Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Faktor-Faktor yang Memengaruhi terjadinya Dermatitis Kontak

1.2 Perumusan Masalah

Adanya Penambangan emas tradisional yang menggunakan merkuri untuk memisahkan batuan pasir dengan emas, di mana pekerja memegang langsung merkuri tersebut dengan tangan sehingga dikhawatirkan terjadi penyakit dermatitis kontak.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh karakteristik pekerja penambang emas dan alat pelindung diri APD yang digunakan terhadap kejadian dermatitis kontak di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

1.4 Hipotesis

Adanya pengaruh karakteristik pekerja penambang emas dan alat pelindung diri APD yang digunakan terhadap kejadian dermatitis kontak di desa Tamiang kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang bahaya dermatitis kontak yang ditimbulkan akibat penggunaan merkuri dan tanpa menggunakan APD sarung tangan bagi pekerja penambang emas. 2. Memberikan informasi bagi pemerintah setempat agar hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan dalam melakukan evaluasi terhadap penambangan emas secara tradisional di Desa Tamiang Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan informasi kepada Dinas Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan yang berdasar pada prinsip promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 4. Memberikan manfaat bagi para peneliti sebagai dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut pada penambangan emas tradisional di tempat lain. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Lingkungan

Menurut Chandra 2006, Pencemaran lingkungan adalah Masuk atau di masukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Contoh, pembuangan limbah industri ke sungai dan laut akan menyebabkan perubahan ekosistem pada perairan.

2.1.1 Pencemaran Air

Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar polutan yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan run off pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri, dan lain-lain. Effendi, 2003. Adapun sumber dan bahan pencemaran air adalah: 1. Industri Jenis polutan yang di hasilkan oleh industri sangat tergantung pada jenis industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air tergantung pada bahan baku, proses industri, bahan bakar dan sistem pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industri tersebut. Bahan pencemar di air, yaitu: fisik berupa pasir atau lumpur. Kimia berupa bahan pencemar yang berbahaya, misalnya merkuri Hg, parasit Universitas Sumatera Utara dan lain-lainnya. Mikrobiologi berupa berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lain- lainnya. Misalnya yang berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong dan tempat pemerahan susu sapi. Radioaktif berupa beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Mukono, 2008. 2. Domestik Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotik, rumah sakit, rumah makan, dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri atas zat organik baik berupa padat atau cair, bahan berbahaya, dan beracun B3, garam terlarut, lemah dan bakteri terutama golongan fecal coli, jasad patogen, dan parasit Sastrawijaya, 2008. 3. Pertanian dan Perkebunan Polutan air dari pertanianperkebunan dapat berupa zat kimia, misalnya berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti DDT, Dieldrin dan lain-lain. Mikrobiologi, misalnya: virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan cacing tambang di lokasi perkebunan. Zat radioaktif, berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan tanaman Mukono, 2008.

