Alat Penelitian Tata Cara Penelitian

Jadi dosis jamu pegal linu untuk mencit adalah : Sebagai dosis atas adalah dosis dari 2 bungkus jamu pegal linu dengan berat bersih 14 g: Konversi ke orang 70 kg : Konversi ke mencit 20 g : Jadi dosis jamu pegal linu untuk mencit adalah : b. Penetapan dosis suspensi karagenin Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian Williamson dkk 1996 yaitu dengan kadar 1 yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 fisiologis yang disuntikkan secara subplantar pada terlapak kaki mencit jantan sebesar 0,05 ml sehingga diperoleh dosis larutan karagenin sebesar 25 mgkg BB c. Orientasi selang waktu pemotongan kaki Dua belas hewan uji dibagi dalam empat kelompok, kemudian kaki kirinya disuntik dengan karagenin 1 dengan dosis 25 mgkg BB sedangkan pada kaki kanan dilakukan shame injection telapak kaki ditusuk dengan spuit injeksi sebagai kontrol. Tiap kelompok dikurbankan pada selang waktu tertentu 1, 2, 3, dan 4 jam setelah penyuntikan karagenin. Setelah dikurbankan, kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. Waktu pemotongan kaki ditentukan pada saat kaki mengalami peningkatan udema yang terbesar. d. Orientasi dosis efektif natrium diklofenak Dosis natrium diklofenak yang digunakan sebagai dosis orientasi adalah 9,75; 10,795; dan 11,95 mgkg BB. Dosis ini diperoleh berdasarkan penelitian Handani 2002 dengan cara perhitungan: 1 Dosis I Manusia 70 kg = 75 mgkg BB BB kg 70 BB kg mg 75 Konversi ke mencit 20 g = x 0,0026 = 0,195 mg20g BB = 9,75 mgkg BB 2 Dosis II Manusia 70 kg = 83,039 mgkg BB BB kg 70 BB kg mg 83,039 Konversi ke mencit 20 g = x 0,0026 = 0,216 mg20g BB = 10,795 mgkg BB 3 Dosis III Manusia 70 kg = 91,923 mgkg BB BB kg 70 BB kg mg 91,923 Konversi ke mencit 20 g = x 0,0026 = 0,239 mg20g BB = 11,95 mgkg BB Dari ketiga dosis tersebut kemudian dicari dosis yang mampu memberikan penurunan bobot udema yang paling tinggi dengan cara sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sembilan hewan uji dibagi dalam tiga kelompok. Tiap kelompok diberi natrium diklofenak secara peroral dengan dosis tertentu 9,75 mgkg BB; 10,795 mgkg BB; dan 11,95 mgkg BB 15 menit sebelum disuntik dengan karagenin 1 dengan dosis 25 mgkg BB. T jam setelah disuntik karagenin, hewan uji dikurbankan dan kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. Dosis natrium diklofenak ditentukan pada saat kaki mengalami penurunan udema yang berarti. T jam adalah selang waktu pemotongan kaki hasil orientasi. e. Orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak Dua belas hewan uji dibagi dalam empat kelompok. Tiap kelompok diberi natrium diklofenak secara peroral dengan dosis hasil orientasi pada selang waktu tertentu 15, 30, 45, dan 60 menit sebelum disuntik dengan karagenin 1 dosis 25 mgkg BB. T jam setelah penyuntikan karagenin, hewan uji dikurbankan dan kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. Waktu pemberian natrium diklofenak ditentukan pada saat kaki mengalami penurunan udema yang terbesar.

