Analisis perbandingan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan metode camel studi kasus di PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik.

(1)

xiii ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN

METODE CAMEL

(Studi Kasus di PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik)

PASCALIS PUTRA PRATAMA NIM: 112114021

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik pada periode tahun 2011 sampai tahun 2014. Dasar perbandingan tingkat kesehatan BPR meliputi faktor CAMEL.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dari dokumentasi dan wawancara dengan pihak PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan metode CAMEL berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 dan No. 30/12/KEP/DIR

yang terdiri dari lima komponen yaitu : Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2011 hingga tahun 2014

PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh predikat cukup sehat, sedangkan PT. BPR

KBM Gresik memperoleh predikat sehat. Penyebab perbedaan tingkat kesehatan kedua BPR terletak pada komponen KAP, ROA, BOPO, dan LDR.


(2)

xiv ABSTRACT

THE COMPARATIVE ANALYSIS OF RURAL BANKS HEALTH BASED ON CAMEL METHOD

(Case Study at PT. BPR BAS Yogyakarta and PT. BPR KBM Gresik)

PASCALIS PUTRA PRATAMA NIM: 112114021

Sanata Dharma University Yogyakarta

The purpose of this study is to compare the health level of PT. BPR BAS Yogyakarta and PT. BPR KBM Gresik in the period 2011 to 2014. The comparison is based on CAMEL method.

This research is a case study. Data was obtained through documentation and interviews. Data analysis techniques was CAMEL based on Bank Indonesia Circular Letter No. 30/3 / UPPB dated 30 April 1997 and No. 30/12 / KEP / DIR

which was consisted of five components: Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity.

The results showed that from 2011 to 2014 PT. BPR BAS Yogyakarta got a healthy enough rating, while PT. BPR KBM Gresik got a healthy rating. The differences were due to the value of financial ratios, namely KAP, ROA, BOPO, and LDR.


(3)

(4)

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN

METODE CAMEL

(Studi Kasus di PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Pascalis Putra Pratama

NIM : 112114021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

i

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN

METODE CAMEL

(Studi Kasus di PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Pascalis Putra Pratama

NIM : 112114021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(6)

(7)

(8)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak Chosmas Chaerul Chaerawan dan Mama Margaretha Sri Mulyati, Mbah Kakung Sonia Dea Adesta Teman-teman Sekre Lele Thora, Dedi, Jef, Vita, Igna, Ari, Angel, Nico, Dhani, Maurits, Gala, Ana, Tara, Karte, Bagus, Aan, Mukti, Nico sepep Teman-teman sekre COC

MOTTO

Waktumu akan tiba saat semua usahamu telah matang dan hakmu pun timbul sebagai hasilnya, bersabarlah

(Anonim)

Ana mangsane wong arep seneng iku susah dhisik, wong arep mulyo iku rekasa dhisik


(9)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN

METODE CAMEL

(Studi Kasus di PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juni 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak , dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,


(10)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Pascalis Putra Pratama

Nomor Induk Mahasiswa : 112114021

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN METODE CAMEL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

hak kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2015

Yang menyatakan,


(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc., QIA selaku Pembimbing I yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepada kedua orang tua Chosmas Chaerul Chaerawan, SE dan Margaretha Sri Mulyati, S.IP yang tak pernah lelah memberi dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Sahabat-sahabat yang tak terlupakan Dedi, Gala, Ana, Tara, Karte, Jefri, om Thora, Libert, Owen, Berto, Vita yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Sonia Dea Adesta yang dengan sabar menemani, memberi semangat serta doa. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2015


(12)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Bank ... 7

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 7

C. Laporan Keuangan ... 8

D. Tingkat Kesehatan Bank ... 9

E. CAMEL ... 9

F. Komponen CAMEL ... 11

G. Penelitian Terdahulu ... 20

H. Kerangka Pemikiran ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Jenis Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Gambaran Umum PT. BPR BAS Yogyakarta ... 33

1. Sejarah Singkat PT. BPR BAS Yogyakarta ... 33

2. Kepemilikan Saham dan Susunan Pengurus ... 34

3. Jenis – Jenis Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 36

4. Visi dan Misi PT. BPR BAS Yogyakarta ... 37

B. Gambaran Umum PT. BPR KBM Gresik ... 37


(13)

ix

2. Kepemilikan Saham dan Susunan Pengurus ... 39

3. Jenis – Jenis Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 41

4. Visi dan Misi PT. BPR KBM Gresik ... 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Perhitungan Komponen CAMEL PT. BPR BAS Yogyakarta ... 44

1. Permodalan (Capital) ... 44

2. Kualitas Aset (Asset) ... 46

3. Manajemen (Management) ... 49

4. Rentabilitas (Earnings) ... 50

5. Likuiditas (Liquidity)... 53

B. Perhitungan Komponen CAMEL PT. BPR KBM Gresik ... 56

1. Permodalan (Capital) ... 56

2. Kualitas Aset (Asset) ... 57

3. Manajemen (Management) ... 60

4. Rentabilitas (Earnings) ... 61

5. Likuiditas (Liquidity)... 63

C. Pembahasan... 66

BAB VI PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Keterbatasan Penelitian ... 74

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ……… 76

LAMPIRAN 1: TABEL PERHITUNGAN ASPEK CAMEL ... …… 77

LAMPIRAN 2: DATA PENELITIAN ... ……… 85 LAMPIRAN 3: KUESIONER PENILAIAN FAKTOR MANAJEMEN… 101


(14)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II. 1 Faktor dan Bobot Penilaian Kesehatan Bank ... 10

Tabel II. 2 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Keuangan Bank ... 11

Tabel III. 1 Kriteria Penilaian Capital Adequancy Ratio (CAR) ... 26

Tabel III. 2 Kriteria Penilaian Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 27

Tabel III. 3 Kriteria Penilaian Rasio PPAP ... 27

Tabel III. 4 Kriteria Penilaian Aspek Manajemen ... 29

Tabel III. 5 Kriteria Penilaian ROA ... 29

Tabel III. 6 Kriteria Penilaian BOPO ... 30

Tabel III. 7 Kriteria Penilaian Cash Ratio ... 31

Tabel III. 8 Kriteria Penilaian LDR ... 31

Tabel III. 9 Perbandingan Nilai Kredit dari Masing-masing Faktor ... 32

Tabel III. 10 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Keuangan Bank ... 32

Tabel IV. 1 Susunan Pemegang Saham PT. BPR BAS Yogyakarta ... 34

Tabel IV. 2 Susunan Pemegang Saham PT. BPR KBM Gresik ... 40

Tabel V. 1 Hasil Perhitungan Rasio CAR PT. BPR BAS Yogyakarta ... 45

Tabel V. 2 Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan PT. BPR BAS Yogyakarta 46 Tabel V. 3 Hasil Perhitungan Rasio KAP PT. BPR BAS Yogyakarta ... 47

Tabel V. 4 Hasil Perhitungan Rasio PPAP PT. BPR BAS Yogyakarta ... 49

Tabel V. 5 Nilai Kredit Aspek Manajemen PT. BPR BAS Yogyakarta ... 50

Tabel V. 6 Hasil Perhitungan Rasio ROA PT. BPR BAS Yogyakarta ... 51

Tabel V. 7 Hasil Perhitungan Rasio BOPO PT. BPR BAS Yogyakarta ... 52

Tabel V. 8 Hasil Perhitungan Rasio Cash Ratio PT. BPR BAS Yogyakarta ... 54

Tabel V. 9 Hasil Perhitungan Rasio LDR PT. BPR BAS Yogyakarta ... 55

Tabel V. 10 Hasil Perhitungan Rasio CAR PT. BPR KBM Gresik ... 56


(15)

xi

Tabel V. 12 Hasil Perhitungan Rasio KAP PT. BPR KBM Gresik ... 58

Tabel V. 13 Hasil Perhitungan Rasio PPAP PT. BPR KBM Gresik ... 60

Tabel V. 14 Nilai Kredit Aspek Manajemen PT. BPR KBM Gresik ... 60

Tabel V. 15 Hasil Perhitungan Rasio ROA PT. BPR KBM Gresik ... 62

Tabel V. 16 Hasil Perhitungan Rasio BOPO PT. BPR KBM Gresik ... 63

Tabel V. 17 Hasil Perhitungan Rasio Cash Ratio PT. BPR KBM Gresik ... 64

Tabel V. 18 Hasil Perhitungan Rasio LDR PT. BPR KBM Gresik ... 65

Tabel V. 19 Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT. BPR BAS dan PT. BPR KBM Tahun 2011 ... 66

Tabel V. 20 Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT. BPR BAS dan PT. BPR KBM Tahun 2012 ... 68

Tabel V. 21 Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT. BPR BAS dan PT. BPR KBM Tahun 2013 ... 70

Tabel V. 22 Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT. BPR BAS dan PT. BPR KBM Tahun 2014 ... 71

Tabel V. 23 Perbandingan Predikat Tingkat Kesehatan PT. BPR BAS dan PT. BPR KBM Tahun 2011-2014 ... 72


(16)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II. 1 Skema Kerangka Pikir Penelitian ... 22 Gambar IV. 1 Struktur Organisasi PT. BPR BAS Yogyakarta ... 35 Gambar IV. 2 Struktur Organisasi PT. BPR KBM Gresik ... 41


(17)

xiii ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN

METODE CAMEL

(Studi Kasus di PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik)

PASCALIS PUTRA PRATAMA NIM: 112114021

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik pada periode tahun 2011 sampai tahun 2014. Dasar perbandingan tingkat kesehatan BPR meliputi faktor CAMEL.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dari dokumentasi dan wawancara dengan pihak PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan metode CAMEL berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 dan No. 30/12/KEP/DIR

yang terdiri dari lima komponen yaitu : Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2011 hingga tahun 2014

PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh predikat cukup sehat, sedangkan PT. BPR

KBM Gresik memperoleh predikat sehat. Penyebab perbedaan tingkat kesehatan kedua BPR terletak pada komponen KAP, ROA, BOPO, dan LDR.


(18)

xiv ABSTRACT

THE COMPARATIVE ANALYSIS OF RURAL BANKS HEALTH BASED ON CAMEL METHOD

(Case Study at PT. BPR BAS Yogyakarta and PT. BPR KBM Gresik)

PASCALIS PUTRA PRATAMA NIM: 112114021

Sanata Dharma University Yogyakarta

The purpose of this study is to compare the health level of PT. BPR BAS Yogyakarta and PT. BPR KBM Gresik in the period 2011 to 2014. The comparison is based on CAMEL method.

This research is a case study. Data was obtained through documentation and interviews. Data analysis techniques was CAMEL based on Bank Indonesia Circular Letter No. 30/3 / UPPB dated 30 April 1997 and No. 30/12 / KEP / DIR

which was consisted of five components: Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity.

The results showed that from 2011 to 2014 PT. BPR BAS Yogyakarta got a healthy enough rating, while PT. BPR KBM Gresik got a healthy rating. The differences were due to the value of financial ratios, namely KAP, ROA, BOPO, and LDR.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sektor perbankan merupakan sektor yang penting bagi suatu negara

dikarenakan perbankan memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan dan

perekonomian negara. Ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.10 tahun

1998 tentang Perbankan, menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berkaitan dengan fungsi bank di atas, pemerintah mendorong masyarakat

untuk berpartisipasi dalam peningkatan jasa perbankan termasuk bagi

pengusaha kecil. Salah satu cara bagi pengusaha kecil adalah dengan

mengembangkan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

BPR merupakan salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan

pengusaha mikro, kecil, dan menengah (Budisantoso dan Nuritomo, 2014).

Keuntungan BPR diperoleh dari pendapatan bunga pinjaman/kredit. Dalam

usaha untuk mencapai pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan, BPR memberikan bentuk

pinjaman kredit suku bunga rendah karena sistem perkreditan yang diberikan

oleh BPR dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah tersebut belum


(20)

bahwa keberadaan BPR mempengaruhi secara langsung perkembangan

ekonomi masyarakat di suatu daerah.

Sebagai lembaga perantara keuangan yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat, BPR harus dapat

menjaga kepercayaan masyarakat dalam mengelola dana dengan menjaga

tingkat kesehatannya. Bank yang sehat adalah bank yang mampu menjalankan

usahanya dengan lancar, sanggup memenuhi kewajibannya dan menjamin dana

yang dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut aman serta mampu

mengembangkan sumber daya yang sudah dipercayakan pemilik pada

manajemen. Keberhasilan usaha bank juga ditentukan oleh kesanggupan para

pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan

kepadanya serta keamanan atas uang atau asset lainnya yang dititipkan pada

bank. Dengan mengetahui tingkat kesehatan suatu usaha, masyarakat dapat

menilai kinerja usaha tersebut dengan mudah. BPR harus memiliki kecukupan

modal dan pengelolaan manajemen secara profesional. Dengan adanya modal

yang cukup dan pengelolaan manajemen yang baik, diharapkan BPR dapat

menyalurkan kredit secara optimal.

Tingkat kesehatan BPR dapat diartikan sebagai kemampuan suatu BPR

untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan

mampu memenuhi suatu kewajiban dengan cara-cara yang sesuai peraturan

perbankan yang berlaku. Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.

30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 dan No. 30/12/KEP/DIR dijelaskan tentang


(21)

menggunakan lima kelompok faktor yaitu kecukupan modal, kualitas aktiva,

kualitas manajemen, rasio-rasio rentabilitas bank, dan rasio-rasio likuiditas

bank atau yang lebih dikenal dengan sebutan CAMEL. Pada metode CAMEL

tersebut ada beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia

tentang seberapa besar persentase kinerja keuangan yang memenuhi

persyaratan BPR tersebut untuk dinyatakan sehat atau tidak

membahayakan/merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Metode CAMEL menggunakan rasio keuangan sebagai aspek

penilaiannya. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai tingkat

kesehatan BPR. Semakin besar skala operasi BPR yang diukur diharapkan

kinerja operasinya semakin baik. Dari penilaian tingkat kesehatan BPR

tersebut dapat dijadikan evaluasi untuk hal-hal yang akan dilakukan ke depan

agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan.

Berdasarkan uraian mengenai pentingnya penilaian tingkat kesehatan

BPR bagi masyarakat dan pihak manajemen BPR, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang penilaian tingkat kesehatan BPR yang ditinjau

dari metode CAMEL dan membandingkan tingkat kesehatan dari dua BPR.

Alasan penulis memilih PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik

sebagai objek penelitian dikarenakan kedua BPR tersebut dimiliki oleh

Yayasan Bina Swadaya sebagai pemegang saham terbesar. Berdasarkan uraian

latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul

Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Metode CAMEL”.


(22)

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini akan menilai tingkat kesehatan BPR yang ditinjau dari

metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) dan

membandingkan tingkat kesehatan dari dua BPR yaitu PT. BPR BAS

Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik. Masalah yang akan diteliti selanjutnya

akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut:

“Bagaimana perbandingan tingkat kesehatan BPR ditinjau dari metode CAMEL pada PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik periode

tahun 2011 - 2014?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan BPR ditinjau dari

metode CAMEL pada PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik

periode tahun 2011 - 2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat antara lain:

1. Bagi bank yang diteliti, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada pihak manajemen PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR

KBM Gresik untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya serta


(23)

2. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai tingkat kesehatan

BPR dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

informasi untuk menyimpan dana pada bank yang memiliki tingkat

kesehatan baik.

E. Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu

sebagai acuan penelitian ini.

Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan

sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik

analisis data.

Bab 4 Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang menjadi sampel

penelitian dan data penelitian

Bab 5 Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan mengenai hasil


(24)

Bab 6 Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian ini dan saran untuk penelitian


(25)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Bank

Menurut ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Pasal 1

ayat 2 Tahun 1998 tentang Perbankan dijelaskan bahwa Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Di dalam UU No. 7 Pasal 5 ayat 1 Tahun 1992 tentang Perbankan,

menurut jenisnya bank dibagi menjadi 2, yaitu Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat. Bank Umum didefinisikan sebagai bank yang menerima

deposito, simpanan dari masyarakat dan menyalurkannya kembali lewat kredit

serta memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) didefinisikan sebagai bank yang

hanya dapat menerima simpanan dalam bentuk kredit, tetapi tidak boleh ikut

serta dalam lalu lintas pembayaran.

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

tentang Perbankan dijelaskan bahwa BPR adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam


(26)

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dan

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Asas, Fungsi, Tujuan dan Sasaran BPR

Dalam melakukan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi

dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi itu sendiri

merupakan sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal

33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri

negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan monopoli).

Sedangkan fungsi dari BPR adalah menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat.

BPR memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi,

dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Sasaran BPR adalah Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan,

pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini

belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan

pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha,

pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas

uang.

C. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah


(27)

kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan

hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka (PSAK No. 1)

D. Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank

untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu

memenuhi semua kewajibannya seperti kemampuan menghimpun dana dari

masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri, kemampuan mengelola

dana, kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat, kemampuan

memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak

lain, pemenuhan peraturan perbankkan (Budisantoso dan Nuritomo, 2014).

Sedangkan menurut Taswan (2006), tingkat kesehatan bank merupakan hasil

penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau

kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset,

manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Penilaian terhadap faktor-faktor

tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah

mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan

signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya

seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

E. CAMEL

Menyadari pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan untuk nasabah serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam dunia


(28)

perbankan, maka Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 perihal Tata Cara

Penilaian Tingkat Kesehatan BPR menerapkan aturan tentang kesehatan bank.

Diharapkan bank dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat. Penilaian tingkat kesehatan bank dapat diukur dengan menggunakan metode CAMEL.

Di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang

sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum terdapat analisis tingkat

kesehatan bank yang baru yakni metode CAMELS. Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor menurut analisis

CAMELS antara lain sebagai berikut: permodalan (capital), kualitas aset (asset

quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas

(liquidity), dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk).

Pada dasarnya tingkat kesehatan BPR yang diukur menggunakan metode CAMEL dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Penilaian tersebut meliputi aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, dan Likuiditas. Bobot untuk setiap faktor CAMEL diatur sebagai berikut:

Tabel II.1 Faktor dan Bobot Penilaian Kesehatan Bank

No Faktor CAMEL Bobot

1 Permodalan 30% 2 Kualitas Aktiva Produktif 30% 3 Kualitas Manajemen 20% 4 Rentabilitas 10% 5 Likuiditas 10%


(29)

tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

Kriteria metode CAMEL terhadap penilaian kesehatan keuangan bank

ditetapkan dalam empat predikat tingkat kesehatan bank yaitu sebagai berikut:

Tabel II.2 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Keuangan Bank

Nilai Kredit Kredit

81 – 100 Sehat 66 - < 81 Cukup Sehat 51 - < 66 Kurang Sehat

0 - < 51 Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

F. Komponen CAMEL 1. Capital (Permodalan)

Menurut Taswan (2006), “Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk

membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang

ditetapkan oleh otoritas moneter.”

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) Capital Adequacy, adalah

kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam

mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank

dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol

risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa modal adalah dana

investasi yang dimiliki oleh pemilik perusahaan untuk membiayai kegiatan

usahanya sehingga menghasilkan laba.

Perhitungan capital adequacy ini didasarkan atas prinsip bahwa setiap


(30)

persentase tertentu (risk margin) terhadap jumlah penanamannya.

Perbankan diwajibkan memenuhi Kewajiban Penyertaan Modal Minimum

(KPMM), atau dikenal dengan CAR (Capital Adequacy Ratio), yang diukur

dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Rasio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh

aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan, surat berharga,

tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti

dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. (Dendawijaya, 2003)

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total

masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot

risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan

aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian ATMR

menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam

jumlah yang cukup. (Susilo, 2000)

Berdasarkan ketentuan yang berlaku maka bank diwajibkan

memelihara penyediaan modal minimum (KPMM) sekurang-kurangnya

sebesar 8% dari ATMR. Sedangkan modal disini adalah:

a. Modal inti yang meliputi: modal disetor, modal sumbangan,

cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, rugi

tahun lalu, laba tahun berjalan, rugi tahun berjalan, goodwill

b. Modal pelengkap yang meliputi: cadangan revaluasi aktiva tetap,


(31)

ATMR), modal pinjaman, pinjaman subordinasi (maksimum 50%

modal inti)

Secara rinci bobot resiko aktiva tertimbang menurut risiko dapat

dijelaskan sebagai berikut:

0% : 1. Kas

2. Emas dan Mata uang Emas

3. SBI

20% : 1. Giro, deposito berjangka, sertipikat deposito

2. Kredit kepada bank lain dan pemerintah

3. Kredit yang terjamin bank lain atau PEMDA

50% : Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dijamin hipotik

pertama dengan tujuan untuk dihuni.

100% : 1. Tagihan kepada atau tagihan yang dijamin oleh surat

berharga yang diterbitkan / dijamin oleh:

a. BUMD

b. Perorangan

c. Koperasi

d. Perusahaan Lainnya

e. Lain-lain

2. Aktiva Lengkap dan Inventaris


(32)

2. Asset Quality (Kualitas Aktiva)

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) kualitas aktiva menunjukkan

kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat

pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda.

Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya

dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya.

Kualitas aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas

yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan

sesuai dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit, kepemilikan surat-surat

berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam maupun

luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro atau penyertaan.

(Dendiwijaya, 2003)

Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah rasio yang mengukur

kemampuan kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup

aktiva produktif yang diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh

bank. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini

menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif. (Taswan, 2006)

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) adalah penjumlahan

aktiva produktif yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet setelah

dikalikan bobotnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Aktiva Produktif

terdiri dari kredit yang diberikan ditambah antar bank aktiva. Menurut


(33)

kurang lancar dengan bobot 50%, kredit diragukan dengan bobot 75%, dan

kredit macet dengan bobot 100%.

Bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) yang cukup guna menutup kemungkhian kerugian. Besarnya

cadangan umum untuk PPAP minimal 0,5% dari aktiva yang digolongkan

lancar. Dengan kata lain Penghapusan Aktiva Produktif merupakan

keseluruhan jumlah aktiva produktif yang telah dihitung berdasarkan bobot

risiko.

Rasio PPAP adalah rasio yang mengukur kepatuhan bank dalam

membentuk PPAP untuk meminimalkan risiko akibat adanya aktiva

produktif yang berpotensi menimbulkan kerugian. Rasio PPAP wajib dibentuk oleh bank terhadap perbandingan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif yang Dibentuk (PPAPYD) oleh bank.

3. Management (Manajemen)

Manajemen adalah suatu proses pengelolaan dan penghimpunan dana

masyarakat ke dalam bank dan pengalokasian dana-dana masyarakat pada

umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui pergerakan semua

sumber daya yang tersedia dalam mencapai tingkat rentabilitas yang

memadai sesuai dengan batas ketetentuan peraturan yang berlaku.

Tujuan penilaian faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan

manajemen dalam menjalankan usaha bank yang melalui ketentuan Bank


(34)

disusun manjemen. Penilaian faktor manajemen dapat dilakukan dengan

evaluasi terhadap:

a. Manajemen Umum

Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan dalam pengolahan kegiatan

usaha bank yang tercermin pada kebijakan, sistem, prosedur dan kontrol

yang dilaksanakan oleh manajemen dalam proses pencapaian sasaran yang

telah ditetapkan.

b. Manajemen Resiko

Penilaian terhadap kemampuan manajemen dalam mengendalikan

resiko yang timbul dari kegiatan yang mengandung resiko tinggi. Seperti

pemberian kredit, pengelolaan likuiditas dan pengelolaan tingkat suku

bunga.

4. Earnings (Rentabilitas)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula

digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan bank bank.

(Dendawijaya, 2003)

Rasio Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan

laba. Tujuan pengukuran rentabilitas adalah untuk:


(35)

b. Menilai kebijakan bank dalam rentabilitas antara lain suku bunga,

pembebanan bunga, penghapusan dan pengendalian biaya sehingga

diketahui tingkat keberhasilan bank.

c. Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi biaya.

Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan

laba dibanding modal yang digunakan selama periode tertentu. Penilaian

earning (rentabilitas) menggunakan 2 (dua) rasio yaitu:

a. Return On Asset (ROA)

Rasio ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang

dimiliki. Semakin besar besar ROA suatu bank, semakin besar pula

tingkat keuntungan ynag dicapai bank tersebut. (Dendawijaya, 2003)

ROA didapatkan dari perbandingan rasio laba sebelum pajak dalam

12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang

sama.

b. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio BOPO merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. (Dendawijaya,

2003)

BOPO didapatkan dari perbandingan biaya operasional dalam 12

bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang

sama. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan


(36)

5. Liquidity (Likuiditas)

Menurut Dendawijaya (2003), “Likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban

yang sudah jatuh tempo.”

Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu Suatu bank dapat dikatakan

likuid, apabila bank bersangkutan mampu membayar semua hutangnya

terutama hutang jangka pendek.

Penilaian likuiditas didasarkan pada 2 rasio yaitu:

a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar (Cash Ratio)

Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah

(deposan) pada saat ditarik dengan menggunkaan alat likuid yang

dimilikinya. (Dendawijaya, 2003)

Cash Ratio merupakan hasil jumlah alat likuid dibandingkan dengan

jumlah hutang lancar. Alat likuid meliputi kas dan penanaman pada bank

lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan tabungan bank

lain pada BPR, hutang lancar meliputi kewajiban segera, tabungan dan

deposito.

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh BPR Kredit (Loan to


(37)

Rasio LDR adalah rasio yang menyatakan seberapa jauh

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai

sumber likuiditasnya. (Dendawijaya, 2003)

Rasio LDR meliputi:

1) Kredit yang diberikan kepada masyarakat.

2) Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan

dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,

termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai

berikut:

1) Kredit likuiditas Bank Indonesia (jika ada)

2) Giro, deposito, dan tabungan masyarakat

3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan,

tidak termasuk pinjaman subordinasi

4) Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih

dari 3 bulan

5) Surat berharga yang diterbikan oleh bank yang berjangka waktu

lebih dari 3 bulan

6) Modal pinjaman


(38)

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Dharnaeny (2012),

penelitian ini secara garis besar sama dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan. Perbedaan penelitian milik Dharnaeny adalah hanya mengukur

tingkat kesehatan 1 (satu) BPR saja, sedangkan penelitian yang peneliti

lakukan mengukur dan membandingkan tingkat kesehatan 2 (dua) BPR.

Metode pengukuran tingkat kesehatan BPR yang digunakan sama-sama

menggunakan metode CAMEL. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

perkembangan tingkat kesehatan BPR Hasa Mitra periode 2006 sampai dengan

2010 untuk komponen Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity

termasuk dalam kategori sehat.

Penelitian kedua dilakukan oleh Angraini (2012), penelitian ini secara

garis besar sama dengan penelitian yang peneliti lakukan. Perbedaan dalam

penelitian ini, Angraini meneliti perbandingan kinerja keuangan perbankan

syariah dan perbankan konvensional. Hasil dari penelitian ini menujukkan

bahwa kinerja keuangan secara umum menunjukkan bahwa kinerja perbankan

syariah tidak lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja perbankan

konvensional. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata (mean) kinerja bank

syariah yang hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) kinerja

bank konvensional.

H. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini berfokus pada laporan keuangan yang berupa neraca dan


(39)

dan PT. BPR KBM Gresik. Untuk mengukur tingkat kesehatan kedua BPR

tersebut digunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning,

Liquidity). Capital dinilai dengan menggunakan rasio CAR, assets dinilai

dengan dengan rasio KAP dan PPAP, management dinilai dengan perhitungan

manajemen umum dan manajemen risiko, earning dinilai dengan rasio ROE

dan BOPO, dan liquidity dinilai dengan Cash Ratio dan LDR. Berdasarkan

perhitungan kelima faktor CAMEL tersebut, akan diperoleh predikat kesehatan

PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik. Berikut gambaran


(40)

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian Keterangan:

1. CAR : Rasio Capital Adequacy Ratio 2. KAP : Rasio Kualitas Aktiva Produktif

3. PPAP : Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 4. M. Umum : Manajemen Umum

5. M. Risiko : Manajemen Risiko 6. ROA : Rasio Return On Asset

7. BOPO : Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 8. LDR : Rasio Loan to DepositsRatio

PT. BPR BAS Yogyakarta

PT. BPR KBM Gresik

Laporan Keuangan BPR

Penilaian Tingkat Kesehatan BPR

Capital

CAR

Liquidity 1. Cash Ratio

2. LDR

Earning

1. ROA

2. BOPO

Assets Quality

1. KAP 2. PPAP

Management

1. M. Umum 2. M. Risiko

Metode Perhitungan CAMEL

Prediksi Kesehatan BPR

Laporan Keuangan BPR


(41)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini adalah PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT.

BPR KBM Gresik. Waktu penelitian akan dilakukan pada Bulan Maret sampai

dengan Bulan April 2015

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan bank pada PT.

BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik. Data yang digunakan adalah

laporan keuangan.

C. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan

rasio dari aspek permodalan, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) rasio dari aspek aktiva, aspek

management dinilai dari manajemen umum dan manajemen risiko. Return on Asset (ROA) dan Biaya Operasional dibagi Pendapatan Operasional (BOPO)

yang merupakan rasio dari aspek rentabilitas, Cash Ratio dan Loan to Deposit


(42)

D. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek Penelitian: Pimpinan PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT. BPR KBM

Gresik untuk mengetahui laporan kinerja keuangan bank.

Bagian Accounting untuk mendapatkan data-data yang

dibutuhkan seperti laporan keuangan.

Obyek Penelitian: Laporan laba-rugi dan neraca pada PT. BPR BAS

Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik selama periode

2011-2014.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

data berupa laporan keuangan dan neraca PT. BPR BAS Yogyakarta dan

PT. BPR KBM Gresik selama periode 2011-2014.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan tanya

jawab kepada kepala cabang BPR untuk mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan faktor manajemen BPR.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah, maka teknik analisis data yang akan

dilakukan oleh peneliti adalah menilai tingkat kesehatan PT. BPR BAS

Yogyakarta dan PT. BPR KBM Gresik dengan menghitung rasio-rasio


(43)

tingkat kesehatan keuangan Bank Perkreditan Rakyat untuk masing-masing

faktor dan komponennya sebagai berikut:

1. Permodalan

Perbandingan antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR).

a. Perhitungan ATMR

ATMR = Aktiva neraca x bobot risiko

b. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM)

KPMM = 8% x ATMR

c. Rasio Modal Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequancy Ratio (CAR ) =

�� �x100%

Dalam menentukan kriteria risiko permodalan dapat menggunakan

rumus:

a) Rasio CAR 8% mendapatkan nilai kredit 81, dan untuk setiap

kenaikan 0,1% dimulai dari 8% nilai kredit ditambah 1 hingga

maksimal 100 sehingga nilai kreditnya dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Nilai Kredit Rasio CAR = R

, % + 1

b) Rasio CAR kurang dari 8% mendapat nilai kredit 65 dan untuk

setiap penurunan 0,1% dimulai dari 79 nilai kredit dikurangi 1

hingga minimum 0 sehingga nilai kreditnya dirumuskan sebagai


(44)

Nilai Kredit Rasio CAR = R

, % - 1

Tabel III.1 Kriteria Penilaian Capital Adequancy Ratio(CAR)

Nilai Kredit Predikat ≥ 8,00% ke atas Sehat

6,5% -< 8% Kurang Sehat 0% -< 6,5% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

2. Kualitas aktiva produktif

Dalam melakukan penilaian terhadap komponen faktor kualitas

asset di dasarkan atas 2 rasio yaitu:

a. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Rasio KAP = y x100% Rasio KAP = % + % + % x100%

Keterangan:

KL = Kurang Lancar

D = Diragukan

M = Macet

Pemberian nilai kredit faktor:

1) Bobot faktor penilaian 25%

2) Rasio KAP 22,5% atau lebih dinilai 0

3) Setiap penurunan 0,15% dimulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1

hingga maksimum 100

4) Untuk mencari nilai kreditnya, dengan formulasi sebagai berikut:

Nilai Kredit Komponen = , %−


(45)

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

Tabel III.2 Kriteria Penilaian Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Nilai Kredit Predikat

0,0% - ≤ 10,35% Sehat > 10,35% - ≤ 12,60% Cukup Sehat > 12,60% - ≤ 14,85% Kurang Sehat

> 14,85% ke atas Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

b. Perbandingan Penyisihan Penghimpunan Aktiva Produktif yang Di

bentuk (PPAP)