2.1.2 Komponen Pencemar Air

Menurut Wardhana 2004, Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak disertai dengan program pengelolaan limbah yang baik akan memungkinkan terjadinya pencemaran air, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bahan buangan dan air limbah industri yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab terjadinya pencemaran air. Pencemaran air terjadi akibat Universitas Sumatera Utara berbagai komponen pencemarnya. Adapun komponen-komponen pencemar air dikelompokkan sebagai berikut : a. Bahan Buangan Padat Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar butiran besar maupun yang halus butiran kecil. Bahan buangan padat mencemari air menyebabkan adanya pelarutan bahan buangan padat oleh air, terjadinya pengendapan bahan buangan padat di dasar air, serta terjadinya pembentukan koloidal yang melayang dalam air. b. Bahan Buangan Organik Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau tergradasi oleh mikroorganisme. Akibatnya populasi mikroorganisme di dalam air akan bertambah, hal ini tidak menutup kemungkinan bakteri patogen berkembang di air sehingga menyebabkan dampak penyakit bagi manusia. c. Bahan Buangan Anorganik Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit tergradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan ini masuk ke dalam air maka akan terjadi peningkatan jumlah ion di dalam air. Bahan anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti Timbal Pb, Arsen As, Kadmium Cd, Air raksa Hg, Krom Cr, Nikel Ni, Kalsium Ca, Magnesium Mg, Kobal Co dan lain-lain. Apabila ion ion logam yang terjadi di dalam air berasal dari logam berat maupun logam bersifat racun, maka air yang mengandung ion - ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Air tersebut tidak dapat digunakan sebagai air minum. Universitas Sumatera Utara d. Bahan Buangan Olahan Bahan Makanan Air lingkungan yang mengandung bahan buangan olahan bahan makanan akan banyak mengandung mikroorganisme, termasuk di dalamnya bakteri patogen. Pembuangan limbah yang berasal dari industri pengolahan bahan makanan perlu mendapat pengawasan yang seksama agar bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia tidak berkembang biak di dalam air lingkungan. e. Bahan Buangan Cairan Berminyak Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Apabila bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatil maka akan terjadi penguapan dan luasan permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Air yang telah tercemar oleh minyak tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena seringkali dalam cairan berminyak terdapat zat-zat beracun, seperti senyawa benzen, senyawa toluen dan lain sebagainya. f. Bahan Buangan Zat Kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tapi yang dimaksud disini berupa: sabun, bahan pemberantas hama insektisida, zat warna kimia, larutan penyamak kulit, dan radioaktif. Keberadaan bahan buangan zat kimia tersebut di dalam air lingkungan merupakan racun yang mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air, bahkan manusia Wardhana, 2004.

2.1.3 Pencemaran Logam Berat

Menurut Widowati 2008, Penggunaan logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan mempengaruhi kesehatan manusia melalui dua jalur yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Kegiatan industri akan menambah polutan logam dalam lingkungan udara, air, tanah, dan makanan. b. Perubahan biokimia logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri bisa mempengaruhi kesehatan manusia. Air sering tercemar oleh komponen - komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut dapat digunakan dalam berbagai keperluan, oleh karena itu diproduksi secara rutin dalam skala industri. Industri - industri logam berat tersebut seharusnya mendapat pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi pekerja pekerjanya maupun lingkungan sekitarnya. Penggunaan penggunaan logam berat tersebut dalam berbagai keperluan sehari - hari berarti telah secara langsung maupun tidak langsung, atau sengaja maupun tidak sengaja, telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat tersebut ternyata telah mencemari lingkungan melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan lingkungan. Logam logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah Merkuri Hg, Timbal Pb, Arsenik As, Cadmium Cd, Khromium Cr, dan Nikel Ni. Logam - logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi Fardiaz, 1992.

2.2 Jalur Pemaparan

Jalur pemaparan adalah alur masuknya zat kimia ke dalam tubuh. Jika tidak mengadakan kontak dengan suatu zat, bagaimanapun toksiknya, zat kimia itu tidak akan membahayakan manusia. Jalur pemaparan ada berbagai jenis dan tipe pemaparan itu Universitas Sumatera Utara dapat mempengaruhi toksisitas zat kimia. Ada tiga jalur pokok pemaparan : penetrasi melalui kulit absorbsi kulitdermal, absorbsi melalui paru-paru inhalasi, absorbsi melalui saluran pencernaan ingesti. Bentuk pemaparan yang paling lazim adalah melalui inhalasi dan dermal, sementara keracunan yang disengaja maupun tidak, paling sering terjadi melalui pemaparan oral Widyastuti, 2002.

