Staining bersifat kualitatif dan hanya mengindikasikan sel yang masih hidup Anonim, 2006b.
G. Mekanisme Senyawa Antikanker
Senyawa yang digunakan sebagai bahan obat kanker memiliki salah satu kemampuan untuk menghambat terjadinya kanker dengan mekanisme
menghambat sintesis asam nukleat atau dengan menghambat proses pembelahan sel pada saat mitosis dengan cara mengikat protein tubulin dalam spindle mitosis
dan menghalangi polymerase ke dalam mikrotubulus. Mekanisme lain yaitu menghambat sintesis DNA dan replikasinya melalui enzim topoisomerase
Dewick, 1986.
H. Landasan Teori
Kanker merupakan penyakit berbahaya yang merusak bagian- bagian tubuh, ditandai pertumbuhan yang cepat dan tidak terkendali. Apabila proses
tersebut tidak ditahan pertumbuhannya akan menyebabkan kematian sel organisme. Banyak penelitian menggunakan fraksi protein dari berbagai jenis
tanaman. Daun mimba diteliti sebagai antikanker dalam penelitian yang berjudul “Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba Azadirachta indica A. Juss Hasil
Pengendapan dengan Ammonium Sulfat 30, 60, dan 100 Jenuh terhadap Kultur Sel SiHa Candra, 200”.
Dari penelitian Candra 2006 diketahui bahwa bahwa harga LC
50
yang diperoleh dari fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium
sulfat 30, 60, dan 100 jenuh berturut-turut adalah sebesar 1,72 μgml; 0,04
μgml; dan 32,56 μgml. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fraksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
protein 60 berefek paling sitotoksik terhadap sel SiHa dan fraksi protein 30 dan 60 diperkirakan memiliki aktivitas sebagai antikanker.
Dari hasil penelitian tersebut maka diduga bahwa fraksi protein yang lebih kecil dari 60 juga mempunyai daya sitotoksik terhadap sel SiHa dan diperkirakan
memiliki aktivitas sebagai antikanker. Hal tersebut yang mendasari dilakukannya penelitian tentang Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba Azadirachta indica
A. Juss FP
30
, FP
40
, FP
50
,dan FP
60
Terhadap Kultur Sel SiHa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi protein mana yang
menghasilkan efek sitotoksik paling besar dan lebih berpotensi untuk dikembangkan ke depannya sebagai senyawa antikanker.
I. Hipotesis
Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba Azadirachta indica A. Juss FP
30
, FP
40
, FP
50
,dan FP
60
Terhadap Kultur Sel SiHa memiliki efek sitotoksisitas sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian sitotoksisitas fraksi protein daun mimba Azadirachta indica A.
Juss FP
30
, FP
40
, FP
50
, dan FP
60
terhadap kultur sel SiHa ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel bebas
Kadar fraksi protein daun mimba yaitu 0,20 μgml; 0,39 μgml; 0,78 μgml;
1,56 μgml; 3,13 μgml; 6,25 μgml; 12,5 μgml; 25 μgml; 50 μgml; 100
μgml dan 200 μgml. 2.
Variabel tergantung Persentase kematian sel SiHa dan sel Vero.
3. Variabel pengacau terkendali a.
pH dan suhu pembuatan fraksi protein, dikendalikan pada pH 7,2 dan suhu 4
o
C. b.
medium tumbuh sel dikendalikan dengan menggunakan medium RPMI 1640-serum untuk sel SiHa dan M199 untuk sel Vero.
c. tempat tumbuh dan waktu pemanenan daun mimba dikendalikan dengan
memanen daun pada tempat dan waktu yang sama. 4. Variabel pengacau tak terkendali
Kematian alami sel SiHa dan sel Vero. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Definisi operasional a.
sitotoksisitas ialah sifat toksik atau beracun dari fraksi protein daun mimba terhadap sel SiHa dan sel Vero.
b.fraksi protein ialah fraksi protein daun mimba Azadirachta indica A.
Juss. FP
30
, FP
40
, FP
50
, dan FP
60
, dinyatakan dalam µgml. c.
LC
50
ialah konsentrasi fraksi protein daun mimba yang mampu membunuh atau menyebabkan kematian sejumlah 50 sel uji dan dinyatakan dalam
µgml.
C. Alat dan Bahan 1.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat-alat gelas, stamper, mortir, timbangan analitik AND ER-400 H, alumunium foil, magnetic
stirrer, tabung conical, autoklaf, tissue culture flask, swing rotor sentrifuge PLC, inkubator Nuaire, mikropipet, membran dialisis Sigma, lemari
pendingin, cell counter Nunc, 96-well plate Nunc, spektrofotometer UV Cecil CE-292, ELISA reader SLT 340 ATC, laminar air flow Nuaire, mikroskop
Olympus IMT-2, haemocytometer Nebauer, kain monel, tissue, glove, masker.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah : a. daun mimba segar
b. kultur sel SiHa yang diambil dari persediaan di Laboratorium Hayati Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.