3. Perlakuan pada Hewan Uji

Mencit akan dibagi menjadi 8 kelompok secara acak, tiap kelompok terdiri dari 6 hewan uji. Kelompok I :kontrol negatif -, diberi aquadest 25 mgkg BB Kelompok II :kontrol positif +, diberi natrium diklofenak dengan dosis sesuai hasil penetapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kelompok III : diberi jamu Ngeres Linu ® yang diproduksi oleh PT. Nyonya Meneer dengan dosis 637 mgkg BB. Kelompok IV : diberi jamu Ngeres Linu ® yang diproduksi oleh PT. Nyonya Meneer dengan dosis 1274 mgkg BB. Kelompok V : diberi jamu Ngeres Linu ® yang diproduksi oleh PT. Nyonya Meneer dengan dosis 2548 mgkg BB. Kelompok VI : diberi jamu Pegel Linu ® yang diproduksi oleh PT. Jamu Iboe Jaya dengan dosis 637 mgkg BB. Kelompok VII : diberi jamu Pegel Linu ® yang diproduksi oleh PT. Jamu Iboe Jaya dengan dosis 1274 mgkg BB. Kelompok VIII : diberi jamu Pegel Linu ® yang diproduksi oleh PT. Jamu Iboe Jaya dengan dosis 2548 mgkg BB. Mencit dalam setiap kelompok uji akan diberi sediaan jamu dengan dosis yang telah dikonversi secara p.o. Setelah t menit, masing-masing kelompok akan diberi pra perlakuan berupa penyuntikan telapak kaki kiri belakang dengan karagenin 1 dosis 25 mgkg BB dan pada telapak kaki kanan dilakukan shame injection. Tunggu sampai T waktu setelah itu mencit dikurbankan dan kakinya dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang dan dicari selisih bobot kakinya. T dan t adalah waktu hasil orientasi.

4. Perhitungan Respon Daya Anti-Inflamasi

Aktivitas anti-inflamasi pada metode Langford dkk 1972 yang telah dimodifikasi, dievaluasi dengan perubahan bobot kaki mencit yang dinyatakan sebagai persen daya anti-inflamasi yang dirumuskan sebagai berikut : 100 x U D U − Persen daya anti-inflamasi = Dimana U : harga rata-rata berat kaki kelompok karagenin dikurangi rata- rata berat kaki normal tanpa perlakuan D : harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata berat kaki normal tanpa perlakuan

5. Perhitungan Potensi Relatif Daya Anti-Inflamasi

100 x Diklofenak Natrium Inflamasi Anti Daya Uji Sediaan Inflamasi Anti Daya Potensi Relatif =

H. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan analisis varian ANOVA satu arah taraf kepercayaan 95 . Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada kelompok perlakuan. Analisis dilanjutkan dengan uji SCHEFE untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak bermakna.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Survei Produk Jamu Pegel Linu

Di antara produk – produk jamu dalam bentuk serbuk siap seduh yang beredar di masyarakat, produk jamu pegal linu merupakan produk jamu yang paling diminati di masyarakat. Berdasarkan pengamatan ke beberapa toko jamu, Jamu Ngeres Linu ® yang diproduksi oleh P.T. Nyonya Meneer, Semarang dengan nomor registrasi Dep. Kes. RI. No. TR. 77125181 dan Jamu Pegel Linu ® produksi P.T. Jamu Iboe Jaya, Surabaya dengan nomor registrasi Dep. Kes. RI No. TR. 772205071 termasuk produk-produk jamu pegal linu yang diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuktikan efek anti- inflamasi dari kedua produk jamu pegal linu tersebut serta kan dibandingkan daya anti-inflamasinya.