2.2.1 Jalur Pemaparan Dermal

Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu zat, tetapi untungnya, kulit merupakan barier yang efektif terhadap berbagai jenis zat kimia. Jika zat kimia tidak dapat menembus kulit, toksisitasnya akan bergantung pada derajat absorbsi yang berlangsung. Semakin besar absorbsinya, semakin besar kemungkinan zat tersebut untuk mengeluarkan efek toksiknya. Zat kimia lebih banyak diabsorbsi melalui kulit yang rusak atau tergores daripada melalui kulit yang utuh. Begitu menembus kulit, zat tersebut akan memasuki aliran darah dan terbawa ke seluruh bagian tubuh. Kemampuan suatu zat untuk menembus kulit bergantung pada dapat larut atau tidaknya zat tersebut dalam lemak fat soluble. Zat kimia yang dapat larut dalam lemak, kemungkinannya untuk menembus kulit lebih besar daripada zat yang dapat larut dalam air. Iritasi kulit dan alergi kulit merupakan kondisi yang paling lazim ditemui akibat paparan terhadap kulit yang terjadi di tempat kerja dalam indus tri kimia. Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu, kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami pendarahan, dan pecah-pecah. Kondisi ini diakibatkan oleh alkali basa, asam, solven, deterjen dan lain lain. Begitu kontak Universitas Sumatera Utara dengan zat kimia yang menyebabkan kondisi tersebut dihentikan, kulit akan pulih seperti sedia kala. Umumnya proses penyembuhan akan memakan waktu sampai beberapa bulan. Selama waktu pemulihan itu, kulit menjadi lebih rentan terhadap kerusakan daripada yang biasanya sehingga harus dilindungi. Dermatitis kontak alergi merupakan satu tipe tunda penyakit kulit akibat sensitivitas yang tinggi terhadap suatu zat kimia. Zat kimia dalam kadar yang rendah yang biasanya tidak menyebabkan iritasi kulit, akan menimbulkan kerusakan pada kulit akibat meningkatnya sensitivitas. Gejalanya antara lain ruam kulit, bengkak, gatal-gatal, dan melepuh. Gejala tersebut biasanya akan lenyap begitu kontak penyebab akan dihentikan, tetapi akan muncul lagi jika kulit akan kembali terpapar. Dermatitis alergik terjadi akibat kontak berulang dengan substansi seperti kromium terkandung dalam semen, kulit, agens pembuat atapgenteng, dan sebagainya, kobalt terkandung dalam deterjen, pigmen pewarna dan nikel benda berlapis nikel seperti anting, kunci, koin, peralatan. Karet dan beberapa jenis plastik serta zat adhesif juga dapat menimbulkan efek tersebut. Kontak zat kimia dengan mata dapat menyebabkan kerusakan kulit mulai dari tipe ketidaknyamanan ringan dan sementara sampai kerusakan permanen. Contoh substansi penyebab kerusakan pada mata antara lain asam, alkali, dan solven. Walaupun iritasi kulit umumnya terjadi setelah pemaparan dermal terhadap suatu zat kimia, efek yang paling dikhawatirkan adalah efek sistemik. Setelah terabsorbsi melalui kulit dan memasuki sirkulasi sistemik, zat kimia dapat menjalar kemana saja di dalam tubuh dan merusak organ serta sistem tubuh Widyastuti, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.3 Anatomi Kulit

Menurut Perdanakusuma 1998, kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 - 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 - 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ektoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Pembagian kulit secara histopatologik Arkans, 1987 1. Epidermis yang terdiri dari 5 lapisan; a. Stratum corneum, merupakan lapisan paling luar. Padat terdiri dari kumpulan sel sel yang telah mati, dan terus menerus diganti oleh sel yang baru. Lapisan ini menebal di telapak tangan dan kaki sedangkan dikelopak mata menipis. b. Stratum lucidum, terdiri dari protein dan lemak, berwarna transparan, jelas terlihat di bawah stratum corneum yang tebal seperti di telapak kaki dan tangan. c. Stratum granulosum keratohyalin, terdiri dari sel sel yang memipih dengan sitoplasma berwarna gelap karena keratohyalin. Adanya granula ini menunjukkan bahwa sel - sel mulai mati. d. Stratum spinosum squamosum, terdiri dari lapisan sel sel polygonal, makin ke atas makin pipih. Universitas Sumatera Utara e. Stratum basale, terdiri dari satu lapis sel silindris dengan sumbu panjang tegak lurus dan selalu membelah diri. Lapisan ini merupakan impermeable membran terhadap bahan kimia yang larut dalam air. Lapisan ini mengandung sel - sel melanosit. Pada orang normal perjalanan sel dari stratum basale sampai ke stratum corneum lamanya 40 sampai 56 hari. 2. Cutis Dermis Corium Cutis terletak di bawah epidermis, yang membuat kulit menjadi kuat dan elastis karena terdiri dari kumpulan jaringan fibrous dan elastis. Lapisan ini terdiri dari 2 lapisan yaitu : a. Stratum papilare yang menonjol masuk ke dalam lapisan bawah epidermis, mengandung kapiler dan ujung- ujung syaraf sensoris. b. Stratum retikulare yang berhubungan dengan subkutis mengandung kelenjar keringat dan sebasea. Kelenjar sebasea seluruhnya bermuara pada folikel rambut, tidak dijumpai pada telapak tangan dan kaki. Sedangkan pada hidung, areola mammae dan scrotum kelenjar kelenjarnya berbentuk lebih besar dari ukuran normal. 3. Subcutis Terdiri dari jaringan yang longgar dan mengandung banyak kelenjar dan sel sel lemak. Kelenjar keringat terbanyak dijumpai pada telapak tangan dan kaki, tidak terdapat pada gland penis dan kaku sedangkan pada ketiak daerah genitalia kelenjar peluhnya besar.

