Jamu Pegel Linu PENELAAHAN PUSTAKA

1. Rubor kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar akibat adanya pelepasan mediator kimia yakni histamin. Dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagaian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangaan akut Price dan Wilson, 1992. 2. Tumor pembengkakan merupakan segi paling mencolok dari peradangan akut. Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair. Kemudian sel – sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat Price dan Wilson, 1992. 3. Kolor panas, berjalan sejajar dengan kemerahan reaksi peradangan akut. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas sebab terdapat lebih banyak darah yang disalurkan dari dalam tubuh ke permukaan tubuh yang terkena dari pada yang disalurkan ke daerah normal Price dan Wilson, 1995. 4. Dolor rasa sakit, dari reaksi peradangan ditimbulkan melalui berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit Price dan Wilson, 1995. 5. Fungsio laesa perubahan fungsi Penyebab inflamasi banyak sekali dan beraneka ragam, dan penting sekali untuk diketahui bahwa inflamasi dan infeksi itu tidak sinonim. Infeksi adalah adanya mikroorganisme hidup dalam jaringan. Infeksi ini hanya merupakan salah satu penyebab dari inflamasi. Inflamasi dapat terjadi dengan mudah pada keadaan steril sempurna, seperti sewaktu sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah Price dan Wilson, 1992. Pengaruh yang sifatnya merusak sel sering juga disebut noksi. Noksi dapat berupa noksi kimia obat-obatan, noksi fisika panas atau dingin yang berlebihan, radiasi, benturan, serta infeksi dengan mikroorganisme atau parasit Mutschler, 1991. Radang dapat dihentikan dengan meniadakan noksi misalnya dengan transfer toksin keluar atau dengan menghentikan kerja yang merusak. Walaupun demikian, seringkali pada gangguan aliran darah regional dan eksudasi terjadi emigrasi sel-sel darah misal: granulosit, makrofag ke dalam ruang ekstra sel serta prolifersi histiosit dan fibroblast. Proses-proses ini juga berfungsi primer pada perlawanan terhadap kerusakan serta pemulihan kondisi asalnya Mutschler, 1991. Secara lebih sederhana, proses terjadinya inflamasi dapat digambarkan sebagai berikut : Pemerahan Noksius Nyeri Emigrasi Leukosit Proliferasi Seluler Kerusakan sel Pembebasan bahan mediator Eksudasi Perangsangan Reseptor nyeri Gangguan Sirkulasi lokal Panas Eksudasi Gangguan fungsi Gambar 1. Patogenesis dan gejala suatu peradangan Mutschler, 1991 Kejadian peradangan secara garis besar cenderung sama, oleh karena itu reaksi peradangan dapat dipelajari sebagai gejala umum. Mekanisme peradangan antara lain dapat dilihat pada kejadian hiperimia, ukuran arteriol pengatur aliran darah dalam kapiler. Dalam keadaan normal, aliran sedimikian rupa sehingga beberapa kapiler kelihatan kolaps dan lainnya sangat sempit. Pada dilatasi arteriol, pertambahan volume darah yang mengalir ke dalam kapiler meregangkan dan menimbulkan perubahan warna menjadi kemerahan yang menyolok pada jaringan, hal ini merupakan gejala awal dari suatu peradangan Price dan Wilson, 1992. Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipid yang ada menjadi asam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Air Dalam Jamu Pegal Linu Secara Destilasi Toluen

0 9 34

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DI JUAL DI SURAKARTA MENGGUNAKAN Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Pegal Linu Yang Di Jual Di Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV.

0 2 12

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DI JUAL DI SURAKARTA MENGGUNAKAN Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Pegal Linu Yang Di Jual Di Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV.

0 3 15

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Pegal Linu Sido Muncul dan jamu Prolinu Air Mancur pada mencit jantan dengan metode Langford dkk., yang dimodifikasi.

0 7 96

Analisis Parasetamol pada Jamu Pegal Linu yang Beredar di Surakarta dengan Metode KLT-Densitometri.

0 0 16

Analisis Parasetamol Pada Jamu Pegal Linu Yang Beredar Di Surakarta Dengan Metode KLT-Densitometri Doc241

0 0 1

Analisis Adulterasi Jamu Pegal Linu yang Diperoleh dari Pasar di Jakarta dan Sekitarnya (Analysis of Adulterated Jamu Pegal Linu Obtained from the Market in Jakarta)

0 3 6

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Pegel Linu Air Mancur dan jamu Pegal Linu Jamu Jago pada mencit jantan dengan metode Langford dkk, yang dimodifokasi - USD Repository

0 0 117

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Ngeres Linu Ny. Meneer dan jamu Pegal Linu Iboe pada mencit jantan dengan metode Langford dkk yang dimodifikasi - USD Repository

0 1 107

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Pegal Linu Sido Muncul dan jamu Prolinu Air Mancur pada mencit jantan dengan metode Langford dkk., yang dimodifikasi - USD Repository

0 0 94