PPAP = ���� � � � x 100%

Sumber: Taswan (2006)

Pemberian nilai kredit faktor:

1) Bobot faktor penilaian 5%

2) Rasio PPAP 0% dinilai 0

3) Untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah 1

sampai maksimum 100

4) Untuk mencari nilai kreditnya, dengan formulasi sebagai berikut:

Nilai Kredit Komponen =

%

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

Tabel III.3 Kriteria Penilaian Rasio PPAP

Nilai Kredit Predikat ≥ 81,0% Sehat

≥ 66,0% - < 81,0% Cukup Sehat

≥ 51,0%-66,0% Kurang Sehat < 51,0% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank


(46)

3. Management (Manajemen)

Penilaian faktor manajemen dibedakan menjadi dua, yaitu faktor:

a. Manajemen Umum

Faktor manajemen umum terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu:

1) Manajemen Strategi

2) Manajemen Struktural

3) Manajemen Sistem

b. Manajemen Risiko

Faktor manajemen risiko terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu:

1) Manajemen Likuiditas

2) Manajemen Kredit

3) Manajemen Operasional

4) Manajemen Hukum

5) Manajemen Pemilik/ pengurus

Perhitungan nilai kredit untuk setiap pertanyaan manajemen diberi nilai 0

sampai dengan 4 dengan kriteria:

1) Nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah

2) Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara

3) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik

Selanjutnya dari hasil penjumlahan yang diperoleh atas 25 pertanyaan/

pernyataan tersebut akan diperoleh nilai kredit, untuk kewajiban dikalikan

dengan bobot faktor manajemen sebeasar 20% sehingga didapat angka nilai


(47)

Tabel III.4 Kriteria Penilaian Aspek Manajemen

Nilai Kredit Predikat ≥ 81-100 Sehat

≥ 66 - <81 Cukup Sehat

≥ 51 - < 66 Kurang Sehat < 51 Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

4. Faktor Rentabilitas

Dalam melakukan penilaian terhadap komponen faktor rentabilitas

peneliti menggunakan 2 rasio.

a. Return On Asset (ROA)

ROA =

R − x100%

Pemberian nilai kredit faktor:

1) Bobot faktor penilaian 5%

2) Rasio ROA 0% atau negatif dinilai 0

3) Untuk setiap kenaikan 0,015% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah

1 sampai maksimum 100

4) Untuk mencari nilai kreditnya, dengan formulasi sebagai berikut:

Nilai Kredit Komponen = R

, % x 1

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

Tabel III.5 Kriteria Penilaian ROA

Nilai Kredit Predikat ≥ 1,215% Sehat

≥ 0,99% - < 1,215% Cukup Sehat

≥ 0,765% - < 0,99% Kurang Sehat < 0,765% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank


(48)

b. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional

(BOPO)

BOPO = y x100%

Pemberian nilai kredit faktor:

1) Bobot faktor penilaian 5%

2) Rasio BOPO 100% atau lebih dinilai 0

3) Untuk setiap penurunan 0,08% dimulai dari 100% nilai kredit

ditambah 1 sampai maksimum 100.

4) Untuk mencari nilai kreditnya, dengan formulasi sebagai berikut:

Nilai Kredit Komponen = % −

, % x 1

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

Tabel III.6 Kriteria Penilaian BOPO

Nilai Kredit Predikat ≤ 93,52% Sehat > 93,52% - ≤ 94,72% Cukup Sehat

> 94,72% - ≤ 95,92% Kurang Sehat > 95,93% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

5. Liquidity (Likuiditas)

a. Cash Ratio:

Cash Ratio =

H x100%

Pemberian Nilai Kredit Faktor:

Nilai Kredit Komponen = ℎ � �

, % x1


(49)

Tabel III.7 Kriteria Penilaian Cash Ratio

Nilai Kredit Predikat ≥ 4,05% Sehat

≥ 3,30% - < 4,05% Cukup Sehat

≥ 2,55% - < 3,30% Kurang Sehat < 2,55% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

a. Loan to DepositsRatio (LDR)

LDR = y

y x100%

Pemberian Nilai Kredit:

Nilai Kredit = % − R

% x4

Nilai Faktor = NKK x Bobot Komponen

Tabel III.8 Kriteria Penilaian LDR

Nilai Kredit Predikat

≤ 94,75% Sehat

> 94,75% - ≤ 98,50% Cukup Sehat > 98,50% - ≤ 102,25% Kurang Sehat

> 102,25% Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

Setelah melakukan perhitungan dan didapat nilai kredit dari

masing-masing faktor metode CAMEL, langkah berikutnya menetapkan nilai kredit


(50)

Tabel III.9 Perbandingan Nilai Kredit dari Masing-masing Faktor

Uraian Komponen Bobot

PT. BPR BAS Yogyakarta PT. BPR KBM Gresik

Rasio

Nilai Kredit Komponen

NKF Rasio

Nilai Kredit Komponen

NKF

Capital CAR 30%

Asset a. KAP

b. PPAP 25% 5% Management M. Umum + M. Risiko 20%

Earning a. ROA

b. BOPO 5% 5% Liquidity a. Cash Ratio b. LDR 5% 5% Jumlah

Total 100% Predikat

Seluruh nilai kredit faktor CAMEL dari PT. BPR BAS Yogyakarta dan PT.

BPR KBM Gresik dijumlahkan untuk memperoleh nilai kredit gabungan.

Penggolongan kriteria tingkat kesehatan BPR berdasarkan pada tabel berikut:

Tabel III.10 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Keuangan Bank

Nilai Kredit Kredit

81-100 Sehat 66 - < 81 Cukup Sehat 51 - < 66 Kurang Sehat

0 - < 51 Tidak Sehat

Sumber: SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

Setelah diketahui kriteria tingkat kesehatan PT. BPR BAS Yogyakarta dan

PT. BPR KBM Gresik, dilakukan analisis untuk mengetahui perbandingan tingkat

kesehatan dari kedua BPR. Perbandingan yang dilakukan berdasarkan faktor

permodalan, aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Selanjutnya


(51)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum PT. BPR BAS Yogyakarta 1. Sejarah Singkat PT. BPR BAS Yoyakarta

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BAS Yogyakarta berdiri berdasarkan

Akta Nomor 78 yang dibuat oleh Notaris Raharti Sudjardjati, notaris di

Jakarta pada tanggal 12 Juni 1992. Akte pendirian ini telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Akte

Notaris Perubahan Modal Dasar dan Modal disetor dengan Nomor 21 tanggal

22 Desember 2000 yang dibuat di hadapan Notaris pengganti Yohannes Budi

Kristanto, SH Notaris di Jakarta dengan pengesahan dari Menteri Kehakiman

dan Hak Asasi Manusia Nomor C-06926 HT.01.04.TH 2001 tertanggal 29

Agustus 2001.

PT. BPR BAS Yogyakarta ini beroperasi sejak 12 Juni 1992. Awalnya

beroperasi di Jalan Yogya – Wonosari km.14 kemudian untuk mengembangkan dan memperluas usaha guna mencapai tujuan, PT. BPR

BAS Yogyakarta berpindah lokasi ke tempat yang lebih strategis dan mampu

menjangkau lapisan masyarakat yaitu berada di Jl. Jenderal Sudirman No. 64

kecamatan Bantul, kabupaten Bantul dan sekarang beroperasi di Jl. Wates

km. 3 Ngestiharjo Kasihan Bantul, Yogyakarta. Permohonan efektif perijinan

pemindahan kantor disetujui pada tanggal 27 Juni 2007 berdasar surat dari


(52)

bank di Jl. Wates km 3, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta terlaksana

pada tanggal 07 Juli 2007. Dalam akte pendirian disebutkan bahwa maksud

dan tujuan PT. BPR BAS Yogyakarta adalah:

a. Menghimpun dana dari masyarakat

b. Menyalurkan dana kepada pengusaha kecil dan atau masyarakat

pedesaan

2. Kepemilikan Saham dan Susunan Pengurus a. Komposisi Kepemilikan Saham

Atas dasar akta perubahan Nomor : 02 tanggal 3 Maret 2008, Notaris

P Suandi Halim di Jakarta dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum

dan HAM No. AHU-180503 AH 0102 tanggal 14 April 2008, Modal Dasar

perusahaan sebesar Rp3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) terbagi atas