2.3.1 Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier Universitas Sumatera Utara infeksi, mengontrol suhu tubuh termoregulasi, sensasi, eskresi dan metabolisme Harahap,1998. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru - paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Apabila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas Arkans, 1987.

2.3.2 Penyakit Kulit Akibat Kerja

Menurut Harrianto 2009, penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh pajanan substansi kimiawi di lingkungan tempat kerja. Misalnya, dermatitis kontak yang seringkali terjadi pada operator mesin yang banyak menggunakan minyak pelumas, operator di industri elektronik yang terpajan oleh resin, pekerja bangunan oleh semen, penyepuh logam oleh nikel dan krom. Minyak pelumas dapat menyumbat duktus kelenjar sebasea sehingga menimbulkan akne. Garam-garam arsen, merkuri, dan krom memiliki kapasitas untuk mengikat protein kulit sehingga Universitas Sumatera Utara dapat menimbulkan terjadinya ulserasi pada kulit. Sedangkan petani dan tukang kebun mudah terjangkit infeksi kulit. Menurut Harahap 1998, Penyakit kulit akibat kerja atau Occupational Dermatitis adalah segala kelainan pada kulit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini merupakan 50 - 60 dari seluruh penyakit akibat kerja, sebagian besar disebabkan karena pekerja kontak dengan bahan - bahan yang dipergunakan, diolah atau dihasilkan oleh pekerjaan itu. Penyebabnya dapat digolongkan atas : 1. Faktor mekanik Gesekan, tekanan trauma, menyebabkan hilangnya barrier sehingga memudahkan terjadinya sekunder infeksi. Penekanan khronis menimbulkan penebalan kulit seperti pada kuli - kuli bangunan dan pelabuhan 2. Faktor fisik a. Suhu tinggi ditempat kerja dapat menimbulkan miliara, combustion b. Suhu rendah menyebabkan chilblans, trench foot, frostbite. c. Kelembaban terlalu rendah menyebabkan kulit dan selaput lendir saluran pernafasan menjadi kering dan pecah - pecah sehingga dapat terjadi pendarahan pada kulit dan selaput lendir. d. Radiasi elektromagnetik non ionisasi seperti ultraviolet dan infra merah. e. Kelembaban yang menyebabkan kulit menjadi basah, hal ini dapat menyebabkan malerasi, paronychia dan penyakit jamur. f. Penerangan yang kurang baik dapat menyebabkan terganggunya indra penglihatan sehingga cenderung terjadi kecelakaan kerja. Universitas Sumatera Utara g. Kecepatan aliran udara yang lambat menyebabkan kemungkinan kontak dengan bahan kimia dalam bentuk gas, uap, asap, kabut menjadi lebih besar. 3. Faktor biologis seperti bakteri, virus, serangga, kutu, cacing menyebabkan penyakit pada karyawan perkebunan, rumah potong, pertambangan, peternakan, tukang cuci, dan lain-lain. 4. Tanaman dan bahan - bahan yang berasal dari padanya dijumpai pada pekerja - pekerja pengolahan karet, damar dan tembakau, pekerja perkayuan dan perusahaan meubel. 5. Mental psikologis seperti hubungan kerja yang kurang baik, pekerjaan - pekerjaan yang monoton dan faktor - faktor psikis lainnya. 6. Faktor kimia merupakan penyebab terbesar, hal ini terjadi apabila kulit terpapar dengan bahan kimia dapat terjadi kelainan kulit berupa dermatitis kontak iritasi, atau dermatitis kontak alergik. Faktor penyebab terbanyak adalah agen kimia yang terdiri dari 4 kategori : 1. Iritan primer asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam - garam logam Merkuri, Arsen, dan lain - lain. 2. Sensitizer, logam dan garam - garamnya Kromium, Nikel, Cobalt, dan lain - lain. Bahan - bahan kimia karet, obat - obatan dan antibiotik, kosmetik, dan lain - lain. 3. Agen - agen aknegenik - naftalen dan bifenil khlor, minyak mineral dan lain - lain. 4. Photosensitizer - antrasen, pitch, derivate asam benzoat, hidrokarbon aromatik, pewarna akridin dan lain - lain. Universitas Sumatera Utara

2.4 Merkuri

Merkuri Hg adalah Logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 atmosfir. Merkuri Hg dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrat, tetapi tahan terhadap basa. Hg memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 grmol, titik lebur 356,6 C Widowati, 2008. Merkuri masuk ke lingkungan melalui banyak sumber merupakan salah satu dari bahan pencemar logam berat yang sangat penting untuk diperhatikan. Selain dapat masuk secara langsung ke dalam perairan alami dari buangan limbah industri yang diakibatkan oleh aktivitas manusia juga dapat masuk melalui air hujan dan pencucian tanah Achmad, 2004.

2.4.1 Sifat - Sifat Merkuri

Menurut Fardiaz 1992, bahwa merkuri merupakan salah satu logam berat, oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang ditemukan di alam terdapat dalam bentuk gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang- karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses - proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks. Merkuri dan komponen - komponen merkuri banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Sifat - sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan ilmiah dan industri. Beberapa sifat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Merkuri merupakan satu - satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar 25 c dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu - 39 c. Universitas Sumatera Utara 2. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat bentuk cair sangat lebar yaitu 396 c, dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata. 3. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam. 4. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang terbaik dari semua logam. 5. Banyak logam yang dapat larut dalam merkuri membentuk komponen yang disebut amalgam alloy. 6. Merkuri dan komponen - komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup. Merkuri di alam terdapat dalam berbagai bentuk sebagai berikut : 1. Merkuri anorganik termasuk logam merkuri Hg ++ dan garam garamnya seperti merkuri klorida HgCl 2 dan merkuri oksida HgO. 2. Komponen merkuri organik atau organo merkuri, terdiri dari : a. Aril merkuri, mengandung hidrokarbon aromatik seperti fenil merkuri asetat. b. Alkil merkuri, mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri yang paling beracun, misalnya metil merkuri, etil merkuri dan sebagainya. c. Alkoksialkil merkuri R – O – Hg.

