Pengetahuan Pengaruh Edukasi tentang PMS terhadap Pengetahuan dan Sikap

terdapat kemampuan mental yang baik pada usia dewasa awal 21-40 tahun yang terus meningkat sampai mendekati usia dewasa madya 41-60 tahun, berupa kemampuan untuk mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dan berpikir secara kreatif. Hasil tersebut menggambarkan bahwa dalam penelitian ini, umur responden berpengaruh pada proses pemahaman atau penerimaan edukasi yang diberikan. c. Lama kerja Data hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase nilai pengetahuan pada responden dengan lama kerja 3-4 tahun 3,6 dan sebesar 11,4 pada responden dengan lama kerja 4 tahun, sebaliknya pada responden dengan lama kerja 3 tahun mengalami penurunan sebesar 4,5. Hasil data tersebut ditampilkan pada gambar 7. Persentase nilai pengetahuan paling tinggi terjadi pada responden dengan lama kerja 4 tahun 11,4. Hasil data penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Siagian 1995 yang menyatakan bahwa lamanya kerja seseorang memungkinkan orang tersebut untuk lebih memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. Lain halnya pada responden dengan lama kerja 3 tahun yang mengalami penurunan sebesar 4,5, hal ini terjadi karena mereka masih sedikit memperoleh edukasi tentang PMS, sehingga mereka sulit mengingat edukasi yang pernah mereka dapatkan sebelumnya. Hasil tersebut menggambarkan bahwa dalam penelitian ini, lama kerja responden berpengaruh pada proses pemahaman atau penerimaan edukasi yang diberikan. -4.5 3.6 11.4 -25 25 50 75 100 Persen ta se Peru bah a n P e nge ta hua n Lama Kerja tahun 3 tahun 3-4 tahun 4 tahun Gambar 7. Persentase Nilai Pengetahuan PSK Jalanan Yogyakarta tentang PMS Tahun 2006 berdasarkan Lama Kerja

2. Sikap

Sikap yang dimaksud adalah sikap responden dalam ketaatan penggunaan kondom untuk mencegah penyebaran PMS. a. Tingkat pendidikan Data hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase nilai sikap pada responden lulusan SLTP 23,3. Pada responden lulusan SD tidak mengalami peningkatan sedikitpun 0. Hasil data tersebut ditampilkan pada gambar 8. Terjadi peningkatan persentase nilai sikap yang cukup baik pada responden lulusan SLTP, hal ini terjadi karena dengan pengetahuan mereka yang cukup tentang bahaya PMS, sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin untuk selalu menggunakan kondom saat melayani pelanggan yang mengajak mereka berhubungan seksual. Persentase nilai sikap berdasarkan tingkat pendidikan pada penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan persentase nilai sikap dalam ketaatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penggunaan kondom pada responden dipengaruhi oleh tingginya tingkat pendidikan terakhir responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Adi 1994 yang menyatakan bahwa sikap dapat dipengaruhi oleh adanya perkembangan pengetahuan. 23,3 25 50 75 100 Pe rsen tase P e rubaha n S ik a p Tingkat Pendidikan SD SLTP Gambar 8. Persentase Nilai Sikap PSK Jalanan Yogyakarta dalam Ketaatan Penggunaan Kondom Tahun 2006 berdasarkan Tingkat Pendidikan b. Umur Data hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase nilai sikap pada responden dengan umur 21-40 tahun 11,7. Terjadi penurunan persentase pada responden dengan umur 21 tahun 16,7 dan umur 41-60 4,8. Terjadi penurunan persentase nilai sikap yang cukup tinggi pada responden berumur 21 tahun 16,7, hal ini disebabkan umur mereka yang masih tergolong muda sehingga mereka merasa takut untuk menganjurkan pelanggannya memakai kondom, faktor pelanggan yang sering memaksakan kehendaknya terhadap responden, misalnya tidak mau menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Pada responden yang berumur 41-60 terjadi pula penurunan persentase 4,8. Sikap responden yang sudah terbentuk sejak awal menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI faktor utama mereka sulit untuk menerima edukasi yang diberikan, selain itu rasa takut akan kehilangan pelanggan juga mempengaruhi sikap mereka untuk tidak menggunakan kondom saat melayani pelanggan. -16,7 11,7 -4,8 -25 25 50 75 100 Perse n tase Peru b a h a n Sikap