30.000 (tiga puluh ribu) saham dengan nominal @Rp100.000,- (seratus ribu

rupiah). Modal saham tersebut telah ditempatkan dan disetor oleh para

pemegang saham sebesar Rp1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta

rupiah). Sedangkan sisanya belum ditempatkan dan akan dikeluarkan oleh

perseroan dengan peretujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Susunan

pemegang saham adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1 Susunan Pemegang Saham PT. BPR BAS Yogyakarta

Pemegang Saham

Nilai Saham (Rupiah)

Lembar Saham

Persen (%)

Yayasan Bina Swadaya

1.400.000.000 14.000 lembar 93.33

Drs. Koeswandi 100.000.000 100 lembar 6.67

Jumlah 14.100 lembar 100


(53)

b. Susunan Pengurus

Susunan pengurus per Desember 2014, sebagai berikut:

1) Komisaris Utama : Chosmas Chaerul Chaerawan, SE

Komisaris : Drs. Sarjono

2) Direktur Utama : Antonius Wawan Subiyantoro, SH

c. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. BPR BAS Yogyakarta dapat dijelaskan pada

gambar berikut:

Gambar IV. 1 Struktur Organisasi PT. BPR BAS Yogyakarta Tahun 2015

PEMEGANG SAHAM Yayasan Bina Swadaya

Drs. Koeswandi

DEWAN KOMISARIS Chosmas Chaerul Chaerawan

Drs. Sardiono

DIREKTUR UTAMA A. Wawan Subiyantoro

DIREKTUR Pembukuan Dwi Yuniawati TELLER Puji Nur Astuti LEGAL OFFICER/Admin. Kredit Rina Nurhayati, SH

Ella F. Yuli Kuswati FUNDING OFFICER Lusia Saparini ACCOUNT OFFICER Ritomo Dhimas Cancer Y Nanang Santoso Agusti Dwi. K M. Say Benny Ngadimin FIELD COLLECTOR R. Ipung Rahayu W. Penjaga Malam Abdul Muh. Kahar OFFICE BOY Bambang Subandriyo


(54)

3. Jenis-Jenis Produk dan Jasa yang Ditawarkan a. Tabungan

Pada saat ini terdapat lima Produk Tabungan yang dikeluarkan oleh

bank. Tujuan dari variasi kredit adaah untuk memberikan pilihan kepada

masyarakat terhadap kebutuhan menyimpan dana berdasarkan kelebihan

masing-masing. Produk-produk tersebut adalah :

1) Tabungan Perorangan dan Kelompok

2) Tabungan TARA (Tabungan Rakyat)

3) Tabungan Plus-Plus

4) Tabungan Swadaya

5) Tabungan Beku

b. Deposito

Produk simpanan dengan jangka waktu sesuai yang dikehendaki

nasabah mulai dari 1 bulan sampai 12 bulan aman dan menguntungkan

dengan bunga menarik (masuk penjaminan Lembaga Penjamin Simapanan)

dan dapat dijadikan agunan kredit bagi deposan sampai 100%.

c. Kredit

Untuk memberikan kemudahan bagi para nasabah dalam

memperoleh pinjaman, bank memberikan beberapa fasilitas kredit yang bisa

di akses oleh para nasabah dengan beberapa keuntungan masing-masing

produk. Selain kredit PKM, pelunasan sebelum jatuh tempo kewajiban

membayar bunga pada saat pembayaran pelunasan sampai jatuh tempo


(55)

Jenis kredit yang ditawarkan Perorangan, Sebrakan/Insidentil Kredit

dengan tanpa angsuran hanya pembayaran bunga pokok dibayar pada saat

jatuh tempo jangka waktu tidak lebih 3 bulan, Kredit Kelompok dan Kredit

Karyawan.

d. Pelayanan Lain

Selain menghimpun dan dan menyalurkan kredit PT. BPR BAS

Yogyakarta juga memberikan pelayanan dalam hal pembayaran tagihan

telepon, Speedy, PLN dan pengisisan pulsa.

4. Visi dan Misi PT. BPR BAS Yogyakarta a. Visi

Mitra handal dan terpercaya pengusaha mikro dalam meningkatkan

kesejahteraan secara mandiri.

b. Misi

i. Mengembangkan keberdayaan Pengusaha Mikro melalui penyediaan

dana, pengetahuan dan jejaring.

ii. Menjaga dan meningkatkan kredibilitas lembaga dalam rangka

mendapatkan kepercayaan diri dari penyedia dana

B. Gambaran Umum PT. BPR KBM GRESIK 1. Sejarah Singkat PT. BPR KBM Gresik

PT. BPR KBM Gresik sebagai salah satu Bank Perkreditan Rakyat,

yang berkedudukan di Gresik didirikan pada tanggal 26 September 1989


(56)

dibuat dihadapan A. Kohar, Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya dan telah

mendapat pengesahan Menteri Kehakiman No C2-1287.HT.01.01.TH’91 tanggal 09 April 1991.

Pada tanggal 15 Maret 2000 Yayasan Bina Swadaya mengakuisisi PT.

BPR KBM Gresik. Yang tertuang di Akta No 58 tanggal 15 Maret 2000 yang

telah mendapat persetujuan dari menteri hukum dan perundang-undangan

Republik Indonesia sebagaimana dalam surat keputusannya No C-17534

HT.01.04-TH.2000 tanggal 10 Agustus 2000 dan telah diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia tanggal 15 Juli 2005 Nomor 56, tambahan

no 7525/2005, dengan kepemilikan saham saat itu 90% oleh Yayasan Bina

Swadaya sementara sisanya 10% oleh Drs KPH.H Sumargono K. Pada 23

Oktober 2007, Drs KPH.H Sumargono K menjual 10% sahamnya kepada

Suryo D.A N, SE, MM.

Akta perubahan terakhir memuat susunan Direksi dan komisaris

perseroan dalam akta Nomor 33 tanggal 21 Juni 2013 yang dibuat dihadapan

Petrus Suandi Halim, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta dan telah disahkan

dengan keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia AHU-AH.01.10-30760 tanggal 25 Juni 2013.

PT. BPR KBM Gresik ini terletak di Jalan Simpang Terminal No 6,

RanduAgung Gresik, sekitar 30 Km dari kota Surabaya, Jawa Timur. Dalam

rangka mendukung dan menunjang pelayanannya maka pada tanggal 22


(57)

Kecamatan Menganti, sekitar 12 Km dari kantor pusat. Dalam akte pendirian

disebutkan bahwa maksud dan tujuan PT. BPR KBM Gresik adalah:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito dan

tabungan

b. Memberikan kredit pada pengusaha kecil dan atau masyarakat

pedesaan

2. Kepemilikan Saham dan Susunan Pengurus a. Komposisi Kepemilikan Saham

Berdasarkan akta perubahan Nomor : 38 tanggal 19 Januari 2010,

Notaris P. Suandi Halim, S. H di Jakarta dan telah mendapat persetujuan

Menteri Hukum dan HAM No. AHU-AH.01.10-02133 tanggal 26 Januari

2010, yaitu menyetujui persetujuan dari pemegang saham untuk

penambahan modal setor masing-masing dari :

1) Yayasan BINA SWADAYA, sebanyak 270 lembar saham atau sebesar

Rp.270.000.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah), sehingga total

kepemilikan saham menjadi Rp.900.000.000,-

2) Suryo Dwianto A.N, SE, MM, sebanyak 30 lembar saham atau sebesar

Rp.30.000.000,- (Tiga Puluh Juta Rupiah), sehingga total kepemilikan

saham menjadi Rp.100.000.000,-

Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 100% atau sejumlah

1000 (seribu) lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar


(58)

Dengan demikian susunan pemegang saham menjadi sebagai

berikut:

Tabel IV.2 Susunan Pemegang Saham PT. BPR KBM Gresik

Pemegang Saham Nilai Saham (Rupiah)

Lembar

Saham %

Yayasan Bina Swadaya 900.000.000 900 90 Suryo Dwianto Agung N, SE,

MM

100.000.000 100 10

Jumlah 1.000.000.000 1.000 100

Sumber: Laporan Manajemen PT. BPR KBM Gresik b. Susunan Pengurus

Pada tanggal 22 Juli 2010, pemegang saham PT. BPR KBM Gresik

telah mengadakan RUPS dalam rangka pengangkatan Sdr. Chosmas

Chaerul Chaerawan, SE sebagai Komisaris perseroan, yang tertuang dalam

akta no 51 Notaris P. Suandi H, SH dan telah mendapatkan persetujuan dari

Bank Indonesia no 12/327/DKBU/PLBPR/Sb, tanggal 09 Agustus 2010.

