mencari informasi mengenai produk jamu pegal linu yang diminati oleh masyarakat. Dari pengamatan tersebut dipilih dua jamu yang akan di uji
dalam penelitian ini. b.
Pembuatan jamu pegal linu Sepuluh gram serbuk jamu diseduh dengan 100 ml air panas
sehingga didapatkan konsentrasi 0,1 gml kemudian didinginkan sebelum diberikan pada mencit.
c. Pembuatan larutan karagenin
Menurut Williamson, Okpako, dan Evans 1996, 0,05 ml larutan karagenin 1 yang dilarutkan dalam 0,9 NaCl fisiologis digunakan
sebagai bahan pembuat radang pada mencit. Larutan karagenin 1 dibuat dengan cara melarutkan 100 mg karagenin ke dalam NaCl fisiologis 0,9
hingga volume 10 ml. Perhitungan dosis karagenin dengan mengasumsikan volume pemberian 0,05 ml dan bobot mencit 20 g adalah
sebagai berikut:
kg ml
mg x
02 ,
10 100
05 ,
Dosis karagenin =
= 25 mgkg BB d.
Pembuatan larutan natrium diklofenak Larutan diklofenak dibuat dengan cara menimbang 4,50 mg
natrium diklofenak serbuk kemudian ditambah aquadest sampai volumenya 25 ml, sehingga diperoleh konsentrasi 0,18 mgml.
2. Orientasi dan Penetapan Dosis
a. Penetapan dosis jamu pegal linu
Dosis jamu pegal linu ditetapkan dengan cara mengkonversi dosis untuk manusia ke dosis mencit. Dalam kemasan jamu pegal linu disebutkan
bahwa dosis satu bungkus adalah 7 g. Dosis tersebut dikonversikan dengan perhitungan sebagai berikut:
7 g = 7000 mg , Bobot manusia Indonesia = 50 kg Konversi ke bobot manusia 70 kg
Konversi ke mencit 20 g:
Dosis :
Dosis yang diperoleh merupakan dosis terapi jamu pegal linu. Sebagai dosis bawah adalah dosis dari setengah bungkus jamu pegal linu dengan
berat bersih 3,5 g: Konversi ke orang 70 kg :
Konversi ke mencit 20 g : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jadi dosis jamu pegal linu untuk mencit adalah :
Sebagai dosis atas adalah dosis dari 2 bungkus jamu pegal linu dengan berat bersih 14 g:
Konversi ke orang 70 kg :
Konversi ke mencit 20 g :
Jadi dosis jamu pegal linu untuk mencit adalah :
b. Penetapan dosis suspensi karagenin
Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian Williamson dkk 1996 yaitu dengan kadar 1 yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 fisiologis
yang disuntikkan secara subplantar pada terlapak kaki mencit jantan sebesar 0,05 ml sehingga diperoleh dosis larutan karagenin sebesar 25 mgkg BB
c. Orientasi selang waktu pemotongan kaki
Dua belas hewan uji dibagi dalam empat kelompok, kemudian kaki kirinya disuntik dengan karagenin 1 dengan dosis 25 mgkg BB sedangkan
pada kaki kanan dilakukan shame injection telapak kaki ditusuk dengan spuit injeksi sebagai kontrol. Tiap kelompok dikurbankan pada selang waktu
tertentu 1, 2, 3, dan 4 jam setelah penyuntikan karagenin. Setelah dikurbankan, kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan