Klasifikasi Dermatitis Kontak A. Dermatitis Kontak Iritan

2.5 Dermatitis Kontak 2.5.1 Defenisi Dermatitis Kontak Dermatitis kontak merupakan suatu respon inflamasi dari kulit terhadap antigen atau iritan yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan serta merupakan kelainan kulit yang paling sering terjadi pada pekerja Michael, 2005. Menurut Djuanda 2007, dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Sedangkan menurut Firdaus 2002, dermatitis kontak adalah respon dari kulit dalam bentuk peradangan yang dapat bersifat akut maupun kronik, karena paparan dari bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Menurut Hayakawa 2000, dermatitis kontak merupakan inflamasi non-alergi pada kulit yang diakibatkan senyawa yang kontak dengan kulit tersebut. Menurut Hudyono 2002, dermatitis kontak adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh bahan yang mengenai kulit, baik melalui mekanisme imunologik melalui reaksi alergi, maupun non-imunologik dermatitis kontak iritan. Menurut Fregert 1988, Dermatitis kontak akibat pekerjaan occupational cantact dermatitis secara medis dapat diartikan sebagai dermatitis kontak di mana pekerjaan merupakan penyebab utama atau salah satu diantara faktor - faktor yang menyebabkan dermatitis kontak tersebut.

2.5.2 Klasifikasi Dermatitis Kontak A. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotoksik lokal langsung dari bahan kimia iritan pada sel - sel epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Mekanisme dari dermatitis kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada Universitas Sumatera Utara membrane lipid keratinosit. Dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan - bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen komponen inti sel. Dengan rusaknya membrane lipid keratinosit maka fospolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam Arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratinosit dan keluarnya mediator - mediator Matthew GF, Wilma FB, 1990. Taylor 2003 mengatakan bahwa dari segi pandangan praktis dikenal dua tipe utama dermatitis kontak iritan yaitu : 1. Dermatitis kontak iritan tipe akut, reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis korosif hingga keadaan yang tidak lebih dari pada sedikit dehidrasi kering dan kemerahan. Kekuatan reaksi tergantung pada kerentanan individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta frekwensi kontak. Zat – zat kimia memiliki kemampuan yang berlainan untuk menimbulkan reaksi iritan. Sebagian di antaranya akan menyebabkan kerusakan sekalipun dengan konsentrasi yang rendah, sementara lainnya mungkin memerlukan konsentrasi yang tinggi atau oklusi penyerapan dalam jumlah yang besar untuk mencetuskan suatu respon. Iritan yang kuat akan menimbulkan dermatitis hampir pada semua individu jika terjadi kontak yang kuat. 2. Dermatitis kontak iritan kumulatif tipe kronis, merupakan tipe yang umum. Dermatitis berkembang lambat setelah terjadi pemaparan yang berulang oleh zat Universitas Sumatera Utara iritan didukung oleh berbagai kondisi. Dermatitis biasanya di telapak tangan, sela jari, tetapi lambat laun tersebar sampai ke samping kemudian tersebar semakin nyata sampai ke pergelangan tangan. Tandanya berupa vesikel, kekeringan dan merekah. B. Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis kontak alergi adalah suatu proses peradangan kulit akibat kontak dengan substansi eksternal, tetapi berbeda dengan dermatitis kontak akibat iritasi, kelainan kulit ini diakibatkan oleh suatu proses immunologis. Tidak seperti dermatitis kontak akibat iritasi, kelainan kulit ini tidak menyebabkan kerusakan langsung pada lapisan korneom kulit. Sebelum individu menjadi sensitif pada suatu alergen, ia harus mengalami kontak dengan substansi alergen tersebut terlebih dahulu. Dengan demikian, reaksi alergi biasanya timbul setelah 36-48 jam kontak dengan alergen. Manifestasinya mungkin akut, sub akut, atau kronik tergantung sensitifitas individu. Kapasitas masing-masing alergen berbeda untuk setiap individu. Beberapa bahan kimia dapat lebih sensitif terhadap individu tertentu tetapi mungkin sama sekali tidak sensitif terhadap individu lain. Usaha pencegahannya sangat sulit karena gejala akan timbul pada pekerja yang sensitif walaupun hanya kontak dengan alergen dalam jumlah yang lebih kecil, dibandingkan dengan kuantitas iritan yang dibutuhkan untuk timbulnya gejala dermatitis kontak iritan. Oleh karena itu, berbeda dengan dermatitis kontak iritasi, biasanya pekerja dengan dermatitis kontak alergi harus pindah bagian atau pindah kerja karena tidak boleh kontak sama sekali dengan alergen yang bersangkutan POM, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi terjadinya Dermatitis Kontak