medium M199 dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 sedangkan untuk faktor koreksi, 100 µl sampel ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi medium M199
dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2. Selanjutnya 96-well plate diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37
o
C, dalam inkubator dengan aliran 5 CO
2.
Pada akhir inkubasi, ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 10 μl
MTT 2,5 μgml dalam media M199, lalu diinkubasikan semalam pada suhu 37
o
C, dalam inkubator dengan aliran CO
2
5. Sel hidup akan bereaksi dengan MTT dan membentuk warna ungu. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 50
μl reagen stopper pada setiap sumuran dan inkubasi semalam pada suhu kamar.
Serapan setiap sumuran dibaca deangan ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm. Besarnya serapan berbanding lurus dengan jumlah sel yang hidup.
E. Analisis Hasil
Pada metode MTT ini, serapan terbaca menunjukkan jumlah sel yang hidup dan hasil akhir uji sitotoksisitas yaitu persentase kematian sel yang dihitung
menggunakan modifikasi rumus Abbot, dengan persamaan berikut:
Kematian sel =
100 x
A C
B A
− −
Keterangan : A = Rata-rata absorbansi kontrol
B = Rata-rata absorbansi perlakuan C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel
Untuk menghitung harga LC
50
dilakukan perhitungan secara statistik menggunakan analisis probit sedangkan untuk menganalisis signifikansi
dilakukan pengolahan data dengan statistik uji T sampel independen independent-samples T Test.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Penelitian ini menggunakan bahan utama berupa daun mimba. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pada penggunaan tanaman yang digunakan
maka dilakukan determinasi. Determinasi dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman Obat, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
B. Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan terlebih dahulu untuk menghilangkan semua pengotor dan kontaminan yang bisa
mengganggu pada saat proses penelitian. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan metode uap panas bertekanan yang dilakukan pada suhu 121°C
selama kurang lebih 20 menit dan tekanan 1 atm. Metode uap panas ini dapat membunuh mikroorganisme secara cepat disebabkan uap air panas yang lebih
mudah melakukan penetrasi ke dalam membran sel mikroorganisme. Prinsip pemusnahan mikroorganisme dengan metode ini adalah uap air panas yang
berpenetrasi ke dalam sel mikroorganisme akan mengakibatkan koagulasi dan denaturasi protein mikroorganisme. Penetrasi uap air panas yang cepat
mengakibatkan perusakan sel mikroorganisme yang lebih cepat.
C. Preparasi Sampel Fraksi Protein Daun Mimba
Pada penelitian ini menggunakan sampel berupa fraksi protein daun mimba. Sampel dibuat dari daun mimba yang sebelumnya sudah dicuci bersih