konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang Notoatmodjo, 2002. Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan cara mengujikan kuisioner pada
responden, apakah bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dimengerti atau tidak oleh responden.. Berdasarkan hasil uji, ada beberapa item pertanyaan
yang belum dapat dimengerti oleh responden. Hasil ini kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk dilakukan beberapa perbaikan.
Kuisioner yang digunakan terdiri dari 17 item pertanyaan berbentuk obyektif dengan dua pilihan jawaban ya atau tidak. Peneliti menggunakan
format pertanyaan ”ya dan tidak” dengan pertimbangan sederhana, mudah dipahami dan mudah dikerjakan oleh subjek penelitian. Kuisioner dibagi menjadi
2 bagian, yaitu pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan dan pertanyaan untuk mengukur variabel sikap. Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat
satu jawaban yang benar, sehingga cara penilaian adalah dengan memberikan skor 0 bagi setiap jawaban yang salah atau tidak diisi, dan skor 1 bagi jawaban yang
benar. Bila responden menjawab “ya” untuk item pertanyaan jenis favourable maka akan mendapatkan skor 1 dan jika pertanyaan tidak diisi atau dijawab
“tidak” maka akan mendapat skor 0. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item pertanyaan jenis non favourable. Item-item pertanyaan yang ada dalam kuisioner,
juga terdiri dari 13 item untuk pertanyaan jenis favourable dan 4 item untuk pertanyaan jenis non favourable.
3. Pembuatan Booklet
Booklet berfungsi sebagai media pemberian edukasi tentang PMS pada
PSK jalanan. Berisi tentang hal-hal yang terkait dengan PMS. Dibuat semenarik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mungkin, jelas, singkat dan lengkap dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subjek penelitian.
4. Penyebaran Kuisioner
Kuisioner ditujukan kepada subjek penelitian yaitu para PSK jalanan, dengan melakukan pendekatan-pendekatan terlebih dahulu. Kuisioner diberikan
sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Dalam penyebaran kuisioner ini ada pembagian tugas antara rekan-rekan satu kelompok penelitian dengan maksud
memudahkan dalam mendapatkan data dan mempercepat proses pengumpulan data. Dimana kelompok penelitian tersebut terdiri dari 3 orang dan terbagi
menjadi 2 lokasi yang berbeda yaitu, Vincensius Anjar Trilaksono di lokasi jalan Magelang, Ferawati Klaudia Ida dan penulis di lokasi Badran Yogyakarta.
5. Pemberian Edukasi
Pemberian edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang PMS yang berupa penyuluhan pada saat program Kamis Sehat berlangsung, acara
tersebut diadakan setiap hari kamis minggu ke-2 setiap bulannya di kantor PKBI. Penyuluhan diberikan sebulan sekali selama 3 bulan oleh dosen-dosen Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu pemberian edukasi berupa booklet yang dilakukan berulang untuk mengingatkan subjek penelitian di
lokasi jalanan Yogyakarta. Pada pemberian edukasi ini dibantu oleh teman-teman dari PKBI DIY.
6. Pengolahan Data
Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan cara menjumlahkan angka dari setiap item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh responden,
kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik yang tepat. Sebelumnya item
pertanyaan dalam kuisioner dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu variabel pengetahuan dan variabel sikap. Hasil yang
diperoleh disajikan dalam bentuk persentase dan dianalisis secara deskriptif evaluatif untuk setiap kategori pertanyaan dan setiap karakteristik responden.
I. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan dua metode, yaitu metode statistik parametrik dan metode statistik deskriptif. Metode statistik
parametrik menggunakan Paired Sample T Test dengan taraf kepercayaaan 90. Peneliti melihat sejauh mana pengaruh pemberian edukasi tentang PMS pada PSK
jalanan Yogyakarta terhadap pengetahuan mereka tentang PMS dan sikap mereka dalam ketaatan penggunaan kondom, dengan membandingkan hasil data pretest
dan posttest. Dilakukan uji normalitas pada data yang ada, distribusi data dikatakan
normal bila nilai probabilitas Asymp.Asg lebih besar dari 0,1 dan analisis selanjutnya dapat menggunakan metode uji hipotesis Paired Sample T Test. Hasil
uji normalitas diperoleh nilai Asymp.Asg lebih besar dari 0,1 yaitu sebesar 0,5. Hal ini berarti bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal sehingga metode
uji hipotesis Paired Sample T Test dapat digunakan. Uji hipotesis menggunakan Paired Sample T Test melihat nilai t
hitung
nya. Apabila t
hitung
t
tabel
maka hipotesis nol Ho ditolak, yang berarti terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan yang signifikan pada nilai pengetahuan dan sikap responden dengan adanya pemberian edukasi Triton, 2006.
Analisis dengan metode statistik deskriptif digunakan untuk melihat bagaimana karakteristik responden ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan
lama kerja, serta melihat persentase nilai pengetahuan dan sikap responden berdasarkan tingkat pendidikan, umur, dan lama kerja setelah pemberian edukasi.
Analisis data dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest yang kemudian dicari nilai rata-ratanya. Kuisioner dibagi menjadi 2
bagian, yaitu persentase perubahan pengetahuan dan persentase perubahan sikap. Persentase perubahan pengetahuan dilihat dari rata-rata peningkatan nilai jawaban
pengetahuan pada PSK jalanan Yogyakarta setelah pemberian edukasi yang dibuat dalam persen. Persentase perubahan sikap dilihat dari rata-rata peningkatan nilai
jawaban sikap pada PSK jalanan Yogyakarta setelah pemberian edukasi yang dibuat dalam persen. Cara perhitungan didasarkan pada rumus di bawah ini.
P =
N X
x 100 Keterangan:
P : Persentase X: Rata- rata nilai selisih antara pretest dan posttest
N: Jumlah item pertanyaan
J. Kesulitan Penelitian
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama penelitian ini antara lain adalah cuaca yang tidak menentu karena pada saat penelitian ini dilakukan masuk dalam
musim hujan dimana kecenderungan hujan terjadi pada malam hari. Faktor lokasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang kurang nyaman dan gelap. Lokasi kurang nyaman karena lokasi merupakan jalurrel kereta api yang aktif digunakan setiap saat sehingga pendekatan yang
dilakukan peneliti agak sedikit terhambat apabila ada kereta api yang sedang lewat. Kondisi yang gelap juga cukup menyulitkan peneliti pada saat turun ke
lapangan. Selain itu, penelitian dilakukan saat memasuki bulan ramadhan sehingga di lokasi penelitian sering terjadi razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Satpol PP. Tingkat pendidikan responden yang rendah juga menjadi salah satu hambatan bagi peneliti, sehingga peneliti dituntut untuk dapat menuntun satu
persatu pertanyaan dalam pengisian kuisioner. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006
Karakteristik PSK jalanan Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian bila ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama bekerja mereka
sebagai PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006.
1. Tingkat Pendidikan
Sebagian besar PSK jalanan Yogyakarta merupakan lulusan SD sebanyak 22 orang 75,9 dan lulusan SLTP sebanyak 7 orang 24,1 dari jumlah
populasi. Hasil lengkapnya ditunjukkan pada gambar 1.
75,9
24,1
25 50
75 100
P er
sen tase
Tingkat Pendidikan
SD SLTP
SLTA
Gambar 1. Persentase Tingkat Pendidikan PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006
Dilihat dari persentase tingkat pendidikan mereka yang sebagian besar hanya sampai SD 75,9, hal ini sesuai dengan ciri-ciri khas PSK perempuan
menurut Kartono 1999 yang menyatakan bahwa PSK biasanya tidak memiliki ketrampilan khusus dan kurang pendidikannya. Mereka mengganggap bahwa
26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pekerjaan sebagai PSK mudah untuk dilakukan, tidak memerlukan ketrampilan khusus dan pendidikan yang tinggi.
2. Umur
Pekerja Seks Komersial PSK jalanan Yogyakarta tahun 2006 di dominasi oleh PSK berumur 21-40 tahun 69. Di posisi kedua umur 41-60 tahun
24,1, sedangkan persentase terendah adalah 6,9 merupakan PSK berumur
21 tahun. Hasil lengkapnya ditunjukkan pada gambar 2.
6,9
25 50
75 100
P e
rs en
tas e
69
24,1
Umur tahun
21 tahun 21-40 tahun
41-60 tahun 60 tahun
Gambar 2. Persentase Umur PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006
Para PSK pada umur 21-40 tahun cenderung lebih agresif dalam pendekatan mereka kepada para pelanggan, sehingga mereka lebih disukai
pelanggan.
3. Lama Kerja
Dari hasil yang diperoleh, sebagian besar PSK jalanan Yogyakarta telah bekerja 4 tahun 69 ini berarti mereka termasuk wajah-wajah lama. Di posisi
kedua sebesar 24,1 untuk mereka yang memiliki lama kerja 3-4 tahun dan posisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terakhir sebesar 6,9 untuk mereka yang telah memiliki lama kerja 3 tahun. Hasil lengkapnya ditunjukkan pada gambar 3.
6,9 24,1
69
25 50
75 100
Pers en
tase
Lama Kerja tahun
3 tahun 3-4 tahun
4 tahun
Gambar 3. Persentase Lama Kerja PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006
Alasan mereka masih tetap bertahan di lokasi jalanan Yogyakarta disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya usia mereka sudah tidak muda
lagi sehingga untuk mendapatkan pelanggan sangat sulit jika harus berpindah- pindah lokasi kerja yang baru, selain itu mereka sudah cukup memiliki pelanggan
yang setia dan sudah mereka percayai tidak mengidap PMS di lokasi kerja mereka tersebut.
B. Pengaruh Edukasi tentang PMS terhadap Pengetahuan dan Sikap
PSK Jalanan Yogyakarta Tahun 2006
Pada penelitian ini digunakan analisis statistik Paired Sample T Test dengan taraf kepercayaan 90. Diperoleh nilai Asymp.Sig lebih besar dari 0,1
yaitu sebesar 0,5. Hal ini berarti bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal sehingga metode uji hipotesis Paired Sample T Test dapat digunakan.