2.4.2 Kegunaan Merkuri

Merkuri digunakan dalam berbagai bentuk dan untuk berbagai keperluan misalnya industri khlor-alkali, alat - alat listrik, cat, instrumen, sebagai katalis, kedokteran gigi, pertanian, alat - alat laboratorium, obat obatan, industri kertas, amalgam, dan sebagainya. Hg digunakan dalam kegiatan penambangan emas, produksi gas khlor dan soda kaustik, serta dalam industri pulp, kertas, dan baterai. Penggunaan Universitas Sumatera Utara merkuri yang terbesar adalah khlor-alkali, dimana diproduksi khlorin Cl 2 dan soda kaostik NaOH dengan cara elektrolisis larutan garam natrium klorida NaCl. Kedua bahan kimia tersebut sangat banyak kegunaannya, oleh karena itu diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun Fardiaz, 1992. Merkuri dengan khlor, belerang, atau oksigen akan membentuk garam yang digunakan dalam pembuatan krim pemutih dan krim antiseptik. Logam tersebut digunakan secara luas untuk mengekstrak emas Au dari bijinya. Ketika Hg dicampur dengan biji emas, Hg akan membentuk amalgam dengan emas Au dan perak Ag. Amalgam tersebut harus di bakar untuk menguapkan merkuri guna menangkap dan memisahkan butir - butir emas dari butir - butir batuan. Hg bersifat sangat toksik sehingga penggunaan Hg dalam berbagai industri sebaiknya dikurangi, termasuk dalam industri farmasi, kedokteran gigi, industri pertanian, industri batere, dan lampu fluorescence Widowati, 2008. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katoda dari sel elektrolisis. Merkuri dalam bentuk film bergerak membentuk amalgam dengan natrium yang dilepaskan dari larutan garam pada katoda selama elektrolisis. Amalgam kemudian dipisahkan dari sel elektrolisis dan bereaksi dengan air dan membentuk larutan NaOH, dan merkuri dilepaskan dapat digunakan kembali untuk produksi berikutnya. Kegunaan merkuri dalam proses ini adalah didasarkan pada sifatnya yang berbentuk cair, konduktifitas listriknya, dan kemampuannya untuk membentuk amalgam dengan logam natrium Palar, 1994. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Bahaya Utama Merkuri terhadap Kesehatan

Merkuri elemental Hg paling sering menyebabkan keracunan melalui rute inhalasi, bila tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran gastro-intestinal. Pemaparan secara intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk Merkuri elemental mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan terakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk merkuri Hg++ , ion merkuri ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga mengganggu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan. Merkuri inorganik kering diabsorpsi melalui gastro- intestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan kadar tinggi merkuri inorganik dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis. Merkuri organik, terutama bentuk rantai pendek alkil metil merkuri dapat menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebru dan cerebellum serta mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy POM, 2004. Cara masuk dari merkuri ke dalam tubuh turut mempengaruhi bentuk gangguan yang ditimbulkan, penderita yang terpapar dari uap merkuri dapat mengalami gangguan pada saluran pernafasan atau paru-paru dan gangguan berupa kemunduran pada fungsi Universitas Sumatera Utara otak. Kemunduran tersebut disebabkan terjadinya gangguan pada korteks. Garam-garam merkuri yang masuk dalam tubuh, baik karena terhisap ataupun tertelan, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran pencernaan, hati dan ginjal. Dan kontak langsung dengan merkuri melalui kulit akan menimbulkan dermatitis lokal, tetapi dapat pula meluas secara umum bila terserap oleh tubuh dalam jumlah yang cukup banyak karena kontak yang berulang-ulang Adiwisastra, 1985.

2.4.4 Efek Toksik Merkuri

Logam berat bersifat toksik karena tidak bisa dihancurkannon degradable oleh organisme hidup yang ada dilingkungan sehingga logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan membentuk senyawa komplek bersama bahan organik dan anorganik. Absorbsi etil merkuri di tubuh mencapai 95, kontaminasi Hg pada manusia bisa terjadi melalui makanan, minuman, dan pernafasan, serta kontak kulit. Paparan jalur kulit biasanya berupa senyawa HgCl 2 . Jumlah Hg yang diabsorbsi tergantung pada jalur masuknya, lama paparan, dan bentuk senyawa merkuri Palar, 1994. Keracunan kronis bisa menyerang pekerja yang langsung kontak dengan Hg dan orang yang tinggal di sekitar kawasan industri yang menggunakan bahan Hg. Toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf. Gangguan sistem syaraf berupa tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu sampai abu-abu kemerahan, serta anemia ringan Widowati, 2008. Universitas Sumatera Utara 2.5 Dermatitis Kontak 2.5.1 Defenisi Dermatitis Kontak Dermatitis kontak merupakan suatu respon inflamasi dari kulit terhadap antigen atau iritan yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan serta merupakan kelainan kulit yang paling sering terjadi pada pekerja Michael, 2005. Menurut Djuanda 2007, dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Sedangkan menurut Firdaus 2002, dermatitis kontak adalah respon dari kulit dalam bentuk peradangan yang dapat bersifat akut maupun kronik, karena paparan dari bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Menurut Hayakawa 2000, dermatitis kontak merupakan inflamasi non-alergi pada kulit yang diakibatkan senyawa yang kontak dengan kulit tersebut. Menurut Hudyono 2002, dermatitis kontak adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh bahan yang mengenai kulit, baik melalui mekanisme imunologik melalui reaksi alergi, maupun non-imunologik dermatitis kontak iritan. Menurut Fregert 1988, Dermatitis kontak akibat pekerjaan occupational cantact dermatitis secara medis dapat diartikan sebagai dermatitis kontak di mana pekerjaan merupakan penyebab utama atau salah satu diantara faktor - faktor yang menyebabkan dermatitis kontak tersebut.

2.5.2 Klasifikasi Dermatitis Kontak A. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotoksik lokal langsung dari bahan kimia iritan pada sel - sel epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Mekanisme dari dermatitis kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada Universitas Sumatera Utara membrane lipid keratinosit. Dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan - bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen komponen inti sel. Dengan rusaknya membrane lipid keratinosit maka fospolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam Arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratinosit dan keluarnya mediator - mediator Matthew GF, Wilma FB, 1990. Taylor 2003 mengatakan bahwa dari segi pandangan praktis dikenal dua tipe utama dermatitis kontak iritan yaitu : 1. Dermatitis kontak iritan tipe akut, reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis korosif hingga keadaan yang tidak lebih dari pada sedikit dehidrasi kering dan kemerahan. Kekuatan reaksi tergantung pada kerentanan individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta frekwensi kontak. Zat – zat kimia memiliki kemampuan yang berlainan untuk menimbulkan reaksi iritan. Sebagian di antaranya akan menyebabkan kerusakan sekalipun dengan konsentrasi yang rendah, sementara lainnya mungkin memerlukan konsentrasi yang tinggi atau oklusi penyerapan dalam jumlah yang besar untuk mencetuskan suatu respon. Iritan yang kuat akan menimbulkan dermatitis hampir pada semua individu jika terjadi kontak yang kuat. 2. Dermatitis kontak iritan kumulatif tipe kronis, merupakan tipe yang umum. Dermatitis berkembang lambat setelah terjadi pemaparan yang berulang oleh zat Universitas Sumatera Utara iritan didukung oleh berbagai kondisi. Dermatitis biasanya di telapak tangan, sela jari, tetapi lambat laun tersebar sampai ke samping kemudian tersebar semakin nyata sampai ke pergelangan tangan. Tandanya berupa vesikel, kekeringan dan merekah. B. Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis kontak alergi adalah suatu proses peradangan kulit akibat kontak dengan substansi eksternal, tetapi berbeda dengan dermatitis kontak akibat iritasi, kelainan kulit ini diakibatkan oleh suatu proses immunologis. Tidak seperti dermatitis kontak akibat iritasi, kelainan kulit ini tidak menyebabkan kerusakan langsung pada lapisan korneom kulit. Sebelum individu menjadi sensitif pada suatu alergen, ia harus mengalami kontak dengan substansi alergen tersebut terlebih dahulu. Dengan demikian, reaksi alergi biasanya timbul setelah 36-48 jam kontak dengan alergen. Manifestasinya mungkin akut, sub akut, atau kronik tergantung sensitifitas individu. Kapasitas masing-masing alergen berbeda untuk setiap individu. Beberapa bahan kimia dapat lebih sensitif terhadap individu tertentu tetapi mungkin sama sekali tidak sensitif terhadap individu lain. Usaha pencegahannya sangat sulit karena gejala akan timbul pada pekerja yang sensitif walaupun hanya kontak dengan alergen dalam jumlah yang lebih kecil, dibandingkan dengan kuantitas iritan yang dibutuhkan untuk timbulnya gejala dermatitis kontak iritan. Oleh karena itu, berbeda dengan dermatitis kontak iritasi, biasanya pekerja dengan dermatitis kontak alergi harus pindah bagian atau pindah kerja karena tidak boleh kontak sama sekali dengan alergen yang bersangkutan POM, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi terjadinya Dermatitis Kontak

