Urin Urinalisis Edukasi PENELAAHAN PUSTAKA

nafas. Tubuh kehilangan air melalui keringat, produksi kemih dan dalam buang air besar. Tolok ukur yang baik bagi kebutuhan tubuh akan air adalah warna dari kemih. Seseorang yang terhidrasi dengan baik menghasilkan kemih yang tidak berwarna. Seseorang yang relatif terdehidrasi menghasilkan kemih yang kuning, dan seseorang yang benar-benar terdehidrasi menghasilkan kemih berwarna jingga oranye. Selain warna, tolok ukur lain kebutuhan air dalam tubuh dapat dilihat dari kandungan kimiawi urin seperti pH, berat jenis, darah dan lain sebagainya.

D. Urin

Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Glomerulus membuang zat-zat yang perlu diekskresikan dan mencegah keluarnya protein dan sel ke dalam urin. Tubulus mereabsorpsi zat-zat terlarut; mengatur konsentrasi natrium, kalium, dan bikarbonat; dan mengekskresikan atau menahan ion hidrogen sesuai kebutuhan. Duktus koligentes, di medulla yang hipertonik, mengatur jumlah air yang ditahan atau diekskresikan. Masing-masing aktivitas dapat dievaluasi oleh uji laboratorium tertentu yang sesuai Sacher and McPherson, 2002.

E. Urinalisis

Urinalisis merupakan uji laboratorium pada spesimen urin. Urinalisis dapat digunakan sebagai pemeriksaan penapisan untuk status kesehatan umum. Dalam melakukan urinalisis, pengambilan spesimen harus dilakukan dengan cara yang benar. Urinalisis yang akurat dimulai dengan spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum, dan uretra pada wanita dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu urin. Untuk mengurangi kontaminan, pengambilan spesimen urin dilakukan dengan cara membuang beberapa mili liter urin yang keluar pertama, kemudian menampung urin yang berada ditengah sedangkan urin terakhir dibuang. Cara ini disebut juga midstream urine. Spesimen paling informatif adalah urin pertama yang dikeluarkan pada pagi hari. Urin satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan Sacher and McPherson, 2002.

F. Pemeriksaan Kimiawi Urinalisis

Pemeriksaan kimiawi urinalisis dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagen pita. Reagen pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimum, aktivitas reagen harus dipertahankan, penggunaan harus mengikuti petunjuk dengan tepat baik mengenai cara penyimpanan, pemakaian reagen pita dan bahan pemeriksaan. Bila pemeriksaan harus ditunda selama lebih dari satu jam, sebaiknya urin tersebut disimpan dulu dalam lemari es, dan bila akan dilakukan pemeriksaan, suhu urin disesuaikan dulu dengan suhu kamar Sacher and McPherson, 2002.