B. Hasil Orientasi Percobaan

Sebelum melakukan pengujian efek dan perbandingan daya anti- inflamasi jamu pegal linu, terlebih dahulu dilakukan orientasi. Orientasi ini bertujuan untuk validasi metode yang akan digunakan untuk menguji efek anti- inflamasi jamu pegal linu. Orientasi yang dilakukan meliputi: orientasi waktu pemotongan kaki mencit, orientasi dosis efektif natrium diklofenak, dan orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak. Data yang diperoleh dari orientasi tersebut kemudian dianalisis kehomogenannya melalui uji kolmogorov smirnov. Data yang homogen memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05. Jika didapatkan data yang homogen, maka dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95 untuk melihat apakah antar kelompok terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak. Apabila didapatkan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang menandakan bahwa ada perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji SCHEFFE untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut bermakna atau tidak. 1. Orientasi selang waktu pemotongan kaki Orientasi waktu pemotongan kaki mencit bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat saat karagenin sebagai inflamatogen atau zat peradang menimbulkan bobot udema yang terbesar pada kaki mencit. Alasan pemilihan karagenin sebagai zat penginduksi radang antara lain karena karagenin merupakan salah satu iritan yang paling sering dipakai dalam memprediksi efektifitas potensial terapetik dari obat – obat anti-inflamasi, baik dari golongan steroid maupun non steroid. Waktu yang digunakan dalam orientasi pemotongan kaki ini adalah 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin secara subplantar pada mencit. Bobot udema diperoleh dengan cara mengurangkan bobot kaki mencit yang disuntik karagenin dengan bobot kaki mencit yang disuntik dengan spuit injeksi tanpa karagenin shame injection . Hal ini dilakukan sebagai faktor koreksi agar bobot udem yang diperoleh benar – benar hanya berasal dari peradangan oleh inflamatogen dan bukan karena luka akibat suntikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Data bobot udema kaki mencit setelah injeksi karagenin 1 dalam rentang waktu 1, 2, 3, dan 4 jam dapat dilihat pada lampiran. Bobot udema rata – rata kaki mencit untuk masing – masing kelompok waktu pemotongan dapat dilihat pada tabel I dan grafiknya dapat dilihat pada gambar 4 Gambar 4. Grafik bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin secara subplantar pada rentang waktu tertentu. Data udema yang diperoleh tersebut kemudian diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat kenormalan distribusi data. Dari uji tersebut didapat nilai p sebesar 0,897 yang menunjukkan bahwa data tersistribusi normal karena nilai p lebih besar dari 0,05. Selanjutnya dilakukan analisis ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95 yang bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Dari uji ANOVA diketahui bahwa bobot udema antar kelompok perlakuan secara statistik berbeda nilai p lebih dari 0,05. Untuk melihat apakah perbedaan tersebut bermakna atau tidak secara statistik maka dilakukan uji SCHEFFE. Rangkuman hasil uji SCHEFFE dapat dilihat pada tabel II.

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Air Dalam Jamu Pegal Linu Secara Destilasi Toluen

0 9 34

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DI JUAL DI SURAKARTA MENGGUNAKAN Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Pegal Linu Yang Di Jual Di Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV.

0 2 12

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DI JUAL DI SURAKARTA MENGGUNAKAN Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Pegal Linu Yang Di Jual Di Surakarta Menggunakan Metode Spektrofotometri UV.

0 3 15

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Pegal Linu Sido Muncul dan jamu Prolinu Air Mancur pada mencit jantan dengan metode Langford dkk., yang dimodifikasi.

0 7 96

Analisis Parasetamol pada Jamu Pegal Linu yang Beredar di Surakarta dengan Metode KLT-Densitometri.

0 0 16

Analisis Parasetamol Pada Jamu Pegal Linu Yang Beredar Di Surakarta Dengan Metode KLT-Densitometri Doc241

0 0 1

Analisis Adulterasi Jamu Pegal Linu yang Diperoleh dari Pasar di Jakarta dan Sekitarnya (Analysis of Adulterated Jamu Pegal Linu Obtained from the Market in Jakarta)

0 3 6

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Pegel Linu Air Mancur dan jamu Pegal Linu Jamu Jago pada mencit jantan dengan metode Langford dkk, yang dimodifokasi - USD Repository

0 0 117

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Ngeres Linu Ny. Meneer dan jamu Pegal Linu Iboe pada mencit jantan dengan metode Langford dkk yang dimodifikasi - USD Repository

0 1 107

Uji efek dan perbandingan daya anti-inflamasi jamu Pegal Linu Sido Muncul dan jamu Prolinu Air Mancur pada mencit jantan dengan metode Langford dkk., yang dimodifikasi - USD Repository

0 0 94