Beberapa faktor resiko yang dapat menimbulkan dermatits kontak antara lain : 1. Umur Umur yang semakin bertambah membuat kulit manusia mengalami degenerasi, sehingga kulit kehilangan lapisan lemak diatasnya dan menjadi lebih kering. Kekeringan pada kulit ini memudahkan bahan kimia menginfeksi kulit, sehingga kulit menjadi lebih mudah terkena dermatitis Koh dan Jeyaratman, 2010. Pada dunia industri umur pekerja yang lebih tua menjadi rentan terhadap bahan iritan, seringkali pada umur lanjut terjadi kegagalan pengobatan dermatitis kontak, sehingga timbul dermatitis kronik Cronin, 1980. Menurut Djuanda 2007 anak dibawah 8 tahun dan umur lebih lanjut lebih mudah teriritasi. Namun pada beberapa penelitian terdahulu pekerja dengan umur yang lebih muda justru lebih banyak yang terkena dermatitis kontak. Pekerja yang lebih muda biasanya ditempatkan pada area yang langsung berhubungan dengan bahan kimia dibandingkan dengan pekerja yang tua. Pekerja muda memiliki kecenderungan untuk menghargai keselamatan dan kebersihan, sehingga berpotensi terkena kontak dengan bahan kimia HSE, 2000. Menurut Djuanda 2007, lama kontak merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dermatitis kontak. Selain itu, faktor individu juga ikut berpengaruh pada dermatitis kontak, misalnya umur anak dibawah 8 tahun dan umur lanjut lebih mudah teriritasi. Jenis kelamin insidensi dermatitis kontak iritan lebih banyak pada wanita, penyakit kulit yang sedang atau dialami ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun misalnya dermatitis atopik. Universitas Sumatera Utara Menurut Freedberg 2003, kelainan kulit akibat dermatitis ditentukan oleh konsentrasi bahan iritan, lama kontak, serta kekerapan terus-menerus atau berselang ketika kontak dengan bahan iritan. 2. Lama Kontak Masa kerja penting diketahui untuk mengetahui merupakan jangka waktu pekerja mulai terpajan dengan bahan kimia. Lama bekerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungannya bekerja. Menurut Sumakmur 1996, semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Semakin lama masa kerja seseorang, semakin sering pekerja terpajan dan kontak dengan bahan kimia, semakin besar kemungkinan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja. Lama kontak merupakan jangka waktu pekerja kontak dengan bahan kimia dalam hitungan jamhari. Lama kontak antar pekerja berbeda-beda, sesuai dengan proses pekerjaannya. Lama kontak dengan bahan kimia akan meningkatkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja. Semakin lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi sehingga menimbulkan kelainan kulit Fatma, 2007. 3. Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Alat Pelindung Diri APD adalah seperangkat alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa dan cara kerja yang aman APD yang dipakai memenuhi syarat enak dipakai, tidak mengganggu kerja memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya Sartika,2005. Universitas Sumatera Utara Menurut Sumakmur 1992 persyaratan yang harus dipenuhi alat pelindung diri adalah nyaman dipakai, tidak mengganggu kerja, dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Penggunaan APD salah satu cara untuk mencegah terjadinya dermatitis kontak, karena dengan menggunakan APD dapat terhindar dari kontak langsung dengan bahan kimia. Menurut Nedved 1991 dalam Wibowo 2010, Alat pelindung diri yang diperlukan pada pekerja penambang emas salah satunya adalah alat pelindung tanganjari-jari tangan berupa sarung tangan. Sarung tangan atau kaos tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari bahaya tajam, panas, kasar, berduri, dingin, radiasi, arus listrik, bahan- bahan kimia dan elektromagnetik serta menjaga kebersihan tangan. Sarung tangan yang digunakan dapat terbuat dari karet, kulit, atau kain katun. Selain itu dapat terbuat dari vinyl dan neoprene serta bentuknya menutupi lengan. Gambar 2.1 Sarung Tangan

2.7 Hubungan antara Merkuri dengan Dermatitis Kontak