1. Analisis dipstick

Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Dipstick merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosis berbagai penyakit. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah: glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit esterase Tahir, 2011. a. Berat jenis Gravitasi Spesifik Urin Urinary Spesific Gravity USG berkorelasi dengan osmolalitas urin dan memberikan informasi status hidrasi pasien. Selain itu juga mencerminkan kemampuan konsentrasi ginjal. USG Normal dapat berkisar dari 1,003 ke 1,030; nilai kurang dari 1,010 menunjukkan hidrasi relatif, dan nilai yang lebih besar dari 1,020 menunjukkan dehidrasi relatif. Peningkatan USG dikaitkan dengan glikosuria dan sindrom hormon antidiuretik, penurunan USG dikaitkan dengan penggunaan diuretik, diabetes insipidus, insufisiensi adrenal, aldosteronisme, dan gangguan fungsi ginjal. Pada pasien dengan insufisiensi ginjal intrinsik, USG tetap pada 1,010 Pahira, Maxted, and Simerville, 2005. b. pH pH urin dapat berkisar 5-8 tapi biasanya sedikit asam pH 5,5 sampai 6,5 karena aktivitas metabolik. Konsumsi protein dan buah-buahan asam dapat menyebabkan urin asam, dan diet tinggi sitrat dapat menyebabkan urin alkali. pH kemih umumnya mencerminkan pH serum, kecuali pada pasien dengan asidosis tubulus ginjal. Ketidakmampuan untuk mengasamkan urin ke pH kurang dari 5,5 meskipun puasa semalam dan administrasi dari suatu beban asam adalah ciri khas asidosis tubulus ginjal. Penentuan pH urin berguna dalam diagnosis dan manajemen dari ISK. Urin basa pada pasien dengan ISK menunjukkan adanya urea Pahira, et al., 2005. c. Protein Pada orang sehat, dinding kapiler glomerulus yang permeabel hanya dilewati zat dengan berat molekul kurang dari 20.000 Dalton. Setelah disaring, molekul protein diserap dan dimetabolisme oleh sel-sel tubulus proksimal. Protein urin yang normal termasuk albumin, globulin serum, dan protein disekresikan oleh nefron. Proteinuria didefinisikan sebagai ekskresi protein urin lebih dari 150 mg per hari 10 sampai 20 mg per dL dan merupakan ciri khas dari penyakit ginjal. Mikroalbuminuria didefinisikan sebagai ekskresi 30 sampai 150 mg protein per hari dan merupakan tanda penyakit ginjal dini, khususnya pada pasien diabetes Pahira, et al., 2005. Tes dipstick memberikan hasil positif pada konsentrasi 5 sampai 10 mg per dL lebih rendah dari ambang batas untuk proteinuria secara klinis. Sebuah hasil dari 1+ sekitar 30 mg protein per dL dan dianggap positif, 2+ yaitu 100 mg per dL, 3+ sampai 300 mg per dL, dan 4+ sampai 1.000 mg per dL. Urinalisis dipstick dipercaya bisa memprediksi albuminuria dengan sensitivitas dan spesifitas yang lebih besar dari 99 Pahira, et al., 2005. Protein negatif pada tes dipstick dianggap normal, sedangkan protein nilai 1+ setidaknya harus dipantau. Kehadiran protein meningkat dalam urin dapat menandakan penyakit ginjal yang mendasarinya, meskipun ada kemungkinan adanya positif palsu atau sebenarnya negatif Patel, 2006. d. Glukosa Glukosa normal disaring oleh glomerulus, tetapi hampir sepenuhnya diserap kembali dalam tubulus proksimal. Glukosuria terjadi ketika beban glukosa disaring melebihi kemampuan tubulus untuk menyerap kembali itu yaitu, 180 sampai 200 mg per dL Pahira, et al., 2005. Meskipun glukosa muncul dalam urin pada diabetes mellitus, namun tes dipstick bukan tes sensitif untuk mendeteksi diabetes mellitus. Glukosuria juga kadang terlihat dengan penyerapan usus cepat dan asupan glukosa yang besar Patel, 2006. e. Keton Keton merupakan produk metabolisme lemak tubuh, biasanya tidak ditemukan dalam urin. Reagen dipstick mendeteksi asam asetat melalui reaksi dengan nitroprusside natrium atau nitroferisianida dan glisin. Ketonuria paling sering dikaitkan dengan diabetes terkendali, tetapi juga dapat terjadi selama kehamilan, dan kelaparan Pahira, et al., 2005. f. Bilirubin Urin biasanya tidak mengandung bilirubin. Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut air dan tidak dapat melewati glomerulus, bilirubin konjugasi larut dalam air dan menunjukkan evaluasi lebih lanjut untuk disfungsi hati dan obstruksi bilier bila terdeteksi dalam urin Pahira, et al., 2005. g. Darah Tes dipstick darah dapat mendeteksi aktivitas peroksidase eritrosit, namun mioglobin dan hemoglobin juga akan mengkatalisis reaksi ini sehingga hasil tes positif dapat menunjukkan hematuria, mioglobinuria, atau hemoglobinuria Pahira, et al., 2005. h. Urobilinogen Urin yang normal mengandung hanya sejumlah kecil urobilinogen, produk akhir dari bilirubin terkonjugasi setelah melewati saluran empedu dan telah dimetabolisme dalam usus. Urobilinogen yang diserap ke dalam sirkulasi portal, dan sejumlah kecil akhirnya disaring oleh glomerulus. Hemolisis dan penyakit hepatoseluler dapat meningkatkan kadar urobilinogen, dan penggunaan antibiotik dan obstruksi saluran empedu dapat menurunkan kadar urobilinogen Pahira, et al., 2005. i. Nitrit Nitrit biasanya tidak ditemukan dalam urin namun dapat ditemukan ketika bakteri mengubah nitrat urin menjadi nitrit. Banyak bakteri gram negatif dan beberapa bakteri gram positif mampu mengubahnya, dan tes dipstick nitrit positif menunjukkan bahwa organisme ini hadir dalam jumlah yang signifikan yaitu lebih dari 10.000 per mL. Tes ini spesifik tetapi tidak sangat sensitif. Dengan demikian, hasil positif sangat membantu, tetapi hasil negatif tidak mengesampingkan infeksi saluran kemih. Reagen dipstick nitrit sensitif terhadap paparan udara, sehingga wadah harus ditutup segera setelah mengeluarkan strip Pahira, et al., 2005. j. Lekosit esterase Lekosit esterase yang dihasilkan oleh neutrofil dan bisa menandakan piuria terkait dengan infeksi saluran kemih. Untuk mendeteksi piuria yang akurat, lima menit strip reagen harus dibiarkan untuk mengubah warna Pahira, et al, 2005. Berikut nilai normal dari pemeriksaan urinalisis: Tabel I. Nilai Normal Pemeriksaan Urinalisis Analit Nilai Normal Glukosa Negatif Bilirubin Negatif Keton Negatif Berat Jenis 1,005 sampai 1,030 Darah Negatif pH 5,0-8,0 Protein Negatif Urobilinogen 0,2 sampai 1,0 mgdL Nitrit Negatif Lekosit Esterase Negatif Pahira, et al., 2005. Karena sifat tes nonspesifik, ketidakstabilan komponen urin, dan berbagai faktor yang dapat mengganggu reagen strip, maka hasil positif palsu dan negatif palsu bisa saja muncul dalam pemeriksaan Tabel II. Dengan demikian, sangat penting untuk mengkorelasikan temuan urinalisis dipstick dengan tes laboratorium lain tes darah, urinalisis sebelumnya, dan urin mikroskop Patel, 2006. Tabel II. Penyebab Positif Palsu dan Negatif Palsu pada Hasil Urinalisis Tes Dipstick Positif Palsu Negatif Palsu Bilirubin Fenazopiridin piridium Klorpromazin Thorazine, selenium Darah Dehidrasi, hemoglobinuria, darah menstruasi, mioglobinuria Kaptopril, kenaikan berat jenis, pH5,1, proteinuria, vitamin C Glukosa Keton, levodopa Kenaikan berat jenis, asam urea, vitamin C Keton Urin asam, kenaikan berat jenis, fenolptalein, beberapa metabolit obat Penundaan pemeriksaan urinalisis Lekosit Esterase Kontaminasi Kenaikan berat jenis, glikosuria, ketonuria, proteinuria, beberapa obat pengoksidasi, vitamin C Nitrit Kontaminasi, paparan dipstick pada udara, Kenaikan berat jenis, kenaikan level urobilinogen, bakteri Gram negative pereduksi nitrat, pH 6, vitamin C Protein Alkalin, fenozopiridin Urin asam atau encer Berat Jenis Proteinuria, medium radiokontras Urin basa Urobilinogen Kenaikan level nitrit, fenozopiridin - Patel, 2006.

