dan sel utuh yang lengkap Gryglewski, 1977. Radang selaput dada yang disebabkan karagenin dipertimbangkan sebagai model inflamasi akut yang paling
sempurna dimana keluarnya cairan, migrasi leukosit, dan parameter biokimia lain yang ada dalam respon inflamasi dapat diukur dengan mudah dari eksudat Vogel,
2002 5.
Tes kantung granuloma
Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan potensi anti-inflamasi kortikosteroid Vogel, 2002. Setelah kantung dibuat di punggung tikus dengan
injeksi subkutan 10 – 25 ml udara steril, berbagai iritan minyak croton yang dicairkan, turpentine, microbacterial, fosfolipase A
2
atau karagenin dimasukkan pada lubang Gryglewski, 1977. Empat puluh delapan jam sesudahnya udara
diambil dan hewan diinjeksi larutan uji atau larutan standar Vogel, 2002. Empat sampai empat belas hari setelahnya respon inflamasi dievaluasi dengan dasar
volume cairan yang diambil dari kantung sama seperti berat dan tebal dinding kantung. Model kantung granuloma ini lebih sensitif terhadap obat anti-inflamasi
steroid daripada non steroid Gryglewski, 1977. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode evaluasi aktifitas anti-
inflamasi yang telah dilakukan oleh Langford, Holmes, dan Emele pada tahun 1972. Pada penelitian tersebut, digunakan mencit betina dengan suspensi ragi
yeast sebagai inflamatogen yang disuntikkan pada telapak kaki kanan kaki belakang. Rumus yang digunakan untuk menyatakan persentase respon anti-
inflamasi adalah sebagai berikut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100 x
D D
U −
Persen respon anti-inflamasi = Dimana U : harga rata-rata berat kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata
berat kaki normal tanpa perlakuan D : harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata
berat kaki normal tanpa perlakuan Metode evaluasi aktifitas anti-inflamasi tersebut dimodifikasi dengan
mengganti inflamatogen dan telapak kaki yang diradangkan. Sebagai inflamatogen, digunakan karagenin 1 sedangkan telapak kaki yang diradangkan
adalah telapak kaki kiri kaki belakang. Karena persentase daya anti-inflamasi dihitung dari pengurangan bobot udema maka rumus di atas diubah sebagai
berikut:
100 x
U D
U −
Persen daya anti-inflamasi = Dimana U : harga rata-rata berat kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata
berat kaki normal tanpa perlakuan D : harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata
berat kaki normal tanpa perlakuan
H. Landasan Teori
Inflamasi adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial pada daerah cedera atau nekrosis Price dan Wilson, 1992. Menurut Bellanti 1993, inflamasi dapat dipandang sebagai satu seri peristiwa kompleks
yang berkembang bila tubuh mendapat injuri secara mekanik atau agen kimia atau oleh proses penghancuran diri autoimun.
Menurut Tjay dan Rahardja 2002 bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau
mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipid yang ada menjadi asam arakidonat. Asam arakhidonat kemudian dimetabolisme melalui
jalur siklooksigenase dan lipoksigenase menghasilkan mediator-mediator prostagladin, leukotrien, prostasiklin dan lain-lain yang berperan dalam
terjadinya peradangan. Reaksi inflamasi yang disebabkan oleh induksi karagenin memiliki 2 fase, yaitu fase awal dan akhir. Fase awal berlangsung selama 60
menit dan berhubungan dengan pelepasan histamin, serotonin dan bradikinin. Fase akhir terjadi 60 menit setelah injeksi hingga 3 jam. Fase ini berhubungan
dengan pelepasan prostaglandin dan neutrofil yang menghasilkan radikal bebas, seperti hidrogen peroksida, superoksida, dan radikal hidroksil Suleyman dkk,
2004 Menurut Duweijua dan Zeitlin 1993, senyawa-senyawa yang dapat
berkhasiat sebagai obat anti-inflamasi antara lain : senyawa golongan flavonoid, senyawa golongan alkaloid, senyawa golongan minyak atsiri, senyawa golongan
asam fenol, dan tannin. Senyawa kelompok flavonoid berpotensi menghambat metabolisme asam arakidonat.
Mekanisme anti-inflammasi dari flavonoid terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidonat, pembentukan
prostaglandin, pelepasan histamin, atau aktivitas radical scavenging suatu molekul Pawiroharsono, 2007
Jamu Ngeres Linu
®
Ny. Meneer dan jamu Pegel Linu
®
Iboe tersusun dari tumbuhan- tumbuhan yang mengandung senyawa golongan flavonoid dan minyak
atsiri. Adanya senyawa flavonoid dan minyak atsiri dalam jamu pegal linu diharapkan memiliki aktivitas anti inflamasi
Sehubungan dengan pegal linu dan nyeri otot yang merupakan inflamasi maka khasiat pengobatan pegal linu dapat diartikan sebagai khasiat anti-
inflamasi.
I. Hipotesis
Jamu Ngeres Linu
®
Ny. Meneer dan Jamu Pegel Linu
®
Iboe mempunyai daya anti-inflamasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
B. Metode Uji Daya Anti – Inflamasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah paw edema test atau induksi kaki belakang oleh Langford, Holmes, dan Emele 1972 yang telah
dimodifikasi. Prinsip dari metode ini yaitu aktivitas anti-inflamasi ditandai dengan penurunan bobot udema. Udema di induksi dengan menggunakan karagenin 1,
kemudian kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. Persentase daya anti-inflamasi dapat dihitung dari penurunan berat kaki hewan uji.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel utama dan variable pengacau.
Variabel Utama
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis dari kedua produk jamu pegal linu. Dosis yang digunakan adalah 637 mgkg BB, 1274 mgkg
BB, dan 2548 mgkg BB. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI