tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank
Kriteria metode CAMEL terhadap penilaian kesehatan keuangan bank
ditetapkan dalam empat predikat tingkat kesehatan bank yaitu sebagai berikut: Tabel II.2 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Keuangan Bank
Nilai Kredit Kredit
81 – 100
Sehat 66 - 81
Cukup Sehat 51 - 66
Kurang Sehat 0 - 51
Tidak Sehat
Sumber: SK DIR BI Nomor: 3021KEPDIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank
F. Komponen CAMEL
1. Capital Permodalan
Menurut Taswan 2006, “Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk
membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.”
Menurut Kuncoro dan Suhardjono 2002 Capital Adequacy, adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam
mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-
risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa modal adalah dana
investasi yang dimiliki oleh pemilik perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya sehingga menghasilkan laba.
Perhitungan capital adequacy ini didasarkan atas prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar
persentase tertentu risk margin terhadap jumlah penanamannya. Perbankan diwajibkan memenuhi Kewajiban Penyertaan Modal Minimum
KPMM, atau dikenal dengan CAR Capital Adequacy Ratio, yang diukur dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko ATMR.
Rasio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti
dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. Dendawijaya, 2003
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot
risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0 dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100. Dengan demikian ATMR
menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam
jumlah yang cukup. Susilo, 2000
Berdasarkan ketentuan yang berlaku maka bank diwajibkan memelihara penyediaan modal minimum KPMM sekurang-kurangnya
sebesar 8 dari ATMR. Sedangkan modal disini adalah: a.
Modal inti yang meliputi: modal disetor, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, rugi
tahun lalu, laba tahun berjalan, rugi tahun berjalan, goodwill b.
Modal pelengkap yang meliputi: cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif maksimum 1,23
ATMR, modal pinjaman, pinjaman subordinasi maksimum 50 modal inti
Secara rinci bobot resiko aktiva tertimbang menurut risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:
: 1. Kas 2.
Emas dan Mata uang Emas 3.
SBI 20
: 1. Giro, deposito berjangka, sertipikat deposito 2. Kredit kepada bank lain dan pemerintah
3. Kredit yang terjamin bank lain atau PEMDA 50
: Kredit Pemilikan Rumah KPR yang dijamin hipotik pertama dengan tujuan untuk dihuni.
100 : 1. Tagihan kepada atau tagihan yang dijamin oleh surat
berharga yang diterbitkan dijamin oleh: a.
BUMD b.
Perorangan c.
Koperasi d.
Perusahaan Lainnya e.
Lain-lain 2. Aktiva Lengkap dan Inventaris
3. Aktiva lainnya selain aktiva tersebut diatas
2. Asset Quality Kualitas Aktiva