Sehingga susunan pengurus adalah sebagai berikut:

3) Komisaris Utama : Suryo Dwianto Agung Nugroho, SE, MM

Komisaris : Chosmas Chaerul Chaerawan, SE

4) Direktur Utama : Drs. Widyoseno

Direktur : Acep Hermanto, SE

c. Struktur Organisasi

Sampai dengan Maret 2015, jumlah Direksi dan karyawan PT. BPR


(59)

DEWAN KOMISARIS Suryo D. A. N, SE, MM Chosmas Chaerul Chaerawan

DIREKSI Drs. Widyoseno Acep Hermanto, SE

S P I Enggar AW

Sekre. dan Personalia

Irma Ariyani, ST

Koord Operasional Rr Liesa Damayanti, Amd

Koord Adm Kredit Daya S, SE

Koord PKM Tadianto S, S

Koord AO Choiron M

Kep. Kant Kas Menganti

M. Fa thul M

AO Dedy A Ha mda n U

Sa tria PP Juma di P Adm. Kredit

Umum Aziza h C.

Adm. Umum PKM Esih K.

Koord Wil Bungah

Tri Wa hyudi

Koord Wil Gresik

Sa ryono N

Koord Wil Menganti

Za inur Rofiq

Security Lukma nul Suwa nto Teller Nurul Q Hesti RA Pembuku-an Istichomah Umum CO Benta r Guna wa n

Ba yu CO Yoga Deni Doni CO Fia n Indra Chimi Sutris

Struktur Organisasi PT. BPR KBM Gresik Tahun 2015

Gambar IV. 2 Struktur Organisasi PT. BPR KBM Gresik Tahun 2015

3. Jenis-Jenis Produk dan Jasa yang Ditawarkan a. Tabungan

1) Tabungan Perorangan, tabungan ini diperuntukkan bagi penabung


(60)

2) Tabungan kelompok, tabungan ini diperuntukkan bagi penabung

kelompok atau kelompok penerima kredit.

3) Tabungan KKM, tabungan ini diwajibkan bagi penerima kredit

mingguan, yang disetorkan setiap minggunya bersama dengan angsuran

kredit.

4) Tabsaka, yaitu Tabungan Siswa Berjangka (TABSAKA) adalah suatu

produk tabungan yang membantu masyarakat umum untuk

mempersiapkan dana pendidikan bagi putra/putrinya secara lebih dini

dan terencana. Nasabah dapat menentukan sendiri besarnya setoran

tabungan setiap bulan serta jangka waktu yang diinginkan. Karena

tabungan berjangka, tabungan ini baru bisa diambil setelah jangka

waktu yang telah disepakati/jatuh tempo. Kecuali dengan alasan yang

sangat mendesak, maka tabungan dapat ditutup, dan uang dikembalikan

sejumlah uang yang telah disetor tanpa bunga.

b. Deposito

1) Deposito Berjangka 1 bulan

2) Deposito Berjangka 3 bulan

3) Deposito Berjangka 6 bulan

4) Deposito Berjangka 12 bulan

c. Kredit

1) Kredit Perorangan, pinjaman yang diberikan kepada perorangan. Kredit


(61)

2) Kredit Kelompok, pinjaman yang diberikan kepada sebuah kelompok

yang terdiri dari beberapa pengusaha kecil.

3) Kredit Pegawai, ditujukan bagi karyawan yang bekerja dalam sebuah

institusi atau perusahaan.

4) Kredit Guru, diberikan kepada guru dan pegawai sekolah atau madrasah

di wilayah Gresik.

5) Kredit KKM, pinjaman diberikan khusus kepada wanita guna

mendukung peningkatan penghasilan keluarga lewat usaha mikro yang

telah dijalankannya. Kredit ini tanpa jaminan fisik. Angsuran dilakukan

seminggu sekali dengan dibarengi menabung secara rutin.

6) Kredit Karyawan, ditujukan bagi karyawan PT. BPR KBM Gresik.

4. Visi dan Misi PT. BPR KBM Gresik a. Visi

Menjadi lembaga keuangan mikro yang unggul dengan pelayanan

keuangan yang cepat, mudah dan akurat

b. Misi

1) Mengembangkan masyarakat cinta dan layak bank

2) Memberikan keuntungan yang layak bagi pemegang saham

3) Meningkatkan imbal jasa pada karyawan sesuai dengan kinerja

4) Mengembangkan ekonomi daerah


(62)

44 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Perhitungan Komponen CAMEL PT. BPR BAS Yogyakarta 1. Permodalan (Capital)

Rasio yang digunakan untuk menghitung faktor permodalan adalah

rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini didapat

dengan membandingkan modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko

(ATMR). Data ini terdapat pada laporan perhitungan kewajiban penyediaan

modal minimum.

CAR =

R x 100%

Contoh perhitungan rasio CAR pada tahun 2011

CAR 2011 =

R x 100%

= .

. .

x 100%

= 40,41%

Nilai Kredit Komponen = R

, %

+ 1

= , %

, %

+ 1

= 405,1

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen


(63)

Tabel V.1

Tabel Hasil Perhitungan Rasio CAR Tahun 2011 – 2014

Tahun CAR Nilai Kredit Komponen

Nilai Kredit

Faktor Predikat 2011 40,41% 405,1 30 Sehat 2012 30,77% 308,7 30 Sehat 2013 28,68% 287,8 30 Sehat 2014 21,37% 214,7 30 Sehat

Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

Dari hasil perhitungan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy

Ratio (CAR) diatas, dapat dilihat bahwa PT. BPR BAS Yogyakarta sejak

tahun 2011-2014 memiliki rasio CAR yang tinggi dan telah memenuhi

standar rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu sebesar 8%. PT. BPR BAS

Yogyakarta mencapai rasio CAR tertinggi pada tahun 2011 sebesar 40,41%,

yang berarti bahwa BPR memiliki modal yang cukup tinggi diatas pemenuhan

modal minimum. Pada tahun 2012-2014, BPR mengalami penurunan secara

terus menerus dari 30,77%, kemudian menjadi 28,68%, dan yang terakhir

sebesar 21,37%. Penurunan ini terjadi dikarenakan pertambahan modal dari

tahun 2011-2014 yang turun terus-menerus sehingga mengakibatkan

ketidakseimbangan antara pertambahan modal dengan jumlah ATMR. Meski

mengalami penurunan, rasio CAR PT. BPR BAS Yogyakarta masih

memenuhi syarat kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dan

mendapat kategori sehat. PT. BPR BAS Yogyakarta harus tetap menjaga rasio


(64)

2. Kualitas Aktiva (Asset)

Kualitas aktiva produktif BPR dapat dikategorikan menjadi empat

kategori yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Penilaian faktor

kualitas aktiva dilakukan dengan menggunakan komponen sebagai berikut:

a. Rasio KAP : Rasio Aktiva produktif Yang Diklasifikan (APYD)

terhadap aktiva produktif

Tabel V. 2

Tabel Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) Tahun 2011 s/d 2014

Keterangan Nominal (Jutaan Rp) Bobot Persentase APYD (Jutaan Rp) Tahun 2011 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 1.501.393 107.423 93.989 171.161 0% 50% 75% 100% 0 53.712 70.492 171.161

Jumlah 295.364

Tahun 2012 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 1.340.431 22.299 21.197 288.101 0% 50% 75% 100% 0 11.150 15.898 288.101

Jumlah 315.148

Tahun 2013 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 1.421.117 19.847 37.898 279.285 0% 50% 75% 100% 0 9.924 28.424 279.285

Jumlah 317.632

Tahun 2014 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 2.118.190 5.639 48.875 310.912 0% 50% 75% 100% 0 2.820 36.656 310.912

Jumlah 350.388


(65)

KAP = Y Y x 100% Contoh perhitungan rasio KAP pada tahun 2011

KAP 2011 = Y x 100%

= .

