diadakan pada tanggal 18 Juli 2012 bertempat di aula Pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo. Kelompok perlakuan diundang pada pukul 18.30 WIB, namun karena bersamaan dengan sholat Ishak, maka acara dimulai pada pukul 19.00 WIB. edukasi diberikan oleh dr. Fransisca, sebagai dokter di Puskesmas Umbulharjo II. Interaksi berupa tanya jawab antara dokter sebagai narasumber dan subjek penelitian berlangsung dalam acara ceramah. Ceramah dikemas dalam waktu satu jam dengan bahasa pengantar adalah Bahasa Jawa. Bahasa Jawa digunakan dalam ceramah ini dikarenakan subjek penelitian yang lebih memahami menggunakan Bahasa Jawa. Ceramah pertama berisi tentang manfaat penting air putih, kesehatan ginjal, serta sedikit penjelasan interpretasi data hasil pemeriksaan urinalisis. c. Pengukuran kedua pemeriksaan kimiawi urinalisis Metode pengambilan sampel urin sama pada pemeriksaan pertama, yaitu dengan mengunjungi masing-masing rumah subjek penelitian. Pemeriksaan dilakukan satu minggu setelah pemberian edukasi pertama, yaitu tanggal 23 sampai 26 Agustus 2012. d. Pelaksanaan edukasi kedua Pelaksanaan edukasi kedua yaitu tanggal 27 Agustus 2012 bertempat di aula Pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo. Kelompok perlakuan diundang pukul 19.00 WIB dan acara berlangsung tepat waktu. Narasumber pada edukasi kedua ini yaitu dr. Atma Setiawati. Interaksi tanya jawab antara narasumber dan subjek penelitian juga berlangsung pada ceramah kedua ini. Materi ceramah kedua ini yaitu tentang kebutuhan tubuh akan cairan, cara membiasakan minum air putih, serta penyakit yang muncul apabila tidak membiasakan minum air putih. Acara berlangsung selama satu setengah jam. e. Home care serta penyebaran undangan edukasi ketiga Tiga minggu setelah pemberian edukasi kedua, dilakukan home care atau kunjungan ke subjek penelitian kelompok perlakuan serta pemberian undangan edukasi ketiga. Kunjungan dilakukan dengan menanyakan beberapa hal tentang perubahan perilaku subjek terkait kebiasaan minum air putih, selain itu diingatkan untuk mau berubah dan membiasakan meminum air putih bagi kesehatan. f. Pelaksanaan edukasi ketiga Edukasi ketiga dilakukan pada tanggal 28 September 2012 bertempat di aula Pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo. Edukasi terakhir ini kembali diberikan oleh dr. Atma Setiawati sebagai narasumber. Ceramah ini kembali mengingatkan kepada subjek penelitian pentingnya membiasakan minum air putih dan mendorong mereka untuk mengubah kebiasaan minum. g. Pengukuran terakhir pemeriksaan kimiawi urinalisis Pengukuran terakhir dilakukan pada tanggal 1 sampai 4 Oktober 2012. Metode pengumpulan urin sama dengan pemeriksaan urinalisis awal. Selanjutnya hasil pemeriksaan diberikan satu minggu setelah pengambilan sampel. h. Pemberian materi ceramah dalam bentuk booklet serta souvenir Materi edukasi pertama sampai ketiga dikumpulkan dan dibuat dalam bentuk booklet. Tujuan dari pemberian booklet ini yaitu untuk dapat mengingatkan subjek penelitian untuk tetap membiasakan minum air putih. Isi dari booklet ini yaitu kebutuhan cairan tubuh, manfaat cairan bagi tubuh, pentingnya minum air putih bagi kesehatan, penyakit-penyakit yang terjadi apabila tidak membiasakan minum air putih. Booklet juga diberikan kepada kelompok kontrol agar mereka juga dapat memahami pentingnya membiasakan minum air putih dan mendapatkan informasi yang sama dengan kelompok perlakuan. Pada pemberian booklet ini, disertakan pemberian hasil pemeriksaan urinalisis terakhir serta souvenir sebagai kompensasi karena telah mengikuti dari awal hingga akhir penelitian.

5. Pengolahan data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Jumlah Air Pengencer Terhadap Pemisahan Minyak Dari Cairan Pada Stasiun Pressan Di PTP Nusantara IV Pulu Raja

11 57 45

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan sedimen urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardanoharjo, Ngaglik, Sleman.

0 2 132

Pengaruh Kebiasaan Minum Air Mineral Terhadap Perubahan Warna Gigi Sulung.

0 1 8

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan kimiawi urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

0 2 179

MENGHILANGKAN KEBIASAAN MINUM AIR MINERA

0 0 9

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA BLEKIK SARDONOHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 16

PENGARUH PENGAJIAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN HARGA DIRI PADA LANSIA DI MINOMARTANI NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pengajian Kelompok terhadap Peningkatan Harga Diri pada Lansia di Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta - DIGILIB

0 0 14

Efektivitas Rosella Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di RT 3 dan RT 4 Candikarang Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 20

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO- SLEMAN, YOGYAKARTA

0 0 161

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan sedimen urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardanoharjo, Ngaglik, Sleman - USD Repository

0 1 130