5. Liquidity Likuiditas
Menurut Dendawijaya 2003 , “Likuiditas adalah kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.”
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu Suatu bank dapat dikatakan
likuid, apabila bank bersangkutan mampu membayar semua hutangnya
terutama hutang jangka pendek.
Penilaian likuiditas didasarkan pada 2 rasio yaitu: a.
Rasio alat likuid terhadap hutang lancar Cash Ratio Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah deposan pada saat ditarik dengan menggunkaan alat likuid yang
dimilikinya. Dendawijaya, 2003 Cash Ratio merupakan hasil jumlah alat likuid dibandingkan dengan
jumlah hutang lancar. Alat likuid meliputi kas dan penanaman pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan tabungan bank
lain pada BPR, hutang lancar meliputi kewajiban segera, tabungan dan deposito.
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh BPR Kredit Loan to Deposits Ratio
Rasio LDR adalah rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dendawijaya, 2003
Rasio LDR meliputi: 1
Kredit yang diberikan kepada masyarakat. 2
Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai
berikut: 1
Kredit likuiditas Bank Indonesia jika ada 2
Giro, deposito, dan tabungan masyarakat 3
Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi
4 Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih
dari 3 bulan 5
Surat berharga yang diterbikan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan
6 Modal pinjaman
7 Modal inti
G. Penelitian Terdahulu