G. Edukasi

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran sebagai upaya agar masyarakat dapat berperilaku sehat. Pendidik kesehatan adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Oleh karena itu, individu, kelompok ataupun masyarakat dianggap sebagai sasaran objek pendidikan dan dapat pula sebagai subjek pelaku pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka diikutsertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan masyarakat tentang kebiasaan minum air putih masih kurang. Dalam penelitian Hardinsyah 2011, dua pertiga dari subjek mengetahui bahwa volume cairan yang mereka butuhkan berasal dari air, namun 60 dari subjek tidak mengetahui cairan yang mereka butuhkan adalah air putih untuk menghilangkan dehidrasi. Kesadaran pentingnya air putih perlu juga diimbangi dengan peningkatan asupan air sebagai pemenuhan hidrasi tubuh. Edukasi mengenai kebiasaan minum air putih bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko dehidrasi dan penyakit ginjal lain seperti infeksi saluran kemih dan gagal ginjal. Waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi tujuan edukasi berbeda-beda, tergantung dari strategi dalam pencapaian tujuan. Perubahan tindakan dapat terjadi pada seseorang, tetapi dibutuhkan proses yang cukup lama Hardinsyah, 2011. Departemen Kesehatan RI 2002 mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan atau memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat penyakit.

H. Ceramah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Jumlah Air Pengencer Terhadap Pemisahan Minyak Dari Cairan Pada Stasiun Pressan Di PTP Nusantara IV Pulu Raja

11 57 45

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan sedimen urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardanoharjo, Ngaglik, Sleman.

0 2 132

Pengaruh Kebiasaan Minum Air Mineral Terhadap Perubahan Warna Gigi Sulung.

0 1 8

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan kimiawi urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

0 2 179

MENGHILANGKAN KEBIASAAN MINUM AIR MINERA

0 0 9

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA BLEKIK SARDONOHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 16

PENGARUH PENGAJIAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN HARGA DIRI PADA LANSIA DI MINOMARTANI NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pengajian Kelompok terhadap Peningkatan Harga Diri pada Lansia di Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta - DIGILIB

0 0 14

Efektivitas Rosella Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di RT 3 dan RT 4 Candikarang Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 20

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO- SLEMAN, YOGYAKARTA

0 0 161

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan sedimen urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardanoharjo, Ngaglik, Sleman - USD Repository

0 1 130