. . x 100% = 13,75%

Nilai Kredit Komponen = , %−

, %

x 1

= , %− , %

, %

x 1

= 58,33

Nilai Kredi Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen

= 58,33 x 25% = 14,58

Tabel V. 3

Tabel Hasil Perhitungan Rasio KAP Tahun 2011 s/d 2014

Tahun KAP Nilai Kredit Komponen

Nilai Kredit

Faktor Predikat 2011 13,75% 58,33 14,58 Kurang Sehat 2012 17,67% 32,20 8,05 Tidak Sehat 2013 13,81% 57,93 14,48 Kurang Sehat 2014 13,09% 62,73 15,68 Kurang Sehat

Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah

PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh rasio KAP tertinggi pada

tahun 2012 sebesar 17,67% yang pada tahun sebelumnya sebesar

13,75%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva produktif yang

diklasifikasikan (APYD) relatif besar. Lalu pada tahun 2013, BPR


(66)

tahun 2014 menjadi 13,09%. Rasio KAP yang terus menurun

menunjukkan bahwa ada perbaikan kinerja BPR dalam pemeliharaan

aktiva produktif. Dalam rasio KAP ini semakin kecil nilai rasio KAP,

maka kinerja suatu BPR semakin baik dalam memelihara aktiva

produktifnya karena aktiva produktif yang diklasifikasikan semakin

kecil.

b. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk

terhadap PPAP yang Wajib Dibentuk

PPAP = y

y x 100%

Contoh perhitungan rasio PPAP pada tahun 2011

PPAP 2011 = y

y x 100%

= .

. x 100% = 100%

Nilai Kredit Komponen =

%

= %

%

= 100

Nilai Kredit Komponen maksimal 100

Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen


(1)

KUESIONER PENILAIAN FAKTOR MANAJEMEN PT. BPR KBM GRESIK Tahun 2013

Berilah tanda X pada kolom yanga tersedia. Skala Penilaian:

Nilai 0 = mencerminkan kondisi lemah Nilai 1-3 = mencerminkan kondisi antara Nilai 4 = mencerminkan kondisi baik

NO DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN 0 1 2 3 4

1. MANAJEMEN UMUM

A. STRATEGI/SASARAN

1. Rencana kerja tahunan bank digunakan sebagai dasar

acuan kegiatan usaha bank selama satu tahun.

B. STRUKTUR

2. Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas.

3.Bank memiliki batasan tugas dan masing-masing

karyawannya yang tercermin pada kegiatan wewenang yang

jelas untuk operasionalnya.

C. SISTEM

4.Kegiatan operasional pemberian kredit telah dilaksanakan

sesuai dengan sistem dan prosedur tertulis.

5. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan

laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6.Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap

semua dokumen penting.

7. Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan terhadap

perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya.

D. KEPEMIMPINAN

8. Pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat

operasional dilakukan oleh direksi secara independen.

9. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan

bank yang dihadapi serta senantiasa melakukan


(2)

NO DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN 0 1 2 3 4

10. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi disiplin kerja serta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan.

2. MANAJEMEN RISIKO

A. RISIKO LIKUIDITAS/ LIQUIDITY RISK

11. Bank melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan

dan kewajiban

12. Bank senantiasa memelihara likuiditas dengan baik yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya kesulitan likuiditas.

B. RISIKO KREDIT/CREDIT RISK

13. Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.

14. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan

terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan & kepatuhan

debitur dalam memenuhi kewajibannya.

15. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan

terhadap agunan.

C. RISIKO OPERASIONAL

16. Bank menerapkan kebijakan pembentukan penyisihan

penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian.

17. Bank tidak menerapkan persyaratan yang lebih ringan

kepada pemilik/pengurus bank untuk memperoleh fasilitas

dari bank.

18. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efektif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank

Indonesia.

D. RISIKO HUKUM/ LEGAL RISK

19. Perjanjian kredit telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

20. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima

telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku.

21. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko

bilyet deposito dan buku tabungan yang belum digunakan (kosong), dan blangko bilyet deposito yang telah dicairkan dananya serta buku tabungan yang telah dikembalikan ke bank karena rekeningnya telah ditutup.

E. RISIKO PEMILIK DAN PENGURUS/OWNERSHIP AND MANAGERSHIP RISK

22. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.


(3)

NO DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN 0 1 2 3 4

23. Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku

24. Direksi bank dalam melaksanakan kegiatan operasional

tidak melakukan hal-hal yang cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga dan grupnya atau berpotensi

merugikan bank.

25. Dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan.


(4)

KUESIONER PENILAIAN FAKTOR MANAJEMEN PT. BPR KBM GRESIK Tahun 2014

Berilah tanda X pada kolom yanga tersedia. Skala Penilaian:

Nilai 0 = mencerminkan kondisi lemah Nilai 1-3 = mencerminkan kondisi antara Nilai 4 = mencerminkan kondisi baik

NO DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN 0 1 2 3 4

1. MANAJEMEN UMUM

A. STRATEGI/SASARAN

1. Rencana kerja tahunan bank digunakan sebagai dasar

acuan kegiatan usaha bank selama satu tahun.

B. STRUKTUR

2. Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas.

3.Bank memiliki batasan tugas dan masing-masing

karyawannya yang tercermin pada kegiatan wewenang yang

jelas untuk operasionalnya.

C. SISTEM

4.Kegiatan operasional pemberian kredit telah dilaksanakan

sesuai dengan sistem dan prosedur tertulis.

5. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan

laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6.Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap

semua dokumen penting.

7. Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan terhadap

perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya.

D. KEPEMIMPINAN

8. Pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat

operasional dilakukan oleh direksi secara independen.

9. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan

bank yang dihadapi serta senantiasa melakukan


(5)

NO DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN 0 1 2 3 4

10. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi disiplin kerja serta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan.

2. MANAJEMEN RISIKO

A. RISIKO LIKUIDITAS/ LIQUIDITY RISK

11. Bank melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan

dan kewajiban

12. Bank senantiasa memelihara likuiditas dengan baik yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya kesulitan likuiditas.

B. RISIKO KREDIT/CREDIT RISK

13. Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.

14. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan

terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan & kepatuhan

debitur dalam memenuhi kewajibannya.

15. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan

terhadap agunan.

C. RISIKO OPERASIONAL

16. Bank menerapkan kebijakan pembentukan penyisihan

penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian.

17. Bank tidak menerapkan persyaratan yang lebih ringan

kepada pemilik/pengurus bank untuk memperoleh fasilitas

dari bank.

18. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efektif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank

Indonesia.

D. RISIKO HUKUM/ LEGAL RISK

19. Perjanjian kredit telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

20. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima

telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku.

21. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko

bilyet deposito dan buku tabungan yang belum digunakan (kosong), dan blangko bilyet deposito yang telah dicairkan dananya serta buku tabungan yang telah dikembalikan ke bank karena rekeningnya telah ditutup.

E. RISIKO PEMILIK DAN PENGURUS/OWNERSHIP AND MANAGERSHIP RISK

22. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.


(6)

NO DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN 0 1 2 3 4

23. Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku

24. Direksi bank dalam melaksanakan kegiatan operasional

tidak melakukan hal-hal yang cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga dan grupnya atau berpotensi

merugikan bank.

25. Dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan.


Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT BPR Syariah Sragen).

0 0 17

PENDAHULUAN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT BPR Syariah Sragen).

0 0 11

ANALISIS CAMEL UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BPR SURYA MAS Analisis Camel Untuk Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Pada Pt. Bpr Surya Mas Surakarta.

0 2 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMEL PADA PT.BPR-LPN PANAMPUNG.

0 0 8

Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

2 8 194

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat [BPR] : studi kasus pada BPR Shinta Bhakti Wedi.

0 0 128

Analisis tingkat kesehatan Bank perkreditan rakyat ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)

0 1 121

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat [BPR] : studi kasus BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari - USD Repository

0 1 154

Penilaian predikat tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan metode camel : studi kasus pada PT BPR DUTA GAMA pada periode tahun 2005 sampai 2007 - USD Repository

0 1 137

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode camel : studi kasus pada PT. BPR Shinta Daya periode tahun 2007 sampai 2009 - USD Repository

0 0 139