Dampak Psikologis Akibat Kekerasan Fisik dan Psikis

5. Dampak Psikologis Akibat Kekerasan Fisik dan Psikis

Kekerasan dalam bentuk apapun akan menimbulkan dampak bagi korbannya, demikian pula dalam kasus kekerasan fisik terhadap anak. Beberapa dampak dari kekerasan terhadap anak diantaranya adalah dampak psikologis, dampak fisik, dampak perilaku, dampak akademis, dampak seksual, dampak hubungan sosial, dampak persepsi diri, serta dampak spiritual Tanya, 1999; Blasio Camisasca, 2000., dalam Anantasari, 2006. Penelitian ini lebih fokus pada dampak psikologis anak akibat dari kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan oleh orang tua. Dalam perspektif psikologis, kekerasan terhadap anak dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis secara permanen serta dapat menyebabkan kerusakan emosi anak. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya terwujud dalam masalah- masalah seperti mimpi buruk berulang-ulang, kecemasan, rasa takut dan agresi tingkat tinggi, perasaan malu dan bersalah, fobia mendadak, keluhan psikosomatis, simtom depresi, perasaan susah berkepanjangan serta penarikan diri Tanya, 1999; Blasio Camisasca, 2000., dalam Anantasari, 2006. Pada beberapa kasus, kekerasan juga menimbulkan gangguan kejiwaan seperti depresi, kecemasan berlebihan, atau gangguan disosiatif, dan juga bertambahnya resiko bunuh diri Gelles dalam Huraerah, 2006. Moore dalam Fentini Huraerah, 2006 merinci dampak psikologis akibat kekerasan secara fisik dalam beberapa kategori yaitu negatif, agresif serta mudah frustrasi; pasif dan apatis; tidak mempunyai kepribadian sendiri dan hanya menurut pada orang tua; tidak mampu menghargai dirinya sendiri; sulit menjalin relasi dengan individu lain; sampai timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri. Ketidakberdayaan anak saat menghadapi kekerasan menyebabkan anak mengalami stress dan menimbulkan berbagai macam respon-respon khusus diantaranya mengembangkan PTSD Post-traumatic Stress Disorder www.aap.orgadvocacy.childhealthmontheffects.htm , 2002. PTSD Post-Traumatic Stress Disorder atau gangguan stress pasca trauma yang merupakan suatu respon berkepanjangan atau tertunda terhadap kejadian atau situasi yang cenderung menyebabkan distress pada hampir setiap orang PPDGJ III, 1993. Salah satu contoh penyebab distress yang juga merupakan kasus dalam penelitian ini adalah suatu peristiwa dimana subjek menjadi korban penyiksaan. Menurut PPDGJ III 1993, gejala khas gangguan ini adalah munculnya kejadian traumatik yang terulang kembali Flashback atau dalam mimpi, kondisi perasaan “beku” dan penumpulan emosi, menjauhi orang lain, tidak responsif, anhedonia, serta menghindari aktivitas dan situasi yang berkaitan dengan traumanya. Gejala ini muncul setelah terjadinya peristiwa kekerasan yang menyebabkan anak mengalami trauma selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Jarang ada yang melampaui dari 6 bulan, namun apabila hal itu terjadi maka dapat masuk dalam kategori Acute kurang lebih 3 bulan sampai Chronic lebih dari 3 bulan. Gejala-gejala dalam PTSD Post-Traumatic Stress Disorder yang digunakan didasarkan dalam DSM IV-TR 2003 untuk mendeskripsikan dampak psikologis subjek akibat dari kekerasan yang dialami yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Peristiwa traumatis dapat terjadi pada individu yang mengalami 1 atau lebih pada beberapa hal berikut ini : 1. Mengalami, melihat, atau berhadapan langsung dengan peristiwa tersebut atau peristiwa yang menyulitkan atau ancaman kematian atau penyiksaan atau ancaman terhadap serangan fisik pada dirinya atau orang lain. 2. Muncul respon-respon kekhawatiran, tidak berdaya, dan ketakutan yang mendalam. B. Peristiwa traumatik dialami berulang dan bertahan melalui cara berikut : 1. Pengingatan akan distress yang berulang dan mengganggu akan suatu peristiwa, gambaran, pikiran atau persepsi 2. Mimpi menyedihkan yang berulang akan suatu peristiwa 3. Bertindak atau merasakan seolah peristiwa traumatik berlangsung lagi 4. Kesedihan psikologis yang mendalam terhadap picuan internal dari diri sendiri dan eksternal faktor luar yang mensyaratkan aspek dari peristiwa traumatik 5. Ada reaksi fisiologis fisik yang muncul atas faktor internal dari diri sendiri atau eksternal faktor luar yang menyimbolkan atau menyerupai aspek dari peristiwa traumatik C. Penghindaran yang menetap terhadap stimulus yang terkait dengan trauma dan mati rasa pada respon umum, sebagaimana diindikasikan dengan tiga atau lebih hal berikut ini : 1. Usaha menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma 2. Usaha menghindari aktivitas, tempat atau orang yang mengingatkan akan trauma 3. Ketidakmampuan mengingat aspek penting dari trauma 4. Secara nyata menghilangkan ketertarikan atau partisipasi pada aktifitas 5. Perasaan tidak terikat dan terpisah dari orang lain 6. Keterbatasan aspek afeksiemosional 7. Perasaan tidak punya harapan pada masa depan D. Simptom-simptom yang menetap : 1. Kesulitan tidur dan bangun tidur 2. Irritabilitas atau ledakan amarah 3. Kesulitan berkonsentrasi 4. Kewaspadaan berlebih 5. Respon terkejut yang berlebih E. Durasi dari gangguan kriteria simptom B, C, D lebih dari satu bulan F. Gangguan mengakibatkan distress klinis yang signifikan atau ketidakberdayaan dalam sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain atau ketidakmampuan dalam melakukan tugas-tugas penting.

C. Dinamika Kekerasan Keluarga Terhadap Dampak Psikologis Anak